72. SECRET?

7K 541 26
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Tebarkan komen sebanyak-banyaknya!

Aku mau buat target, ya. 250 readers, 45 vote, 50 komen. Kalau tembus aku langsung update!

Happy reading.

***

72. SECRET?

"Aku mengetahui semua perlakuan bejatmu," ucap Felisia saat memeluk tubuh Leon di depan rumah sakit. Kebetulan Davandra telah pulang duluan. Dan tidak sengaja Felisia bertemu dengan Leon.

Dari kejauhan, Dani melihat kejadian itu. Dani yang baru saja datang melihat pemandangan tidak enak itu. Matanya terasa panas dan dia langsung menghampiri Felisia dan menarik tangan Felisia menjauhi Leon ke arah motor sederhana milik Dani. Raut wajah Dani terlihat kesal dan cemburu. Walaupun, Dani tahu, kalau Leon lebih darinya. Leon memiliki segalanya. Tapi, Leon adalah mantan pacar gelap Felisia.

"Aku tidak suka kalau kamu berhubungan lagi dengan masa lalumu," kesal Dani.

"Aku tidak bakalan pernah berhubungan dengan pria yang telah merusak kesucianku sebagai wanita," ucap Felisia.

"Masa lalu hanya sampah. Dan, cintaku hanya untukmu, masa depanku," lanjut Felisia lalu tersenyum ke arah Dani dan memeluk Dani erat. Dani melepaskan pelukan itu lalu meninggalkan Felisia sendirian menuju motornya.

----oOo----

"Enaknya, setelah tamat SMA, ngapain, ya?" tanya Gevin.

"Nikah!" seru Bayu.

"Wah-wah, boleh juga, tuh," timpa Bryan.

Gevin menatap tajam ke arah Bayu lalu dia merangkul Bayu erat. "Saran yang bagus, gue akan menikahi Inces Lala. Tapi, setelah kami diterima di universitas impian kami."

"Yang jomblo harap diam," celutuk Bayu lalu melepaskan rangkulan Gevin.

Albarian, Bryan, Gevin, dan Bayu jalan ke arah parkiran sekolah. Dari kejauhan, terlihat Karina yang berlari ke arah Albarian. Gadis itu memeluk Albarian daei belakang. Albatian melepaskan pelukan gadis itu.

Albarian membalikkan badannya lalu menatap dalam Karina. "Lo kayak setan. Datang dengan tiba-tiba!" ketus Albarian.

Karina memanyunkan bibirnya. "Kok gitu, sih.  Aku kan calon istrimu."

"Ciee, yang sebentar lagi mau married," ujar Bayu terlihat tersenyum bahagia. "Apalah daya gue yang nggak laku, masa nggak ada yang mau sama cowok tampan seperti gue?"

Albarian menatap tajam Bayu yang telah naik ke atas motornya, Bayu.

"Mata lo, biasa aja kali, Al!" seru Bayu. "Gue colok pakai pisau baru tahu rasa."

Dari kejauhan terlihat, Inces Lala dan Nancy berjalan ke arah parkiran, lebih tepatnya ke arah Bryan dan Gevin.

"Hai, semuanya," sapa Nancy dan Inces Lala.

"Ayo kita pulang, sayang," ucap Bryan kepada Nancy lalu menarik tangan Nancy. Bryan membantu Nancy mengenakan helm. Setelah selesai mereka berdua naik motor yang sama. Dan beranjak dari parkiran itu.

"Kami duluan, ya, semuanya," pamit Nancy sebelum beranjak dari parkiran

Cup.

Gevin mengecup mesra pipi Inces Lala. Inces Lala tersenyum.

Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang