-IM NOT FINE-
"Semalam dibuat bahagia, dan sekarang dibuat kecewa. Kenapa kamu tega sekali?"- Syla Aulia.
*********
"Makasih ya, kak. Untuk hari ini." Ucap Syla tersenyum senang. Akhir pekannya kali ini benar-benar membuatnya bahagia.
"Hm, iya. Sama-sama." Ucap Devan seraya membalas senyuman Syla.
"Boleh minta nomor kamu?" Pinta Devan dengan nada lembut, raut wajahnya terlihat santai.
"Boleh." Ucap Syla mengangguk lalu menyebut nomor ponselnya.
"Makasih." Ujar Devan dengan senyum manisnya, ia pun memasukan kembali ponselnya kedalam saku celananya.
Syla mengangguk pelan, senyum hangatnya tidak pudar sama sekali.
"Kamu gak mau pulang?" Tanya Devan dengan nada bercandanya.
"Kakak aja dulu. Nanti kalo kakak udah pergi, baru aku pergi." Ujar Syla seraya merapihkan rambut panjangnya yang tertiup angin malam.
"Oh, yaudah." Ucap Devan seraya memasuki mobilnya.
"Bye, Syla." Devan melambaikan sebelah tangannya, ia baru memanaskan mobilnya.
"Bye, juga. Kak Devan." Syla membalas lambaian kakak kelasnya itu.
"Selamat malam." Untuk yang pertama kalinya Devan mengucapkan selamat malam kepada seorang wanita, kecuali ibunya. Apalagi, Devan tersenyum manis, sangat manis hingga Syla tidak langsung menanggapi ucapannya.
"Malam juga, Kak." Ucap Syla yang sama halnya baru mengucapkan selamat malam kepada seorang Pria, kecuali Ayahnya. Syla tersenyum manis yang membuat Devan yang langsung melajukan mobilnya dengam kecepatan sedang.
"Kenapa senyumnya semanis itu?" Gumam Devan dengan nada kesal, raut wajahnya terlihat frustasi.
"Manis banget senyumnya." Gumam Syla dengan senyum senang yang tak bisa tertahankan. Syla pun berjalan santai menuju rumahnya, hatinya berbunga-bunga.
******
Syla merebahkan badannya ke kasur yang bermotif bunga matahari, ia menatap atap kamarnya dengan raut wajah lelah. Devan menjatuhkan tubuhnya ke kasur berwarna abu polos, ia menatap atap kamarnya dengan raut wajah lelah. Mereka berdua kompak menghela nafas panjang.
"Aku lelah, aku ingin tidur. Tapi kenapa aku terus memikirkannya?"
"Aku lelah, aku ingin tidur. Tapi kenapa aku terus memikirkannya?"
Syla dan Devan kompak bertanya, dengan nada kesal sekaligus bingung. Mereka masih menatap atap kamar mereka masing-masing.
"Tidak. Tidak mungkin."
"Tidak. Tidak mungkin."
Syla dan Devan mengatakannya dengan kedua mata yang membulat sempurna. Nada mereka terdengar terkejut. Mereka menggelengkan-gelengkan kepala, seraya memposisikan tubuh mereka berdua menjadi duduk.
"Tidak mungkin aku menyukai kak Devan."
"Tidak mungkin aku menyukai Syla."
Nada mereka terdengar lirih, mereka berdua menghela nafas pelan. Lalu Devan dan Syla pun merebahkan kembali badan mereka di ranjang masing-masing. Dua remaja itu, menarik selimut hingga dada.
"Gak, mungkin. Baru juga ketemu tiga hari yang lalu."
"Gak, mungkin. Baru juga ketemu tiga hari yang lalu."
Ujar Syla dan Devan seraya menggelengkan kepala dengan cepat, tatapan mereka lurus kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Jugendliteratur-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...