[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]
Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.
Happy reading.
***
20. CIUMAN?
Dari balik box, Albarian memeluk erat tubuh Zelia dari belakang. Mata Zelia bisa melihat jelas dari sela-sela box kalau Davandra sedang berdiri di dekat mereka bersembunyi. Raut wajah mereka berdua terlihat sangat cemas dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Al, sakit, arkh." ringis Zelia lirih kesakitan.
"Selagi gue masih ada di sini lo bakalan aman, Ze," bisik Albarian lirih.
Sontak Davandra menoleh ke arah box yang sedikit dicurigainya. Perlahan-lahan kakinya melangkah, menghampiri box itu. Salah satu tangan Davandra telah memegang tumpukan box kayu itu, penglihatannya sedikit buram karena pasir yang tiba-tiba mengenai matanya dari atas. Cowok itu mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mengusapnya.
"Bos, mereka tidak ada!"
Davandra yang mendengar ucapan itu langsung menoleh ke arah salah satu anggotanya yang berada di luar gang.
Bruk!
"Brengsek!" ujar Davandra sambil memukul kuat tumpukan box kayu itu. Davandra beranjak keluar dari gang itu bersama tiga anggotanya tadi.
Dari balik box, terlihat Zelia yang meringis kesakitan sambil memegang erat kepalanya yang terasa sangat sakit akibat benturan box yang dipukul Davandra tadi. Sedangkan Albarian mencoba mengusap-usap lembut kepala Zelia yang terbentur tadi.
Di luar gang geng Foster telah berkumpul. "Sial! Kita kehilangan jejak!" geram Davandra tidak suka.
"Cabut!" lanjut Davandra lalu mereka semua beranjak dari sana dan tidak melakukan pengejaran lagi.
Albarian mendorong kasar box yang ada di depannya lalu keluar bersama Zelia dari tumpukan box kayu yang telah terjatuh itu.
Zelia berjalan tertatih-tatih mengikuti langkah kaki Albarian yang terus berjalan ke luar dari gang.
"Cepatan dugong! Ntar, kita terlambat ke sekolah!" ujar Albarian berjalan di jalan kosong nan kumuh yang dilewatinya tadi.
"Al-"
Albarian menoleh ke belakang. Dia mendelik saat mendapati Zelia yang tergeletak di jalan dengan tidak berdaya. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berlari menghampiri Zelia.
"Zelia."
"Zelia!"
Albarian memangku Zelia di pahanya sambil membangunkan dan menepuk-nepuk gadis itu. Perlahan-lahan Zelia membuka matanya lalu menyunggingkan senyuman manis ke arah Albarian.
"Lo khawatir sama gue?"
"Ga!"
Albarian kembali meletakkan Zelia di jalan lalu bangkit berjalan beberapa langkah, menjauh dari gadis itu.
"Al!" panggil Zelia mencoba bangkit perlahan-lahan.
Kenapa ya cowok itu nggak peka-peka?
"Apa?" sahut Albarian membelakangi.
"Bantuin!"
"Gue kira lo udah mati. Gue tuh lagi mikir bagaimana melempar lo ke liang lahat karena dosa lo yang terlalu melimpah ruah."
"Kamvreto mama mia lezatos!" umpat Zelia.
"Al!" pekik Zelia yang tiba-tiba saja terjatuh karena kakinya tidak sanggup untuk berdiri tegak. Albarian yang menyadari pekikan itu langsung menoleh dan menolong Zelia.
Satu tangan Albarian di pinggang Zelia dan satunya lagi di kepala gadis itu, mereka berdua saling bertatapan untuk beberapa detik. Tatapan itu terlihat dalam. Perlahan-lahan Albarian mendekatkan wajahnya ke depan wajah Zelia.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam.
"Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian.
Sekarang Zelia berdiri sendiri, walaupun sedikit susah karena pergelangan kaki kanannya yang mengeluarkan darah segar sedari dia bersembunyi tadi tanpa dia sadari.
Albarian tidak sengaja menoleh ke bawah dan melihat pergelangan kaki Zelia yang terluka.
"Zel, kaki lo!"
"Kenapa, Al?"
"Berdarah."
"Belum seberapa dengan sakit hati gue, Al."
"Masih sempat bercanda lu dugong."
"Bacot bagong!"
Albarian merogoh sapu tangan dari dalam saku celananya. Sapu tangan berwarna putih yang terlihat sangat lebar dengan ukuran 30 cm x 30 cm. Cowok itu melilitkannya di pergelangan kaki Zelia lalu berjongkok di depan gadis itu.
"Naik ke atas punggung gue!"
"Posisi yang nyaman kek mana?"
"Gue di atas, lo di bawah," kata Albarian. "Biar terasa sensasi enaknya."
"Enakan di siapa?"
"Enakan di gue."
_ALBARIAN_
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Novela Juvenil"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...