33. LO ITU PUNYA GUE!

12.3K 1.1K 23
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Happy reading.

***

33. LO ITU PUNYA GUE!

"Makasih tumpangannya," ujar Zelia turun dari motor sport Davandra.

Terlihat jalan masuk ke dalam SMA Savard sangat ramai siswa-siswi yang berlalu lalang masuk ke dalam sekolah itu.

Dari kejauhan, sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti di parkiran SMA Savard. Albarian keluar dari mobilnya yang diikuti oleh Karina. Cowok itu melihat Zelia di depan gerbang sekolah tengah berdiri dengan Davandra, kelihatannya mereka berangkat bareng, pikir Albarian.

Raut wajah Albarian terlihat cemburu. Dia berjalan menghampiri Zelia dengan perasaan cemburu.

"Al!" panggil Karina. "Tunggu gue!"

Karina berlari mengikuti Albarian dari belakang.

Saat sampai di dekat Zelia, Albarian menarik tangan Zelia yang masih mengenakan helm masuk ke dalam gerbang sekolah. Sedangkan Karina berhenti di hadapan Davandra.

"Kakak kenapa di sini?" tanya Karina heran.

"Habis nganterin Zelia," jawab Davandra lalu menghidupkan motornya dan beranjak pergi dari sana.

"Keknya mereka berdua bakalan bertengkar," gumam Karina sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Dari koridor kelas XII.

"Lo nggak boleh deket-deket sama dia," ujar Albarian mengiring Zelia menuju kelasnya.

"Aduh, mereka couple goals, ya?"

"Iya, cinta mereka unik, kek tai ayam, panas-panas gimana gitu."

"Kapan mereka putus, sih?"

"Keknya bentar lagi putus, tuh."

"Nggak mungkin, mereka aja kek setan kena yasinan."

Zelia terus melirik ke arah siswi-siswi yang membicarakannya.

Albarian masuk ke dalam kelas XII IPS 2 lalu mendudukkan gadis itu di bangkunya, Zelia. Zelia membuka helmnya lalu meletakkannya di atas meja.

Zelia memasang wajah manyun sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia mengalihkan pandangannya dari Albarian. Cowok itu sedikit menundukkan kepalanya ke arah gadis itu.

"Kenapa lo berangkat bareng dengan Davandra?" tanya Albarian cemburu.

Zelia melepaskan lipatan tangannya lalu menoleh ke arah Albarian.

"Hey, you!" ujar Zelia sambil menunjuk-nunjuk ke arah Albarian.

"Lo tu nggak jemput gue. Eh, malah perginya bareng Karina. Hmm, bagus, lanjutkan perselingkuhannya," lanjut Zelia.

"Gue bareng dia karena gue dipaksa sama bokap gue bego. Lagian dia cuman teman gue," sanggah Albarian.

Zelia bangkit lalu menatap malas Albarian.

"Temen apa demen?" tanya Karina memastikan.

"Temen bego!"

Zelia mengalihkan pandangannya.

"Emang, ya. Cowok itu nggak sadar diri."

"Gue jadiin tumbal buaya juga lo!" ketus Albarian.

Zelia menatap tajam Albarian.

"Serius?" tanya Zelia memastikan.

Albarian mengangguk kasar ke arah Zelia. "Gue always serius. Ga pernah bercanda."

"Oke, lo jual gue beli."

Zelia beranjak dari hadapan Albarian berjalan  menuju koridor kelasnya. Dia melirik ke arah Albarian dari balik jendela.

Zelia melirik ke setiap sudut koridor.

"Yang mau jadi pacar gue, ada nggak?!" teriak Zelia sontak membuat seluruh siswa cowok mengalihkan perhatiannya ke arah Zelia.

Mereka semua menghampiri Zelia dengan bergerombolan.

"Jadi, pacar gue aja, Ze."

"Gue mau jadi pacar lo, Ze."

"I love you Zeliaaaa!"

"Gue mau kok diduain, Ze."

"Jadi, selingkuhan lo gue juga mau, Ze."

"Sama gue aja, Ze. Gue yakini kalau lo bakalan puas setiap hari."

"Jangan dengerin mereka semua, Ze. Sama gue aja, big size. Pasti lo bakalan bahagia."

"Otak kalau kurang asupan agama, ya, jadi gini," ujar salah satu cowok sambil menepuk malas jidatnya."

Zelia kembali melirik ke arah Albarian dari balik jendela.

"Zelia dilawan," gumam Zelia sambil mengangkat satu alisnya ke arah Albarian yang terlihat cemburu dari balik jendela.

"Awas aja lo, dugong. Gue jadiin bahan pesugihan juga lo," gumam Albarian kesal dan cemburu.

Albarian beranjak dari dalam kelasnya menuju koridor. Dia berdiri di sebuah kursi yang terletak di tengah-tengah koridor.

Albarian menyunggingkan senyuman miringnya ke arah Zelia lalu mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

"Ada yang mau jadi pacarnya babang tamvan, nggak?" teriak Albarian. Cowok dengan baju keluar dan dasi yang berantakan.

Sontak, seluruh gadis-gadis yang berada di koridor itu, bergerombolan menghampiri Albarian.

"Kak, Al. Aku mau jadi pacar, kakak."

"Oppaaa, saranghaeyo."

"Aduh, mas ganteng, jadiin aku selingkuhan, dong."

"Masa depan gue sudah terlihat jelas."

"Mak! Calon menantu idaman emak ada di sini!"

Albarian terus menenangkan gadis-gadis yang histeris di hadapannya sambil memasang wajah tengil. Cowok itu melirik ke arah Zelia sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong celana. Dia menaikkan satu alisnya.

Zelia menatap cemburu Albarian.

"Cari lawan, lo. Awas aja, gue talak tiga!" gumam Zelia kesal dan cemburu sambil menghentakkan kakinya.

Zelia beranjak dari segerombolan cowok-cowok itu menuju ke arah Albarian. Gadis itu mencoba untuk masuk di segerombolan gadis yang berdiri di hadapan Albarian, hingga akhirnya dia berada di hadapan Albarian.

Zelia mendongak lalu memanyunkan bibirnya cemburu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Albarian hanya menaikkan sudut bibirnya yang membuat Zelia panas.

Zelia membalikkan badannya lalu menatap ke seluruh gadis-gadis yang bergerombolan itu.

"Itu bagong udah punya pawangnya!" seru Zelia sambil menunjuk ke arah Albarian.

"Cemburu, nih," ejek Albarian.

"Huuuuuu," teriak seluruh gadis-gadis itu.

Zelia menoleh ke arah Albarian lalu menarik tangan cowok itu, hingga dia turun dari atas kursi. Gadia itu membawa Albarian masuk ke dalam kelas.

"Lo itu punya gue!" ujar Zelia kesal.

-oOo-

Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang