13. TAWURAN [2]

37.3K 2.2K 187
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Happy reading.

***

13. TAWURAN [2]

"Apa?" tanya Fenny ketus.

"Lo nggak mau kan sekolah kita hancur? Kami ingin minta bantuan lo buat ngelawan geng Foster, kita akan ngumpulin semua siswa-siswi yang tersisa. Tenang nanyi gue traktir bakso Mpok Jainab. Oghey!" jelas Nancy sambil melingkarkan jari tangannya seperti angka nol.

"Oghey." balas Fenny.

Mereka bertiga kembali masuk ke dalam sekolah. Fenny langsung menutup pagarnya, tidak ada siapapun yang bisa keluar lagi.

Tiba-tiba saja seluruh siswa-siswi ribut dan heboh karena Fenny menutup pagarnya. Mungkin tersisa lima puluh siswa-siswi lebih di dalam sekolah. Kebetulan geng Foster sudah masuk ke dalam sekolah jauh dari mereka, tidak terlihat batang hidungnya sedikitpun.

"Lo semua denger, ya! Kalian nggak mau sekolah hancurkan oleh cowok bangsat itu. Dia beranggotakan dua puluh orang sedangkan geng sekolah kita cuman empat orang, pasti mereka akan kalah. Ingat! Mereka teman kita, mereka telah melindungi kita dari ancaman apapun. Mereka telah melindungi sekolah kita dari geng bangsat itu. Jadi, Ayok! Kita bantu mereka buat melawan geng bangsat itu!" ucap Fenny memberikan pengumuman dengan sangat jelas.

"Ayok!"

Krik...krik...krik....krik..

Hanya Inces Lala saja yang berteriak histeris, sedangkan siswa-siswi lainnya diam tanpa ekspresi sambil menatap ke arah Inces Lala. Inces Lala histeris karena apel gigitnya hancur.

"Ayok!" pekik seluruh siswa-siswi tiba-tiba sontak Fenny menoleh ke arah Zelia dan Nancy yang tersenyum di sampingnya.

Flashback off.

Setelah selesai mengintip pertengkaran antara geng Zagas dan Foster, Zelia memberikan aba-aba kepada seluruh siswa-siswi yang telah siap dengan senjatanya masing-masing seperti, sapu, kemoceng, balok kayu, gayung, tongkat pramuka, dan lain-lain.

Zelia membagi dua kelompok sebelum mereka memulai aksinya. Yang satu di lantai atas yang dipimpin oleh dia sendiri dengan Nancy, sedangkan yang satunya lagi di depan lorong masuk sekolah yang menghubungkan lapangan basket yang dipimpin oleh Fenny dan Inces Lala.

"Setelah gue memberikan aba-aba kalian berdiri, oghey!" ujar Zelia yang diangguki seluruh siswa-siswi. Zelia bangkit menatap ke arah tawuran yang sedang berlangsung.

"Hai!" panggil Zelia berteriak deras ke arah bawah sontak mereka semua menghentikan pertengkarannya dan menoleh ke arah Zelia.

"Aduhh!! Mantan ganteng banget sih sekarang! Tapi, sayang, hati lo tetep busuk dari zaman ketumbar sampai zaman now!" teriak Zelia ke bawah dengan nada ejekan yang khas.

Zelia masih khas dengan rambutnya yang kuncir satu. Dia cantik, tapi agak terlihat tomboy, tapi lebih banyak feminimnya, sih, cuman rambutnya saja yang berbeda.

"Zelia," gumam Davandra menatap heran ke arah Zelia, Zelia membalas tajam tatapan cowok itu dari lantai bawah.

"TARIK SIS!" titah Zelia sontak seluruh siswa-siswi di lantai atas berdiri dari persembunyiannya, menatap bengis ke arah geng Foster.

"SEMONGKO!" sahut mereka semua serentak.

"Njir! Mereka mau ngapain? Mau demo? Itu satu komplek dikumpulin?" tanya salah satu anggota Foster bertubi-tubi kepada teman di sebelahnya.

Albarian yang tergeletak sedari tadi sambil memegang tepi bibirnya yang memar, menatap ke arah Zelia sambil tersenyum kecil.

"Gue suka gaya, lo," gumam Albarian.

"Gimana? Serang jangan?!" tanya Zelia melirik ke seluruh siswa-siswi yang menjulurkan devil senjata yang dipegangnya ke arah geng Foster.

"Gimana nih, Dav? Mereka banyak," bisik salah satu anggota Foster kepada Davandra dari bawah.

"Lo kalau pengecut mendingan lo balik aja ke salon." ketus Davandra, menatap sinis ke arah anggotanya itu.

"KUE PUTU LEWAT!!!!" pekik Fenny keluar dari lorong dengan nada khasnya lalu memakan kue putu sontak seluruh orang menoleh ke arah sumber suara itu.

Fenny, Inces Lala dan rombongannya berjalan gontai di lorong utama sekolah sambil menatap bengis ke arah geng Foster. Terutama Inces Lala yang menatap seperti ingin menerkam ketua gengnya.

"Ah, mantap," ujar Bayu tergeleng-geleng, menatap kagum ke arah Fenny.

"Njir, gimana ini, Dav? Mereka tambah banyak," bisik anggota Foster yang tadi kepada Davandra.

"Udah gue bilang, mendingan lo balik aja ke salon!"

"Serang!" titah Davandra langsung memulai perperangan dengan geng Zagas sebelum diserbu oleh emak-emak komplek alias siswa-siswi lainnya.

"TURUN GUYS!" titah Zelia deras dari lantai dua mereka semua berhamburan turun menyerang geng Foster.

"KUE PUTU MAJU!!" titah Fenny sambil mengunyah kue putu yang ada ditangannya dan berlari dengan bobotnya yang besar, mereka semua juga berlari ke arah geng Foster.

Di sinilah tawuran yang sesungguhnya dimulai!

Bruk!

Brak!

Argh!

Bruk!

Argh!

Aduh gustiiiiii, konde gue lepas!!

Sepatu gue mana?!

Woi duit gue siapa yang nyuri?!

Njir, dompet gue mana?!

Apel gigit gue!!!

Siapa yang ngepet, njir!

Emak! Gigi gue copot!

Muka gue!! Tulung skincare mahal!!

JANGAN TINGGALIN AKU!!

Bruk!

Ah, rasanya, mantap!

Zelia!!

Bruk!

_ALBARIAN_

Aku udah rajin banget update lho. Umpama setiap hari aku update dengan dua cerita. Aku harap kalian bisa menghargainya dengan memberikan vote atau coment atau bagikan ke teman-temannya.

Jangan lupa mampir ke cerita ku yang di sebelah, ya.

Semoga suka.

See you next part!



Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang