43. MAU BERLIAN ATAU EMAS?

8.9K 784 27
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Typo bertebaran.

Happy reading.

***

43. MAU BERLIAN ATAU EMAS?

Mobil Albarian berhenti di parkiran Transmart. Mereka berdua turun dari dalam mobil. Albarian menghampiri Zelia lalu mengandeng tangan pacarnya itu keluar dari ruangan khusus parkiran mall itu.

Mall yang bisa disebut sebagai Transmart. Sekarang mereka tengah berdiri di depan Transmart yang memiliki empat tingkatan.

Hari ini mereka berdua bakalan bersenang-senang. Menikmati waktu berdua. Mereka bakalan piknik di padang rumput yang luas. Jadi, mereka singgah ke mall dulu buat beli makanan dan kebutuhan lainnya buat piknik. Berdua.

Jomblo harap minggir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jomblo harap minggir

-Albarian

Mereka berdua berjalan gontai di depan mall, terlihat banyak orang yang berlalu lalang masuk ke dalam mall itu.

"Gue belum pernah pergi ke mall ini. Karena gue sadar diri," senyum Zelia mendongak ke arah Albarian.

"Jangan minder, dosa. Kamu nggak bakalan kuat, biar setan aja."

"Teman lo, dong?" todong Zelia.

Albarian menoleh ke arah Zelia.

"Iya, teman gue, sampai-sampai dia tega mengkhianati gue," ujar Albarian sedikit berdrama sedih. "Coba lo bayangin. Masa dia godain lo, kan, jahat!"

"Setan aja godain gue. Masa lo nggak?"

"Kampret," damprat Albarian. "Jadi, lo nyamain gue sama setan?"

"Kenyataannya, bisa dibilang bergitu."

Mereka terus melangkah dan menaiki anak tangga yang menghubungkan lobby mall lalu melangkah masuk. Terlihat orang yang berlalu lalang kesana-kemari. Dan juga ada pasangan kekasih lainnya yang menikmati apa itu keindahan cinta remaja.

Mall yang memiliki empat lantai. Yang masing-masing lantai memiliki jenis-jenis barang jualan yang berbeda. Di sekililing mereka terlihat berbagai macam toko makanan di lantai satu. Mulai dari KFC, roti O, pizza, donat, dan lain-lain.

Zelia mendongak ke arah Albarian yang masih setia mengenggam erat tangannya. "Bagaimana kalau kita nonton bioskop dulu?"

Albarian melepaskan genggamannya tanpa menjawab pertanyaan Zelia. Dia berjalan beberapa langkah ke depan melihat toko perhiasan. Cowok itu menoleh ke arah Zelia yang terlihat manyun di belakang sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo mau berlian? Atau emas?" tawar Albarian.

Aduh, anak sultan. Yang mau pc, ya? Wkwkwk.

Saat mendengar ucapan Albarian raut wajah Zelia berubah seketika, bahagia. Gadis itu mengulum senyumnya lalu menjatuhkan tangannya. Dia menghampiri Albarian. Tangannya terjulur ke arah tangan Albarian, masuk ke dalam celah jari cowok itu. Erat. Zelia menarik Albarian menjauh dari toko perhiasan itu.

"Gue nggak butuh berlian ataupun emas untuk terlihat bahagia. Gue hanya butuh lo menghabiskan waktu bersama gue. Itu udah lebih dari cukup."

"Karena kenangan yang terindah lebih berharga daripada apapun." lanjut Zelia. "Sekarang kita nonton!" seru Zelia menarik tangan cowok itu menaiki eskalator menuju ke lantai dua.

"Siapa juga yang mau beliin lo berlian ataupun emas? Lagian kalau lu mau. Ya, lo harus open BO."

Deg.

Sakit! Zelia mendongak ke arah Albarian, melepaskan genggamannya. Raut wajah gadis itu terlihat kesal. Ingin rasanya dia menjitak kepala cowok itu sekuat tenaga.

"Terserah lo. Lagian gue nggak butuh barang pemberian dari lo!" ketus Zelia manyun lalu mengalihkan wajahnya dari Albarian.

"Serius?" tanya Albarian memastikan.

Zelia menoleh lalu menatap tajam Albarian. "Lo kira gue bercanda!"

"Buktiin!" tegas Albarian.

Mereka melangkah satu langkah setelah sampai di lantai dua.

"Oke!" Zelia mendongak.

"Balikin dress yang gue beli, sekarang!" Albarian tersenyum miris.

Deg.

"Apa-apaan ini," batin Zelia. "Sudah gila, nih anak."

"Ayo!" tegas Albarian.

Dengan nekat Zelia melepaskan satu lengan dress-nya di hadapan cowok itu. Bukan hanya cowok itu, tapi di hadapan semua orang yang terlihat ramai berlalu lalang di lantai dua mall. Di lantai ini, terlihat toko-toko baju, berbagai macam jenis.

Dengan reflek, Albarian membuka jaketnya lalu menutupi tubuh Zelia setelah gadis itu melepaskan satu lengan dressnya, hingga melihatkan bahunya yang putih mulus. Untung nggak ada yang lihat.

"Anjir, kenapa lo nekat?" tanya Albarian sedikit menunduk ke arah Albarian.

Zelia mendongak ke wajah cowok itu. "Karena gue nggak pernah pura-pura dengan omongan gue."

Albarian tersenyum kecil ke arah Zelia. "Tetaplah bersama gue."

Zelia mendongak. "Gue di sini bego!"

"Benerin dress lo!" seru Albarian, melirik ke setiap sisi lantai. Semua orang terus memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan. Ini tempat umum.

Gadis itu kembali memasangkan lengan dressnya yang dilepasnya tadi. Albarian membiarkan jaket berwarna hitam miliknya di tubuh Zelia. "Lo pake aja, gue ga mau orang lain menatap lo. Karena gue benci tatapan mereka kepada lo."

Zelia menoleh ke arah Albarian, menatap cowok itu dalam. Perlahan-lahan dia menyodorkan bibirnya di telinga cowok itu.

"Jagalah gue. Karena gue lebih berharga dari emas dan berlian," bisiknya lirih.

-oOo-

Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang