55. MAMA?

7.4K 603 38
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Typo bertebaran.

Happy reading.

***

55. MAMA?

Albarian melangkah masuk ke dalam rumahnya setelah mengantarkan Zelia pulang, setelah selesai bekerja di cafe. Cowok itu berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Tapi, langkah kakinya terhenti saat melihat sosok wanita paruh baya dengan rambut bergelombang sedikit pirang di bagian ujungnya yang tengah duduk di atas sofa berasama dengan papanya, Rehan.

"Albarian!" panggil Rehan sambil bangkit memanggil Albarian yang berada di dekat tangga yang menghubungkan lantai dua.

Cowok itu berjalan menghampiri Rehan yang memanggilnya di ruang tengah. Albarian mengenal jelas siapa wanita yang duduk di sofa satunya lagi. Wanita yang telah meninggalkannya bersama papanya sepuluh tahun silam.

"Mama," ujar Albarian.

Wanita paruh baya itu mendongak lalu bangkit menghampiri Albarian yang berdiri di sampingnya.

"Sayang," ujar mamanya, Liona. Setelah sepuluh tahun lamanya Liona meninggalkan Albarian dan Rehan. Sekarang dia kembali lagi. Setelah sakit hati yang dia berikan, hingga tega meninggalkan Albarian seorang diri, demi pria lain. Seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya.

"Maafin, mama," ucap Liona sambil menangis, setelah sekian lama meninggalkan anaknya.

Rehan hanya menatap ke arah Liona dan Albarian yang tidak membalas pelukan Liona. Sesekali Albarian melirik ke arah papanya, Rehan. Raut wajah Albarian terlihat kecewa.

Liona melepaskan pelukannya. Albarian menatap benci ke arah Liona. Liona mengelus-elus wajah Albarian dengan penuh kasih sayang. Albarian menepis tangan Liona. "Mama, kembali untuk kamu, sayang."

"Ngapain mama di sini?" Albarian membuka suara.

"Setelah sekian lama, mama meninggalkan Albarian sendirian. Dan sekarang, mama datang lagi?"

"Apa, mama belum puas buat nyakitin hati Albarian?!"

"Asalkan mama tahu, betapa hancurnya hati Albarian saat mama pergi."

"Saat di mana, Al, masih membutuhkan, mama."

"Albarian benci mama!"

"Al!" seru Rehan kesal dengan sikap Albarian kepada Liona.

Albarian menatap tajam Rehan. "Apa, pa?!"

"Papa, masih mau sama mama?" tanya Albarian.

Albarian menunjuk papa dan mamanya dengan tidak sopan. "Kalian berdua sama saja! Albarian membenci papa dan mama!"

Albarian beranjak dari hadapan Liona dan Rehan menuju tangga lantai dua yang mengarahkan ke arah kamarnya.

"Minggu depan, papa akan nikahin kamu dengan Karina!"

Deg.

Langkah kaki Albarian terhenti saat hendak melangkah satu langkah ke anak tangga yang ada di hadapannya. Cowok itu mengundurkan niat untuk menaiki tangga itu.

"Papa udah bagikan undangan pernikahan kalian berdua," ujar Rehan. "Dan, mama kamu juga setuju."

"Iya, sayang. Mama datang untuk melihat kamu menikah dengan Karina." timpa Liona. "Mama akan menginap di sini selama satu minggu."

Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang