29. Kebahagiaan

108 8 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Setelah merasakan cobaan yang tidak ada habisnya, akhirnya kita bersama."- Devan Pratama.

**********

"Aku-

"Baiklah. Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa.  Aku tidak akan memaksa. Kalo gitu, aku pergi dulu." Belum sempat Syla melanjutkan ucapannya, Devan malah langsung berfikir Syla akan menolaknya. Devan tidak mau mendengar Syla mengatakannya, makanya ia terlebih dahulu berucap.

Syla membulatkan kedua matanya, ia menggeleng cepat. Namun sepertinya Pria itu salah mengira dengan apa yang akan diucapkannya. Devan tersenyum manis lalu melambaikan sebelah tangannya kepada Syla yang masih terlihat terkejut. Devan membalikan badannya seraya menghela nafas, ia hendak melangkahkan kakinya.

"Tunggu. Aku belum selesai berbicara." Suruh Syla membuat Devan kembali membalikan badannya menatapnya masih dengan senyum manisnya.

"Aku tau, kamu pasti akan menolakku. Aku tidak mau mendengarnya, jadi aku memotong apa yang akan kamu katakan." Ujar Devan masih dengan senyum manisnya, membuat Syla kembali menggeleng dan melangkahkan satu langkah kakinya mendekati Devan.

"Tidak. Bukan seperti itu." Ucap Syla seraya menggelengkan kepalanya, membuat Devan semakin tersenyum manis dan yakin dengan apa yang difikirnya.

"Aku juga mau, kita pacaran." Lanjut Syla dengan raut wajah yakin dengan ucapannya, nadanya terdengar serius.

Devan yang mendengarnya, senyum manisnya pudar menjadi raut wajah terkejut. Jantungnya semakin berdetak dengan cepat. Ia tidak percaya dengan ucapan Syla barusan. Mereka berdua saling menatap beberapa detik, Syla tersenyum manis kepadanya. Lalu, Devan segera sadar dan menatap ke arah lain seraya memegang dadanya.

"Sungguh? Jangan bercanda." Ucap Devan masih dengan raut wajah terkejutnya.

Syla masih menampilkan senyum manisnya, ia mengangguk cepat menanggapi pertanyaan dari Devan.

"Tidak, aku tidak bercanda." Ujar Syla membuat jantung Devan semakin berdetak dengan cepat. Kedua matanya sampai berkaca-kaca, karena bahagia.

"Syukurlah. Makasih. " Devan tersenyum lebar, kedua matanya terpancar kebahagiaan. Syla mengangguk, ia sama halnya merasa bahagia. Saat ini dua remaja itu tengah merasakan kebahagiaan setelah merasakan begitu banyak cobaan, dan penderitaan.

*********

"Ada yang tau gak kenapa Devan gak masuk hari ini?" Tanya seorang sekertaris kelas 12 Ipa 6, dia mempunyai nama Vania. Pertanyaannya membuat semua teman-teman kelasnya menatapnya dan kompak menggeleng.

"Dia-

"Tadi aku liat Devan lari ke kelas Syla, tapi Sylanya gak ada. Terus di lari lagi, nggak tau kemana." Ujar Winda yang memotong ucapan Bobby. Bobby menatap gadis yang memotong ucapannya itu dengan raut wajah kesal.

"Jangan jangan mereka berdua-

KENCAN PAGI?"

Ucapan Vania dilanjutkan oleh beberapa wanita teman sekelasnya. Apalagi mereka mengatakannya dengan nada heboh, untung saja guru tidak akan hadir karena tengah sakit. Nesya yang awalnya mengabaikan pertanyaan dari Vania, setelah mendengar ucapan teman-teman sekelasnya. Ia langsung terkejut, dan berusaha untuk tidak berfikir yang membuat hatinya sakit.

"Nes. Coba kamu hubungi Syla, terus Devan." Suruh Elsa kepada sahabatnya itu, Nesya mengangguk cepat. Lagipula, ia juga ingin tau.

Nesya pun menghubungi Syla.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang