"Ngapain lo ngantarin gue?" tanya Zelia kesal menatap ke depan jalan raya.
Albarian sedang mengendarai mobil sportnya, fokus. Jalan raya terlihat ramai oleh pengendara lainnya. Mobil Albarian membelah jalanan dengan santainya. Maklum memang anak jalanan dia. Bukan anak jalanan yang dipungut. Tapi, maksudnya anak motor yang pindah profesi menjadi anak mobil untuk sementara. Tiba-tiba saja Zelia mengusiknya dengan pertanyaan sontak Albarian berdecak kesal.
"Ck, ganggu aja lo. Gue lagi fokus nyetir, nih." Albarian berdecak kesal.
"Hmm, dasar cowok aneh."
"Bisa diam nggak, lo tu buat gue gagal fokus."
"Karena gue cantik? Gue tahu, kok. Bilang aja lo suka sama gue," ucap Zelia dengan penuh percaya diri.
"Ck, siapa juga yang suka sama lo."
"Buktinya aja, lo bilang kalau gue pacar lo."
"Ge'er lo. Gue berkata seperti itu karena gue males ngeladenin Karina."
Tiba-tiba saja Zelia bertingkah aneh. "Awas!" pekik Zelia histeris menatap tajam ke depan.
"Ada apa?!" teriak Albarian menatap heran ke depan sambil melirik kesana-kemari. Cowok itu berpikiran kalau dia akan menabrak seseorang karena mobilnya yang melaju kencang.
"Awas, nanti lo jatuh cinta sama gue," ucap Zelia santai sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Bisa aja Zelia, ya. Masa dia yang ngombalin Albarian. Dasar cewek genit.
Albarian menoleh ke arah Zelia yang masih sibuk tertawa kecil. Terlihat mata Albarian yang menatap Zelia dengan tatapan penuh makna. Cowok itu menghentikan mobilnya di tepi jalan.
Zelia menatap heran ke arah Albarian. "Ngapain lo natap gue? Lo suka sama gue?"
"Ck, siapa juga yang natap lo, gue natap tu angkringan buah," ucap Albarian menunjuk ke arah penjual buah lalu menurunkan jendela di samping Zelia.
Perlahan-lahan Albarian menjulurkan kepalanya ke arah jendela di samping Zelia. Sontak Zelia menelan susah salivanya, menatap leher putih nan mulus milik Albarian.
Ini cowok....au ah nggak kuat gue.
Albarian menatap ke arah penjual buah yang ada di tepi jalan. Tapi dia bingung mau beli buah apa. Cowok itu menoleh ke arah Zelia. Wajah mereka berdua berdekatan sontak Zelia kembali menelan salivanya. Terlihat raut wajah Zelia yang malu-malu.
"Btw, orang tua lo suka buah apa?" tanya Albarian. Hembusan nafas cowok itu terasa jelas di wajah Zelia.
"Hmm...anu... seterah...aja," jawab Zelia grogi.
"Jangan grogi gitu." Albarian kembali mengalihkan pandangannya ke penjual buah. "Bang! Saya mau beli satu kilo buah jeruk, satu kilo buah mangga, satu kilo buah apel dan satu kilo buah pir!" teriak Albarian kepada penjual buah.
"Baik!" sahut penjual buah langsung membungkus pesanan Albarian.
Zelia menutup kedua matanya sambil mengatupkan bibirnya. Gadis itu tidak kuat melihat leher Albarian. Leher yang memiliki wangi sangat menyengat di hidung Zelia. Udah tampan, pintar, wangi lagi.
Al, gue nggak kuat. Ngapain lo harus begini. Gue kan bisa mesennya sendiri sama penjual buah. Lo buat gue berhenti bernafas dan lo harus tanggung jawab, batin Zelia.
Setelah selesai membeli buah, Albarian kembali ke posisinya semula. Sedangkan Zelia masih menutup kedua matanya. Albarian meletakkan semua buahnya di kursi belakang lalu menatap Zelia sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.
"Masih ngehalu," ujar Albarian sontak membuat Zelia membuka matanya terkejut.
"Apaan sih?!" Zelia berdecak kesal, mengalihkan pandangannya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Gadis itu terlihat salah tingkah.
"Dasar otak kotor, perlu di beri so klin, nih," ucap Albarian cengengesan sambil menghidupkan kembali mobilnya dan berangkat pergi.
_ALBARIAN_
Tbc ...
Typo bertebaran, huaaaaa....
Jangan lupa bintang di pojok kiri, coment dan bagikan ke ig, twitter, whatsapp, dll atau ke teman-temannya, ya.
Krisarnya:)
Hargai yang berjuang dan lupakan sampah masyarakat alias mantan, oghey.
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Teen Fiction"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...