49. Nyaman, Adopsi

118 9 0
                                    

-IM NOT FINE-


"Andai saja. Aku mempunyai adik sepertimu."- Leon Jonnathan.


*********

Leon lagi dan lagi menghela nafas kasar seraya menatap bulan yang bersinar terang. Tempat ini benar-benar cocok dengan apa yang dirasakannya sekarang. Suasananya tenang, apalagi ia hanya sendiri. Tidak ada yang melihatnya dalam keadaan hancur dan frustasi setelah mendengar fakta yang diucapkan oleh Gio tadi.

"Kak Leon?" Tiba-tiba ada yang memanggil namanya disaat ia tengah berfikir keras. Leon pun segera menatap kearah orang yang memanggil namanya.

"Em, Syla?" Leon terkejut melihat seorang gadis cantik yang membawa satu keresek hitam berukuran sedang.

"Kak Leon lagi apa?" Tanya Syla menatap Kakak kelasnya waktu Smp dengan raut wajah bingung.

"Hmm. Lagi mikirin sesuatu." Ujar Leon memaksakan senyumnya kepada Syla yang mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Oh, gitu. Emang gak takut apa? Tempat ini kan sepi. Jarang ada yang lewat kesini kalo malem." Ucap Syla mengatakan yang sejujurnya. Leon malah tertawa pelan mendengar ucapannya. Tawanya tidak dibuat-buat, ia tidak sadar.

"Harusnya kamu yang takut. Kenapa aku harus takut? Aku kan cowok. Terus kenapa kamu lewat jalan ini? Kan, sepi. Orang-orang juga jarang lewat kesini. Kata kamu." Ujar Leon masih tertawa pelan, ia benar-benar tidak habis fikir kepada adik kelasnya waktu smp itu.

"Kenapa aku harus takut? Aku lewat jalan ini soalnya cepet nyampe rumah." Syla berucap seolah tidak mau kalah berdebat dengan Leon yang semakin tertawa pelan seraya mengangguk.

"Kamu kan cewek. Nanti kalo ada preman gimana? Gak takut apa? Lain kali kalo mau lewat jalan ini gak boleh sendiri. Musibah nggak ada yang tau." Jelas Leon dengan nada menasehati. Ia berucap seperti seorang kakak kepada adiknya.

"Iya deh iya. Kakak masih kayak dulu. Nggak berubah, ya." Ujar Syla memilih untuk mengangguk-anggukan kepalanya paham. Ia tersenyum manis kepada Leon yang membalas senyumannya.

"Nggak. Aku banyak berubah. Nggak kayak dulu lagi. Kamu aja yang gak tau." Leon berucap dengan nada mengelak. Ia memang banyak berubah. Mungkin karena pergaulan bebas.

Leon, Syla, Alvin, dan juga Nesya berteman dekat. Mereka sering bermain bersama. Namun semenjak Nesya dan Alvin berpacaran. Leon jadi lebih dekat dengan Syla. Bahkan orang-orang berfikir jika Leon dan Syla kakak beradik. Lantaran sikap Leon kepada Syla yang membuat mereka berfikiran begitu.

"Iya nggak tau. Orang kita udah lama nggak ketemu." Syla menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan malas. Leon tersenyum tipis. Rasanya masih seperti dulu. Ia nyaman berbicara dengan Syla.

"Sini. Kita udah lama nggak ngobrol kayak gini." Ucap Leon seraya menepuk-nepuk kursi yang berada disebelahnya. Syla berfikir sesaat, ia pun mengangguk pelan.

"Kabar kakak gimana?" Tanya Syla seraya menyimpan keresek berisi makanan cemilan disampingnya.

"Hmm. Baik-baik aja. Kalo kamu?" Setelah menjawab, Leon juga bertanya. Tentunya ia berbohong, saat ini Leon tidak baik-baik saja.

"Syukurlah. Sama kayak kakak." Ucap Syla seperti biasa senyumnya menghiasi wajah cantiknya. Leon mengangguk seraya menghela nafas pelan.

"Selamat." Leon tiba-tiba mengatakan itu membuat Syla mengerutkan keningnya bingung.

"Hm? Buat apa?" Tanya Syla bingung dan tidak mengerti.

"Kamu pacaran sama Devan, kan?" Tanya Leon kepada Syla yang mengangguk pelan.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang