25. PELAYAN CINTAKU

15.5K 1.3K 16
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Happy reading.

***


25. PELAYANAN CINTAKU

"Pelayan!"

Albarian yang tengah duduk di sebuah kursi minimalis dan meja bundar dengan desain minimalis berwarna hitam dan di tengahnya ada sebuah vas bunga yang berisi bunga mawar memanggil seorang pelayan untuk melayaninya.

Dari kejauhan, terlihat seorang pelayan cantik sambil membawa nampan yang diatasnya ada pesanan ke sebuah meja yang terletak di sudut kiri cafe. Pelayan itu meletakkan dua gelas es lemon tea dan spaghetti keju ke meja pembeli itu.

"Silahkan dinikmati," ucap Zelia sopan sambil menundukkan kepalanya.

"Pelayan!" teriak seorang cowok dengan jaket denim kesal dari mejanya yang berada di tengah-tengah cafe.

Zelia menatap miring ke arah cowok itu.

"Andaikan ini di ring tinju, gue tebas kepala tu cowok sampai mampus!" gumam Zelia geram.

Seorang pelayan wanita yang tengah membawa nampan dengan beberapa gelas ice dalgona di atasnya menghampiri Zelia.

"Ze," ucapnya. "Tolong lo layani cogan itu dong!"

Zelia sedikit terkaget dengan ekspresi seperti orang yang sedang kebelet pup.

"Ha? Cogan? Nggak salah lo?"

"Iya, cogan. Mana ganteng lagi, imut, seperti opa-opa Korea. Jadi, pengen pacarin-" puji pelayan wanita itu, Rafa dengan tingkah alaynya

"Udah ada pawangnya," cemburu Zelia.

"Pasti pawangnya jelek, keknya cantikan gue kemana-mana," puji pelayan wanita dengan kulit agak sawo matang pada dirinya sendiri.

"Besok, kalau udah kaya, beli kaca banyak-banyak, ya," sindir Zelia halus.

"Pelayan!" teriak cowok itu lagi melirik ke arah Zelia dan Rafa.

"Lo layani, deh. Gue mau antar pesanan. Sekarang lo gue kasih kesempatan buat dapat cogan. Gue tahu, kok, lo nggak pernah dapat cogan tajir," bacot Rafa.

"Gue pamit," lanjutnya pamit, melangkahkan kaki meninggalkan Zelia.

Zelia menatap ke arah Rafa.

"Punya teman satu, pedenya ketinggian," gumam Zelia.

Zelia menoleh ke arah cowok yang terus-menerus berteriak dari tadi. Dia menghela nafas panjang lalu melangkahkan kaki menghampiri cowok itu.

"Iya, sebelumnya, Anda mau pesan apa?" tanya Zelia manis.

Albarian menoleh ke arah Zelia.

"Ih, kok cantik, sih pelayanannya. Kek topeng monyet. Pesan hatinya boleh, nggak?" Albarian berlagak sok manis.

Zelia memasang wajah malas kepada Albarian.

"Buaya semakin meresahkan ya, bund."

"Pesenin gue bakmi, dong. Anak lo ngidam, nih!" pinta Albarian sambil mengelus-elus perutnya berlagak seperti orang ngidam.

"Njir, sejak kapan lo punya rahim?" tanya Zelia bergidik.

"Sejak kita ngoeng-ngoeng," jawab Albarian dengan ekspresi sensualnya.

"Kampret, lo!" umpat Zelia kesal.

"Tunggu!" titah Zelia lalu beranjak pergi ke belakang untuk mengambil pesanan Albarian.

Albarian menatap kepergian Zelia.

"Tunggu apa?" tanya cowok itu.

Zelia membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Albarian.

"Tunggu sampai malaikat maut menjemput lo!" gumam Zelia geram.

-oOo-

"Pesanannya datang," ucap Zelia sambil meletakkan semangkok bakmi dan segelas lemon ice di meja Albarian lalu beranjak dari hadapan Albarian.

Albarian memegang tangan Zelia, hingga langkah kaki gadis itu terhenti.

Albarian mendongak ke arah Zelia.

"Lo mau kemana?" tanya cowok itu.

"Mau ke jahanam," jawab Zelia. "Lo mau ikut nggak?"

"Kalau sama lo sih, gue mau," jawab Albarian terlihat sedikit berpikir.

"Goblok!" umpat Zelia.

"Sini duduk!" titah Albarian, menyuruh Zelia untuk duduk di hadapannya sambil melirik ke arah kursi kosong.

"Tapi-"

Albarian bangkit lalu mengiring Zelia untuk duduk di kursi kosong di hadapannya.

"Udah, lo tenang aja. Nggak ada yang bakalan berani marahin lo. Lagian ini kafe mertua lo."

Albarian kembali duduk di kursinya.

Zelia mengernyitkan keningnya heran. "Ha?"

Albarian membetulkan posisi duduknya lalu menatap Zelia dengan bola mata yang indahnya.

"Iya, ini cafe bokap gue," jawab Albarian.

"Gue juga baru tahu kalau lo kerja di sini." lanjut Albarian. "Ya, gue pura-pura nggak tahu."

"Udah, sekarang lo makan!" titah Albarian sambil menjulurkan bakminya ke arah Zelia.

Zelia tersenyum kecil. "Hm."

Albarian membalas senyuman Zelia lalu menyedot lemon ice yang ada di hadapannya.

"Ayo, dimakan!"

Zelia kembali tersenyum kecil. Tingkah gadis itu terlihat aneh.

"I-iya," jawab Zelia grogi.

"Udah, jangan grogi gitu. Gue tahu gue ganteng."

"Iya, gantengnya kelewatan. Sampai pengen nampol!"

"Makan!"

"Iya bawel!"

Zelia mengaduk-aduk mie-nya dengan sumpit lalu mengambilnya sambil melirik ke arah Albarian.

"Nih, gue makan."

Perlahan-lahan Zelia memasukkan mienya ke dalam mulutnya. Tapi, tangan Albarian langsung memegang tangan Zelia dan memasukkan mie yang hendak masuk ke dalam mulut Zelia ke mulutnya.

Albarian mengunyah bakmie itu sambil mengulum senyumannya ke arah Zelia lalu menelan kasar mie yang ada di dalam mulutnya.

"Gue tahu lo ngasih bubuk cabenya banyak ke dalam bakmie gue," ujar Albarian.

"Maaf-"

Albarian mengambil kedua tangan Zelia lalu menggenggamnya hangat.

"Iya, udah gue maafin," jeda Albarian. "Dan gue hanya ngetes lo aja tadi. Gue kira lo nggak mau makan."

"Yang perlu lo ingat! Jangan kan makan bakmie ini. Apapun akan gue lakuin buat lo. Gue hanya ingin lo tersenyum dan bahagia."

Zelia tersenyum kecil kepada Albarian.

"Gue suka sama lo yang seperti ini. Nggak perlu terlihat untuk romantis, cukup jadi diri lo sendiri. Pacar yang selalu humoris dan selalu buat gue tersenyum dan tertawa. Walaupun, ngeselin. Tapi, gue tetap sayang sama lo."

"Lo sangat cantik," puji Albarian.

"Tapi, boong!" lanjutnya terkekeh-kekeh.

Buka jasa santet online?

_oOo_

Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang