Putar mulmednya dulu, sesuai dg hati Zelia di part ini.
[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]
Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.
Tebarkan komen sebanyak-banyaknya!
Happy reading.
***
75. SEMUA SUDAH HANCUR!
Bruk.
Bruk.
Davandra tengah mengendarai mobilnya. Dia membelah jalanan yang lumayan padat pengendara. Raut wajah cowok itu terlihat sendu. Dia terus menangis tersedu-sedu sambil membenturkan kepalanya beberapa kali ke arah stir mobilnya.
Betapa hancurnya Davandra dengan semua kenyataan pahit yang didapatinya. Kenyataan pertama, dia harus menerima kalau dia adalah anak haram. Kenyataan yang paling tidak bisa dia terima adalah Zelia yang menjadi adiknya. Gadis yang paling dicintainya, adiknya sendiri, Zelia. Bagi Davandra, bukan soal cinta beda agama. Lebih sulit dari itu, mencintai adik sendiri, satu aliran darah. Apakah dia berdosa sekarang?
"Dia itu adik lo, Dav!"
"Cinta lo itu dosa!"
"Cinta lo itu salah!"
"Tidak ada cinta yang sempurna. Cinta lo itu dosa terbesar lo!"
"Lo seharusnya membuang perasaan itu jauh-jauh. Dasar cowok bodoh!"
Bruk.
Bruk.
Davandra membenturkan kembali kepalanya ke arah stir mobilnya. Dia menangis tersedu-sedu lalu berteriak sambil memukul stir mobilnya. "Aaaaa!"
"Bisa-bisanya lo mencintai adik lo sendiri! Adik kandung lo! Dari rahim yang sama! Dasar bodoh!"
"Lo cowok terbodoh di dunia ini, Dav!!"
Davandra menatap sayu ke depan jalan raya. Dia mendapati Albarian dan Davandra yang tengah keluar dari dalam mobil sport berwarna putih. Mobil sport milik Albarian. Davandra mendongak, menatap hotel Starlight, hotel yang dimiliki oleh papanya, Leon. Hotel bintang lima dengan dua puluh lantai. Hotel yang terlihat mewah. Davandra menyeka air matanya kasar dengan punggung tangannya.
"Ngapain Albarian dan Karina berlari ke arah hotel milik papa?" tanya Davandra entah ke siapa. Cowok itu benar-benar penasaran. Dia langsung melintasi jalanan ke arah hotel Starlight. Dia memarkirkan mobilnya di samping mobil Albarian.
Davandra keluar dari mobilnya. Kemeja putih yang dikenakannya terlihat acak-acakan dan tidak rapi. Begitu juga dengan rambut cowok itu. Cowok itu berlari masuk ke dalam hotel Starlight mengikuti Albarian dan Karina dari belakang.
Di sisi lain, Zelia tengah terbaring lemah di atas kasur di salah satu kamar hotel itu. Matanya terbuka perlahan-lahan. Pandangannya sedikit buram, hingga dia melihat jelas kalau dia sedang berada di sebuah kamar. Dia tidak tahu dia berada di mana. Dia langsung bangkit dan bersandar di headboard.
Dia melihat tubuhnya tidak dibaluti oleh dress yang dikenakannya tadi. Sekarang, dia hanya dibaluti dengan pakaian dalamnya. Tubuh gadia itu tertutup selimut. Dia benar-benar shock saat melihat tubuhnya yang nyaris telanjang. Apa yang telah terjadi dengan gadis itu?
Dari pintu toilet kamar hotel itu terlihat seseorang cowok keluar. Cowok yang hanya mengenakan handuk itu menghampiri Zelia yang tengah duduk di atas kasur. Cowok itu duduk di tepi kasur. Sontak, Zelia terkejut saat melihat wajah cowok itu. Matanya melotot. Dia benar-benar tidak menyangka kalau cowok itu adalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Teen Fiction"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...