40. KETAHUAN BERDUAAN DI APARTEMEN?

9.8K 815 6
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Typo bertebaran.

Happy reading.

***

40. KETAHUAN BERDUAAN DI APARTEMEN

Tok.. tok.. tok..

"Zelia buruan!" seru Albarian dari depan pintu kamar mandi.

"Tunggu, sebentar lagi keluar!" sahut Zelia dari dalam toilet.

Byurrrr..

suara guyuran shower terdengar jelas di telinga Albarian.

"Apanya yang keluar?" tanya Albarian terkekeh geli.

"Otak lo yang keluar!"

Krekk..

Sekarang Zelia berdiri di depan pintu toilet dengan baju piyamannya yang dibelikan oleh Albarian sebelum gadis itu tidur di apartemennya.

"Bajunya pas," ujar Zelia.

Albarian tersenyum ke arah gadis dengan rambut tergerai basah sambil dikeringkannya dengan handuk berwarna biru.

"Cantik," gumam Albarian.

"Gue tahu kalau gue ca-"

Albarian memotong ucapan Zelia dengan manjauhkan gadis itu dari pintu toilet.

"Awas!"

Bruk.

Zelia menatap heran ke arah Albarian yang baru saja menutup pintu toilet.

"Ini, nih. Ciri-ciri manusia yang ingin mengeluarkan tambang emasnya," celutuk Zelia.

Gadis itu menaikkan pundaknya lalu menurunkannya lagi dengan raut wajah datar. Melangkah pergi.

-oOo-

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam.

Zelia tengah berada di dapur yang hanya berbatasan dinding sepundaknya dengan ruang tamu. Gadis itu bisa melihat jelas sisi ruang tamu apartemen jika dia membalikkan badannya.

Gadis itu mengambil mie instan yang ada di dalam kulkas lalu membuka bungkusnya dan memasukkannya ke dalam wajan kecil yang berisi air panas dan bumbunya yang sudah lengkap.

Tangan gadis itu mengambil sendok yang ada di samping wajan lalu mengaduk mie yang ada di dalam wajan itu dengan sebenarnya. Setelah beberapa menit, gadis itu mematikan api kompornya.

Drtdd....

Ponsel Zelia berbunyi dari ruang tamu. Gadis itu meletakkan sendoknya kembali di samping wajan lalu mencuci tangannya dan mengambil satu tisu untuk mengeringkan tangannya lalu membuangnya ke tempat sampah. Dia berjalan ke arah ruang tamu lalu mengambil ponselnya yang berdering-dering dan bergetar-getar di aras meja kaca.

Bunda.

Tangan Zelia mengambil ponselnya lalu mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum, Bunda?" ucap Zelia setelah teleponnya terangkat.

"Wa'alaikumussalam, kamu kemana? Udah jam segini belum pulang?" tanya telepon seberang dengan nada khawatir.

Zelia diam sejenak, memikirkan kata-kata yang akan dia lontarkan atau akan ada salah paham. Bibirnya melekuk, membentuk sebuah senyuman.

Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang