[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]
Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.
Typo bertebaran.
Happy reading.
***
50. NIKAH?
Seorang gadis tengah terbaring kaku di atas ranjang dengan balutan seprei berwarna putih. Matanya terpejam. Tubuhnya terasa lemas setelah tenggelam di dalam danau. Andaikan Albarian tidak menolong gadis itu. Dia pasti tidak bisa menghembuskan nafasnya lagi.
Terlihat dari dalam kamar itu, handle pintu berputar setengah. Seseorang cowok membuka pintu lalu menutupnya sambil membawa segelas teh jahe hangat yang ada di tangannya. Albarian berjalan ke arah Zelia yang masih tertidur pulas setelah mengganti bajunya yang basah beberapa jam yang lalu.
Albarian duduk di tepi ranjang itu lalu mencoba membangunkan Zelia dengan menepuk-nepuk bahu gadis itu.
"Sayang, bangun."
Zelia membuka matanya Perlahan-lahan. Dia menoleh ke samping, mendapati Albarian yang tengah duduk sambil memegang secangkir teh untuknya.
Zelia duduk lalu bersandar di sandaran ranjang. Albarian menjulurkan teh yang dipegangnya kepada Zelia. Gadis itu mengambil secangkir teh jahe dari tangan Albarian. "Terima kasih."
Zelia meniup secangkir teh jahe itu lalu meneguknya perlahan-lahan. Dia hanya meminum setengah lalu memberikan cangkir teh jahe itu kembali kepada Albarian. Albarian mengambilnya dari tangan Zelia lalu meletakkannya di nakas yang terletak di samping kasur.
Setelah itu, Albarian membantu Zelia untuk berbaring kembali sambil membenarkan posisi bantal yang akan dikenakan gadis itu. Zelia menoleh ke arah Albarian.
"Lo istirahat aja," ujar Albarian manis.
"Setelah lo selesai istirahat, gue bakalan mengantar lo pulang."
"Tidurlah!" seru Albarian manis.
"Gue tidak bisa tidur, sudah beberapa kali gue memejamkan mata, tetap nggak bisa," balas Zelia.
"Gue takut kehilangan lo," lanjut Zelia.
Albarian mengelus-elus lembut rambut Zelia, hingga gadis itu benar-benar terlelap. "Gue ada di sini. Tidurlah. Gue nggak akan pergi."
"Bagaimana gue bisa mempercayai itu?"
"Dengan lo melupakan semua masa lalu lo dan mengingat masa depan kita."
"Gue bakalan tetap bersama lo. Walaupun lo bakalan nyakitin gue ataupun gue yang nyakitin lo. Percayalah, gue nggak bakalan pernah mencintai orang lain selain lo."
"Otewe KUA."
"Biar apa?"
"Biar cinta kita utuh."
"Bukan di KUA," sanggah Zelia.
"Terus dimana?"
"Di akhirat kelak."
"Keduanya."
"Aamiin."
"Sekarang, tidurlah. Gue akan menemani lo."
Zelia tersenyum. "Makasih." Gadis itu menutup matanya perlahan-lahan, merasakan elusam yang seakan-akan membuatnya terhanyut.
-oOo-
"Al!"
Albarian menoleh ke belakang saat mendengar panggilan dari Zelia. Rencananya cowok itu akan balik pulang setelah mengantar Zelia pulang. Tapi, gadis itu memanggilnya, hingga membuat langkah kakinya terhenti.
Albarian membalikkan badannya. Terlihat Zelia yang belum masuk ke dalam rumahnya. Gadis itu berlari kecil menghampiri Albarian lalu memeluk cowok itu erat, seakan-akan tidak boleh pergi. Albarian membalas pelukan cowok itu.
"Terima kasih untuk hari ini. Gue sangat bahagia," ucap Zelia.
Albarian melepaskan pelukan gadis itu lalu menatap gadis itu dalam. "Terima kasih juga telah hadir di hidup gue, hingga gue tahu apa itu artinya cinta."
"Gue masuk dulu," ujar Zelia lalu melambaikan tangannya ke arah Albarian. "Bye-bye."
Zelia beranjak dari hadapan cowok itu lalu melangkah masuk ke dalam rumahnya. Albarian sudah tidak melihat Zelia lagi. Dia membalikkan badannya lalu berjalan ke arah mobil sportnya berwarna putih yang terparkir di depan pagar rumah Zelia berwarna hitam yang tidak terlalu besar.
Saat hendak membuka pintu Albarian merasakan seseorang yang memegang pundaknya. Dia sedikit ketakutan. Malam-malam begini siapa yang berkeliaran? Apakah pocong yang berkelana mencari cinta kuntilanak?
Albarian tidak mengetahui itu. Perlahan-lahan dia menoleh ke belakang sontak dia terkejut mendapatkan seorang pria berumur tiga puluh tahunan sedang mengenakan kain sarung wadimor sambil memegang senter yang di arahkan ke wajahnya.
"Setan!" pekik Albarian terkejut.
"Kepala bapakmu setan!" seru Bapak itu.
"Ini saya bapaknya, Zelia." lanjut Dani.
"Eh calon bapak mertua," ucap Albarian basa-basi.
"Nggak usah sok, yes. Besok kamu nikahin anak saya!"
"Ha?"
-oOo-
Albarian Deliano Florist
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Teen Fiction"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...