16. VIDIO

18.7K 1.5K 1
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Happy reading.

***

16. VIDIO

"Zelia!"

Suara hentakan langkah sepatu bergema di koridor depan kelas XII IPS 2 yang terlihat sepi. Semua siswa-siswi sudah memasuki kelas. Seorang siswi berlari di koridor depan kelas Zelia sambil memanggil nama gadis itu.

Terlihat Zelia yang sedang menjatuhkan kepalanya di atas lipatan tangannya yang tertumpu di atas meja kayu yang berukuran 60 cm x 60 cm. Beberapa siswa-siswi di kelas ini tidak terlihat, mungkin sekitar sepuluh orangan.

"Zelia!" panggil siswi itu kepada Zelia sontak Zelia mendongak ke arah siswi yang memanggil namanya itu.

Mata Zelia terlihat memerah. Ternyata gadis itu telah menangis sedari tadi tanpa disadari siapa pun.

Siswi---Alea Fransiska---yang satu kelas dengan Zelia menghampiri Zelia lalu merangkul gadis itu.

Alea menatap ke arah Zelia yang terlihat gundah. "Lo nggak papa?"

"Gue nggak papa, kok," jawab Zelia bohong sambil tersenyum kecil.

"Lo dipanggil kepala sekolah ke ruang BK," ujar Alea. "Semuanya sudah di sana."

Zelia mengernyitkan keningnya heran menatap ke arah Alea. "Ngapain? Emangnya gue buat masalah?"

_ALBARIAN_

Zelia menghela nafas panjang dan mengumpulkan seluruh jiwa-jiwanya. Di depan pintu ruangan BK terlihat banyak sepatu siswa-siswi yang berderet-deret. Ruangan BK ini memang terlihat sangat besar. Karena ruangan ini khusus dibuat untuk rapat dan acara-acara lainnya. Tapi, masih ada aula utama yang juga dipakai untuk acara ataupun rapat.

Belum sempat Zelia melangkah, dari dalam ruangan itu siswa-siswi keluar berhamburan terlihat masing-masing raut wajah mereka yang geram, sendu dan gelisah. Pokoknya bermacam-macam ekspresi dongkol.

Zelia menatap heran ke seluruh gerombolan tersebut. Tidak terlihat asing. Dia sangat mengenal orang-orang yang baru saja keluar dari ruangan keramat itu. Siswa-siswi yang ikut tawuran bersamanya.

"Ze, siapkan mental, hati dan batin lo untuk menghadapi semua ini." ujar salah Fenny sambil menepuk pelan pundak Zelia. "Gue tahu, kok niat lo baik."

Udah kek mau ketemu sama malaikat maut aja.

Mata Zelia terus mengarah kepada Fenny dan Inces Lala yang semakin lama semakin menjauh.

Zelia langsung masuk ke dalam ruangan BK.  Ruangan yang hanya ada empat sofa yang tengah diduduki oleh dua orang guru pria dan satu guru wanita. Ruangan yang memiliki ukuran 6 x 6 m².

Di ruangan itu juga terlihat geng Zagas yang tengah tertunduk ke lantai dan satu gadis yang menatap miring Zelia dengan senyuman bengisnya. Albarian menoleh ke arah Zelia lalu Zelia juga menoleh ke arah Albarian.

Kepala BK menoleh ke belakang, lebih tepatnya ke arah Zelia yang baru saja sampai.

"Kamu yang namanya Zelia?" tanya pria itu yang diangguki Zelia. "Berdiri di samping Albarian.

Ketiga guru yang ada di ruangan itu terus memandang langkah Zelia. Gadis itu berdiri di samping Albarian dan disamping Albarian ada Karina, disampingnya lagi Bryan, Gevin, dan Bayu.

"Kamu anak baru, kan? Anak beasiswa?" tanya kepala BK---Pak Aryo--kepada Zelia.

"Iya, Pak." Angguk Zelia.

"Baru masuk sekolah aja kamu udah buat kesalahan. Jangan sok jadi pahlawan kesiangan kami di sekolah ini, ya!" seru salah satu guru pria yang duduk di sofa. Lalu guru wanita--Buk Wati---melirik ke arah guru pria itu agar menjaga omongannya.

"Iya tu, Pak! Emang songong nih, anak. Keluarin aja dia dari sekolah!" sambung Karina dengan semangat memojokkan Zelia.

Albarian melirik miring ke arah Karina. "Lo mau cari mati sama gue!"

"Tapi Al-"

"Sudah!" potong Pak Aryo. "Sekarang kamu lihat vidio di handphone Karina! Kamu yang menghasut seluruh siswa-siswi untuk tawuran, kan?"

Karina membuka kunci handphonenya lalu memutar sebuah Vidio dirinya dengan Nancy. Dia melihatkaannya kepada Zelia. Sedangkan Albarian terus menatap benci ke arah Karina.

"Lo bantu gue buat ngumpulin semua orang yang tersisa di sekolah ini. Baik cowok maupun cewek. Kalau perlu yang badannya yang besar kita kumpulin." sepatah kata ucapan Zelia yang terekam oleh handphone Karina.

Tbc...

Baca terus kelanjutannya.

Maap, part-nya pendek-pendek. Semoga kalian bisa memakluminya.

See you next part!


Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang