23. OPEN B.O

17.7K 1.4K 64
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Happy reading.

***

23. OPEN B.O

"Pacar!"

"Calon Bunda dari anak-anaknya mas ganteng!"

"Ngepet yuk!"

Cowok dengan jaket denim tengah berteriak-teriak di depan teras rumah yang terlihat sederhana. Ya, itu adalah rumah Zelia.

Semenjak dekat dengan Zelia. Albarian melihat sisi kebobrokannya.

Tiba-tiba saja, seseorang wanita paruh baya datang dari samping rumah sambil membawa keranjang yang berisi baju-baju yang akan dijemur kek harapan.

"Kamu, Albarian, kan?" tanya Felisia lalu meletakkan keranjang bajunya di lantai teras.

"Iya, Bunda."

Albarian mengambil tangan wanita paruh baya itu lalu menyalaminya.

"Calon menantu idaman emak-emak komplek," lanjut Albarian sambil memperbaiki jaket denim berwarna hitam dengan dalaman kaos putih dan celana panjang berwarna hitam juga.

Felisia tertawa kecil. "Kamu udah Bunda booking."

"Astaghfirullah, aku nggak open BO, Bunda," balas Albarian dengan tampang polosnya.

"Apa itu open BO?" tanya Felisia heran.

Albarian menelan susah salivanya.

"Itu, Bund. Belanja online," jawab Albarian sambil tersenyum kecil.

"Zelia-nya ada, Bunda?" lanjut Albarian bertanya.

"Ada di dalam. Masuk aja, Bunda mau jemur pakaian dulu," jawab Felisia lalu beranjak dari hadapan Albarian menuju jemuran kain yang berada di samping rumahnya.

"Oke, Bundanya Zelia calon mertuanya mas ganteng."

Felisia menoleh tajam ke arah Albarian. Cowok itu sedikit gemetaran lalu menelan susah salivanya.

Tatapan apa itu? Batin Albarian.

"Aamiin," ujar Felisia tersenyum kecil kepada Albarian lalu melanjutkan langkah kakinya lagi ke tujuan awal.

Albarian menghela nafas lega.

"Untung saja calon mertua ku bukan teroris," gumam Albrain lalu melangkah masuk ke dalam rumah Zelia.

Albarian sekarang tengah berdiri di ruang tamu sambil melirik ke seluruh sisi ruangan untuk mencari seorang gadis yang suka hilang kek setan.

"Zelia!" panggil Albarian.

"Woi! Makhluk astral!"

Zelia langsung menampakkan kepalanya sedangkan badannya tertutup di balik krai pintu yang mengarah ke dapurnya.

"Anjir, beneran makhluk astral. Cuman ada kepala doang," celutuk Albarian.

Zelia menghampiri Albarian dengan pakaian rapinya. Gadis itu mau berangkat kerja. Dua berkerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia tidak mau ayahnya sendiri yang menanggung beban keluarga.

"Udah pernah rasain telinga kejepit setan belum?" tanya Zelia menatap Albarian tajam.

"Pernah, setannya lagi berdiri di depan gue."

"Arkh!"

Albarian merintih kesakitan saat telinganya dijewer oleh Zelia.

"Dasar pacar nggak ngotak! Gue santet juga lo!" geram Zelia.

"Mana makasa gue lagi buat jadi pacarnya," lanjut Zelia.

Zelia menghentikan aksinya lalu berjalan menuju pintu depan. Sedangkan, Albarian memegang telinganya yang sedikit perih dan memerah akibat jeweran setan kesayangannya.

Zelia menghentikan langkahnya di pintu depan.

"Supir!" panggil Zelia kepada Albarian yang masih berdiri di belakangnya.

"Tolong anterin ratu sejagad yang paling cetar membahana ulala beibeh ini ke cafe karena dia mau cari nafkah buat suami yang nggak guna," lanjut Zelia dengan gaya alaynya sambil menyindir Albarian.

Ingin rasanya Albarian menjadikan Zelia sebagai tumbal di pesugihan.

Tapi, sayang.

Udah terlanjur cinta.

Albarian menghampiri Zelia.

"Sadar ya, mbak," balas Albarian.

Zelia menoleh tajam ke arah Albarian lalu menusuk-nusuk lembut pipi pacarannya itu.

"Mas pacar, anterin aku, ya. Kamu ganteng deh," puji Zelia ketika ada maunya.

"Pacar siapa dulu, pacar Setan/Iblis," ucap mereka berdua serentak.

Zelia menatap sinis Albarian begitu juga dengan Albarian.

"Sesama titisan nggak boleh ngehina, ya," celutuk Zelia.

Zelia beranjak dari depan pintu.

"Bunda, aku pergi dulu, ya."

"Iya, hati-hati!" sahut Felisia dari samping rumah yang tengah sibuk jemurin kain.

Albarian berlari kecil mengejar Zelia yang telah duluan ke arah motor cowok itu.

"Woi, bagong! Tunggu gue!"

"Bunda, Mas ganteng pamit dulu!" pamit Albarian.

"Iya! Jangan lupa open BO-nya!"

Impresif.

-oOo-

See you next part!



Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang