-I'M NOT FINE-
"Andai waktu bisa terulang kembali. Aku akan menebus semua kesalahan yang membuat Putraku kekurangan kasih sayang."-Hana.
**************
"Papa buang motor kamu. Mulai hari ini, kamu gak usah naik motor. Naik mobil aja, Papa udah beli mobil keluaran terbaru. Ada di garasi, kamu pake ya hari ini." Jelas Adit dengan nada santai, ia duduk di kursi meja makan berserta istrinya.
"Apa?! Papa kok seenaknya sih?! Kenapa motor aku dibuang?" Tanya Devan yang terlihat marah kepada Ayahnya itu.
"Seenaknya kamu bilang? Papa ini orang tua kamu, Papa punya hak ngatur hidup kamu. Papa buang motor kamu biar gak balapan lagi. Papa itu cuma gak mau kamu kecelakaan seperti Alvin." Jelas Adit panjang lebar dengan nada serius.
Devan berdecih dengan senyum smirknya. Membuat Adit dan Hana terkejut melihat tanggapan putra mereka.
"Orang tua? Cih. Kalian berdua kemana saja saat aku butuh kasih sayang dan perhatian? Apa Papa sama Mama pantas di sebut orang tua? Aku hanya butuh waktu kalian. Tapi, kenapa kalian berdua tidak pernah menyempatkan sedikit saja waktu untukku?" Tanya Devan dengan raut wajah datar. Seketika, membuat orang tuanya bungkam.
Lagi, Devan tersenyum smirk. Hatinya sakit, tapi ia hanya bisa melampiaskannya dengan balapan. Tapi, orang tuanya melarangnya. Bukankah ini tidak adil baginya? Ayah dan Ibunya yang membuat luka di hatinya, dan dengan balapan luka itu sedikit terlupakan. Devan marah, sangat marah.
"Kurasa, lebih baik Papa sama Mama tidak ada rumah. Bekerja saja sepuas kalian." Lanjut Devan dengan senyum smirknya, ia berjalan santai keluar rumah.
"Devan!" Teriak Adit kesal dengan ucapan putranya itu.
"Udah, Pah. Biarin aja. Lagi pula, ini memang salah kita." Ujar Hana seraya mengusap lengan suaminya agar sedikit tenang.
"Salah kita apa, Mah? Lagi pula kita kerja buat masa depan dia. Kok Devan malah marah?" Tanya Adit kepada istrinya itu.
"Wajar aja dia kayak gitu. Soalnya Devan udah besar, dia udah berfikir Dewasa. Devan juga bukan marah kalo kita kerja terus. Devan mau kita kerja, sekaligus ada waktu buat dia." Jelas Hana dengan nada lembut, ia menyesali perbuatannya dulu.
"Nggak bisa gitu dong. Devan itu laki-laki, juga udah besar. Mungkin dulu kita emang salah gak ngurus Devan sampai sekarang. Tapi karena Devan udah berfikiran dewasa, dia juga pasti nggak terlalu butuh kasih sayang sama perhatian dari kita. Dan kalo emang butuh pasti dari pacarnya. Papa yakin kok. " Ujar Adit yang malah berfikir berbeda dari Hana.
Hana menghembuskan nafas panjang. Ia yakin bahwa putranya itu membutuhkan kasih sayang, perhatian darinya dan suaminya. Tapi Adit malah berfikir berbeda, membuatnya sedih. Devan belum sepenuhnya pergi dari rumahnya, ia tersenyum miring mendengar percakapan orang tuanya.
'Kau dimana?' Tanya Devan seraya memposisikan ponselnya di dekat telinganya.
'Aku di rumah sakit, lagi jenguk Alvin. Memangnya kenapa?' Tanya Bobby kepada teman dekatnya itu.
Devan menghela nafas kasar, ia melangkahkan kakinya dengan santai menuju gerbang rumahnya. Devan melirik jam yang berada di pergelangan tangannya, jam menunjukan pukul 06:25.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Teen Fiction-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...