[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]
Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.
Tebarkan komen sebanyak-banyaknya!
Happy reading.
***
77. TERBONGKAR!
Albarian masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan kecewa. Sedangkan Karina menyusul dari belakang dengan senyuman miringnya. Saat berada di dalam mobil. Karina menoleh ke arah Albarian yang terlihat kecewa sambil menundukkan dahinya di stir mobil.
Karina menyampirkan tangannya ke pundak Albarian. "Tenanglah, aku ada di sini untukmu. Ayo, sekarang kita pulang!"
Albarian mengangguk lemah lalu menghidupkan mesin mobilnya. Dia memasukkan gigi mobilnya lalu menancapkan gas. Sontak, saat Albarian baru menancapkan gas mobilnya. Seseorang telah berdiri sambil membentangkan tangannya di depan mobilnya, Albarian. Terpaksa, Albarian mengerem mobilnya mendadak.
"Ish, cari mati tu orang!" kesal Karina menatap cowok yang ada di depan mobil Albarian. Ya, cowok itu adalah Davandra.
Albarian langsung mematikan mesin mobilnya lalu keluar dari dalam mobil. Dia berlari menghampiri Davandra.
"Bangsat!" umpat Albarian kesal.
Cowok itu mengepal kuat tangannya lalu melayangkannya ke arah pipi Davandra. Detik itu juga, tangannya dicekal oleh seseorang dari belakang. Sontak Albarian langsung membalikkan badannya. Dia mendapati gadis yang mengenakan dress berwarna cream cantik. Ya, itu adalah Zelia.
Mata Zelia terlihat berkaca-kaca. Dia langsung memeluk Albarian erat sambil menangis tersedu-sedu. Seakan-akan dia tidak ingin Albarian menghilang dari hidupnya. "Jangan pergi, Al. Gue sangat mencintai lo, hiks."
Albarian membalas pelukan Zelia erat. Dia menyeka air mata gadis itu. "Gue akan selalu ada di hati lo, dan lo akan selalu ada di hati gue."
Dari kejauhan terlihat Davandra yang tersenyum kecil, mencoba untuk ikhlas. Cowok itu berjalan ke arah Albarian dan Zelia.
Albarian melepaskan pelukan Zelia saat Davandra menghampirinya. Cowok itu menyeka air mata Zelia sayang.
Davandra menjulurkan ponselnya ke arah Albarian. Albarian mendengarkan sebuah rekaman dari dalam ponsel Davandra itu.
"T-tapi, gue takut. Gue takut kalau keluarga gue dibunuh. Gue takut. Gue terpaksa melakukan ini. Gua nggak melakukan apa-apa pada Zelia. Gua tidak menyentuhnya. Gue masih sadar kalau Zelia itu pacar sahabat gue sendiri. Gue nggak mungkin mengkhianati persahabatan gue."
"Jujur sama gue, siapa yang nyuruh lo?!" tanya Davandra dengan nada deras.
"K-karina," jawab Bayu gelagapan.
Raut wajah Albarian terlihat emosi saat mendengarkan rekaman dari ponsel Davandra. Cowok itu menjatuhkan ponselnya. Dia memberikan ponsel itu kembali kepada Davandra.
Albarian menatap Zelia lekat sambil menyampirkan tangannya di pipi gadis itu. "Maaf, gue menyesal karena gue meninggalkan lo di saat itu, tanpa gue tahu apa yang sebenarnya terjadi." Air bening jatuh dari sudut mata Albarian.
Zelia menyeka air mata Albarian. "Nggak papa." gadis itu tersenyum.
Albarian mengalihkan pandangannya ke arah mobilnya. Matanya menatap tajam ke arah Karina yang masih berada di dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Teen Fiction"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...