57. SEPULUH TAHUN

7.5K 584 10
                                    

[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]

Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.

Typo bertebaran.

Happy reading.

***

57. SEPULUH TAHUN

Albarian membaringkan kasar tubuhnya ke atas kasurnya yang dibaluti dengan sprei katun berwarna putih. Cowok itu mendongak menatap langit-langit kamarnya. Otaknya mencoba mengingat kejadian beberapa tahun silam. Kejadian di mana dia tidak pernah melihat mamanya dan sekarang mamanya, Liona datang untuk melihat pertunangannya dengan Karina.

Flashback on.

Seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun tengah mengintip dari jendela kamarnya. Dia menatap ke arah papa dan mamanya yang berada di depan teras. Rehan dan Liona tengah bertengkar.

Liona terlihat membawa sebuah koper berwarna hitam. Dia mengiring kopernya menuruni anak tangga. Rehan mencoba untuk menahannya, tapi hasilnya nihil.

Lioan terus memberontak saat Rehan menahan kopernya. Wanita itu menatap Rehan tajam. "Saya nggak betah tinggal sama kamu, Mas!"

"Kenapa?!" tanya Rehan heran.

"Kamu bangkrut! Semua uang kamu telah habis. Jadi, kita mau makan apa?" ucap Liona. "Aku kan mau shopping, ke salon, dan arisan. Jatuh harga diriku, Mas!"

"Apakah sebegitu pentingnya harta bagimu?" tanya Rehan parau.

"Iya!" ketus Liona. "Harta lebih penting dari segalanya. Kami urus aja Albarian. Aku bakalan pergi meninggalkan kalian semua."

Rehan mencoba -menggapai tangan Liona lalu menggenggamnya erat. "Aku mohon, jangan pergi. Kita bangun semuanya dari awal kembali. Apakah kamu tidak kasihan dengan Albarian?"

Liona menjauhkan kasar tangannya dari tangan Rehan. "Aku nggak bisa, Mas. Aku harus pergi sekarang." Liona membalikkan badannya lalu berjalan ke arah mobil sedan berwarna hitam yang terparkir di depan halaman rumahnya.

Seorang pria tersenyum ke arah Liona. Dia keluar dari dalam mobil lalu membawakan koper Liona dan menyimpannya di bagasi. Liona masuk ke dalam mobil duluan lalu di susul oleh pria itu. Pria yang diduga sebagai kekasih barunya Liona.

Rehan mencoba berlari dan mengejar mobil itu. Tapi, hasilnya nihil. Raut wajah pria itu terlihat sendu. Matanya menatap nanar mobil sedan yang telah menjauh daru pandangannya.

Dari sisi lain, Albarian yang terus menatap mamanya pergi meninggalkannya dengan papanya, Rehan. Air mata cowok itu jatuh dengan sendirinya. Dia mengintip dari baluk jendela sedari tadi. "Kenapa mama tega meninggalkan Albarian?"

Flashback off.

-oOo-

Albarian berlari masuk ke dalam kelasnya. Cowok itu menghampiri seorang gadis yabg tengah duduk di bangku, di sudut pojok kanan sambil bercermin dan mengenakan make-up.

Tanpa segan-segan Albarian langsung menepis bedak makeup dari tangan gadis itu, hingga alat bedaknya terjatuh dan retak. Karina menatap nanar bedaknya yang sudah berceceran di atas lantai.

Mata gadis itu beralih ke arah Albarian yang berdiri di sampingnya. Dia menatap tajam cowok itu. "Lo apa-apaan, sih, Al?!"

Albarian membalas tatapan gadis itu lebih tajam. Setajam silet. "Gue?" Tanya Albarian menunjuk dirinya sendiri. "Lo yang keterlaluan! Lo udah bilang ke gue kalau lo bakalan batalin tunangan itu. Tapi, kenapa lo malah diam saja?"

Karina menaikkan satu bahunya acuh. "Gue nggak perduli."

Gadis itu menggoda dagu Brizal. "Yang jelas, sebentar lagi lo bakalan menjadi milik gue, sayang."

Rahan Albarian mengeras lalu dia menepis tangan gadis itu dari dagunya. Cowok itu menatap tajam gadis yang ada di hadapannya.  "Lo tahu, kan kalau gue itu sukanya sama Zelia?"

"Gue tahu."

"Gue udah anggap lo sebagai sahabat gue dari kecil. Tapi, kenapa lo membiarkan cinta gue pergi? Lo nggak mau melihat gue bahagia?"

"Lo lihat gadis yang ada di depan lo ini?" Tanya Karina tajam.

"Hm." Desis Albarian malas.

"Gadis yang sudah lama memendam perasaan pada lo, kurang lebih sepuluh tahun."

Albarian menatap sinis gadis itu.

"Gue nggak perduli, hati gue hanya untuk Zelia. Dan lo itu hanya..."

"... sahabat gue."

Deg.

-oOo-


Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang