65. Menyakitkan

94 10 2
                                    

-IM NOT FINE-

"Kabar menyakitkan sekaligus kenangan yang membahagiakan."- Leon Jonnathan / Kenza Rafael.

**********

"Kemarin malam kalian berdua begadang?" Tanya Istri Raffi yang mempunyai nama Fanya. Ia menatap Putra pertamanya dan keponakannya yang terlihat menguap beberapa kali seraya mengucek-ngucek kedua matanya.

Leon dan Denis mengangguk secara bersamaan tanpa menatap wajah wanita yang berusia tiga puluh delapan tahun itu. Fanya menghela nafas pelan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Disampingnya ada suaminya, dan didepannya Denis, Tasya, dan Leon. Anak terakhirnya masih belum turun, lantaran tengah mandi.

"Nyampe jam berapa?" Fanya kembali bertanya seraya berkacak pinggang menatap dua pria tampan itu dengan tatapan seriusnya.

"Jam empat, tante." Bukan Denis atau Leon yang menjawab, melainkan Tasya yang duduk ditengah dua pria tampan yang langsung menatapnya dengan tatapan tajam.

"Apa? Jadi kalian berdua cuma tidur tiga jam?" Tanya Fanya dengan tatapan tidak percaya menatap Leon dan Denis yang malah tersenyum lebar seolah tanpa dosa, dua pria itu mengangguki pertanyaan dari Fanya.

"Kok kamu bisa tau mereka berdua tidur jam empat? Jangan-jangan kamu ikutan begadang lagi?" Kini Fanya menatap keponakannya dengan tatapan menyelidiki.

Tasya sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Nggak Tante. Aku tidur jam setengah satu. Aku bangun jam setengah empat, mau minum. Terus aku main hp bentar, setengah jam kemudian. Kak Denis sama Kak Kenza tidur." Jelas Tasya menatap Tantenya dengan tatapan serius, ia tidak berbohong.

"Kamu masih smp, masa tidurnya jam segitu. Harusnya jam sembilan atau sepuluh." Omel Fanya seperti kepada anaknya sendiri. Tasya pun menundukan kepalanya seraya mengangguk, ia seperti memiliki dua orang ibu.

"Ada apa ini? Kayak ada yang diomelin." Ucap Gea yang baru saja datang, seraya berjalan santai dengan anak bungsunya.

"Anak-anak begadang sampe jam empat, main game." Ujar Fanya kepada adik iparnya. Gea terlihat terkejut, begitu juga dengan suaminya yang baru datang.

"Gak baik buat mata." Gea berdecak-decak seraya menatap Denis dan Leon yang langsung menundukan kepalanya. Di meja makan sudah ada banyak makanan untuk sarapan pagi ini.

"Kamu yang namanya Kenza?" Tanya Ryan suami Gea menatap Leon yang langsung menatapnya dengan senyum ramahnya seraya mengangguk.

"Iya, Om. Katanya Om lagi sakit, ya?" Setelah menjawab pertanyaan Ryan dengan nada sopan, Leon juga bertanya.

"Udah mendingan." Ucap Ryan dengan senyumnya.

"Syukurlah kalo gitu." Leon masih menampilkan senyum ramahnya. Ryan mengangguk pelan.

Tidak lama kemudian, Dimas turun seraya berjalan bersamaan dengan anak bungsu Raffi. Mereka pun sontak menatap ke arah mereka.

"Kok sama Om, sayang? Kak Jejenya mana?" Tanya Fanya kepada gadis kecil yang masih berusia sepuluh tahun itu.

"Lagi bersihin kamar aku." Ucap Gadis kecil yang dikuncir satu itu. Dia mempunyai nama Disya. Fanya mengangguk mengerti. Disya pun duduk disamping ayahnya. Dimas duduk disamping Ryan. Semuanya sudah ada.

"Maaf, ya. Makanannya cuma ini." Ujar Fanya kepada semua orang yang berada dimeja makan. Mereka tersenyum seraya mengangguk. Suasana hening lantaran fokus makan, sekitar dua puluh menit mereka makan. Lalu, beberapa menit kemudian Fanya menyuruh Tasya, Leon, dan Denis untuk mandi.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang