Zelia sedang duduk di kursi ruangan UKS sambil menjulurkan kedua kaki kanannya ke atas kursi satunya lagi. Di samping Zelia, Albarian sudah berdiri sedari tadi, menunggu gadis itu. Cowok itu hanya ingin bertanggung jawab, nggak lebih.
Dokter yang duduk di depan Zelia, memegang kaki Zelia perlahan-lahan sambil mengurutnya.
Dokter wanita itu menatap ke arah Zelia. "Kamu harus tahan sedikit, ya. Ini akan terasa sangat sakit."
"Dokter, jangan patahin kaki saya!" rengek Zelia. Gadis itu berteriak-teriak takut seperti cacing kepanasan sebelum Dokter itu mematahkan kakinya.
Albarain menatap ke arah Zelia. "Maafin gue, ya."
Zelia menoleh ke arah Abarian sambil mengerutkan keningnya heran. "Kenapa lo minta maaf?"
"Ya, karena gue udah buat lo celaka- argh!" Sontak Albarian merintih kesakitan saat salah satu tangannya digigit oleh Zelia.
Zelia mengeluarkan beberapa tetes bulir air mata karena menahan sakit. Kakinya dipatahkan oleh Dokter itu.
"Ma-maaf," ujar Zelia berkaca-kaca kepada Albarian.
"Nggak papa, ini nggak sakit, kok." bohong Albarian. Sebenarnya itu sangat sakit, karena dia terkejut mendapatkan gigitan Zelia. Mana gigitannya kuat lagi, sampai meninggalkan bekas.
"Satu lagi," ujar Dokter.
"Dok, jangan, dok, sakit!" bantah Zelia sambil merengek-rengek.
"Udah, lo tenang aja, gigit aja tangan gue," ucap Albarian sambil menjulurkan tangannya ke arah Zelia. Sontak Zelia mengigit kuat tangan Albarian saat Dokter mematahkan kaki kirinya.
Zelia terus menatap ke arah Albarian yang menggigit bibir bawahnya sambil menahan sakit. Antara kasihan dan sakit. Bagiamana pun Zelia tidak sanggup menahan patahan kakinya. Albarian tersenyum ke arah Zelia sambil mengangguk, seolah-olah mengisyaratkan gadis itu untuk menggigit lebih keras lagi jika merasa sakit.
Maafin, gue, batin Zelia.
Zelia mengigit sekuat-kuatnya tangan Albarian.
Dokter melepaskan tangannya dari kaki Zelia, menatap ke arah gadis itu. "Udah selesai. Sekarang kamu udah boleh jalan."
Zelia melepaskan gigitannya, mengalihkan pandangannya dari Albarian yang sedang meniup-niup tangannya yang memerah akibat bekas gigitan Zelia. "Makasih, Dok."
"Albarian!"
Dari pintu UKS terdengar suara melengking seorang gadis yang memanggil nama Albarian. Albarian tidak terlalu asing dengan suara gadis itu. Suara gadis yang selalu membuatnya tempramen. Gadis itu menghampiri Albarian yang sedang meniup-niup tangannya yang sakit.
"Tangan lo, kenapa?" tanya Karina mengambil tangan Albarian yang memerah denga bekas gigitan.
Karina mendongak ke arah Albarian. "Lo jadi kanibal? Lo gigit tangan lo sendiri?"
"Hm," jawab Albarian dingin. Sedangkan Zelia hanya bisa menatap mereka berdua secara bergantian.
Zelia bangkit lalu berdiri di samping Albarian. "Makasih." Setelah itu, Zelia melangkah pergi meninggalkan ruangan UKS.
"Zelia!" panggil Albarian sontak langkah kaki Zelia terhenti.
"Albarian!" rengek Karina cemburu. Dia menatap kesal ke arah Albarian, melempar jauh tangan Albarian yang dia pegang. "Aku tunangan kamu. Kenapa kamu panggil dia?"
Albarian sedikit menundukkan kepalanya, menatap tajam bola mata Karina. "Gue kan nggak pernah mengatakan kalau lo itu tunangan gue. Lo itu sahabat gue. Lo ingin melihat gue bahagia, kan? Jadi biarkan gue bahagia dengan pacar gue."
"Ha? Sejak kapan kamu punya pacar. Kamu aja nggak berani deketin cewek. Aku tahu kamu memang sangat tampan. Tapi kamu sangat tempramen, mana ada orang yang mau sama kamu, kecuali aku." ucap Karina. "Siapa pacar kamu?"
"Zelia." jawab Albarain sontak Zelia membalikkan badannya, menatap tajam bola mata Albarian.
"Ha?!" Karina terkejut.
_ALBARIAN_
Tbc..
Jangan lupa bintang di pojok kiri, coment dan bagikan ke teman-temannya atau Instagram atau twitter, terimakasih.
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Roman pour Adolescents"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...