39. Membahas Pertunangan

95 9 0
                                    

-I'M NOT FINE-

"Aku sungguh merasa bahagia,  akhirnya hubungan kita akan lebih jauh lagi. Aku mencintaimu, dan akan terus mencintaimu." - Algi Ardiansyah.

"Aku awalnya tidak mempercayai apa itu cinta. Tapi, setelah bertemu dengannya. Aku tau apa itu Cinta. Sebuah kisah yang penuh perjalanan, dari duka yang akhirnya menjadi bahagia. Aku mencintaimu, cinta pertamaku!"- Regina Sari.



*********

Syla menundukan kepalanya seraya berjalan masuk kedalam rumahnya dengan langkah kaki yang santai, raut wajahnya terlihat lelah, ia juga menghela nafas pelan. Kedua matanya membulat melihat siapa yang duduk di meja ruang tamu, mereka adalah orang tuanya. Syla berlari menghampiri Dika dan Lili yang tersenyum hangat kepadanya.

"Kita berdua kangen banget sama kamu." Ujar Lili seraya memeluk putri bungsunya dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Begitu juga dengan Suaminya yang sama halnya memeluk Syla dengan lembut.

"Aku juga kangen banget sama Mama, Papa." Balas Syla memeluk orang tuanya, ia benar-benar merindukan mereka.

"Gimana kabar kamu, Sayang?" Tanya Dika memeluk putrinya begitu juga istrinya. Mereka berdua menatap Syla dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Kabar aku baik, Ma, Pa. Kalo kabar Mama Sama Papa Gimana?" Syla menjawab pertanyaan dari orang tuanya, ia juga kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.

"Syukur kalo gitu. Kabar Mama sama Papa baik, sayang." Ujar Lili menyuruh Syla agar duduk di sofa berukuran besar. Syla duduk di tengah-tengah antara Lili dan Dika.

"Syukurlah. Aku jadi lega dengarnya." Kata Syla tersenyum manis kepada orang tuanya yang membalas senyumannya.

"Eh, Kok kamu pulangnya telat? Nesya pulang setengah jam yang lalu." Tanya Lili menatap putri bungsunya dengan tatapan bingung.

Syla diam, ia bingung akan mengatakan apa.

"Aku-

"Tangan kamu kenapa?" Belum sempat Syla menjawab pertanyaannya, Lili tidak sengaja melirik tangan Syla yang terbalut perban. Tentunya ia terkejut sekaligus khawatir.

"Tadi pagi nggak sengaja ketumpahan air panas, Ma." Ujar Syla tersenyum kaku seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu ceroboh banget, Syla. Lain kali hati-hati, ya. Nanti kalo mau minum susu, minta tolong sama kakak kamu. Jangan masak air sendiri lagi, ya." Ujar Lili dengan nada khas ibu-ibu, raut wajahnya terlihat khawatir menatap putrinya yang tersenyum ke arahnya.

"Iya, Ma, iya." Syla memilih mengangguk dengan senyum manisnya.

"Ke Dokter sekarang, ya." Ajak Dika menatap putrinya dengan tatapan khawatir.

"Aku udah ke Dokter Pa, tadi." Ujar Syla menggeleng masih dengan senyum manisnya.

"Beneran? Nggak bohong, kan? Tangan kamu kayak parah, gitu." Ujar Dika menatap Putrinya dengan tatapan yang masih sama.

"Beneran, Pa. Udah diobatin, Kok. Papa sama Mama jangan khawatir, tangan aku nggak separah itu." Kata Syla menatap orang tuanya dengan tatapan menyakinkan bahwa ucapannya benar.

"Yaudah deh. Tapi harus terus diobati, ya." Suruh Lili yang diangguki oleh Syla.

"Obatnya Mana? Kamu minum sekarang." Tanya Dika kepada Syla yang langsung membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan obat dari rumah sakit.

"Ini, Pa." Ucap Syla seraya menyimpan obatnya dimeja.

"Oh tadi kamu ke Rumah Sakit 'Harapanku'?" Tanya Dika membaca plastik berwarna putih berisi beberapa obat yang harus dimakan oleh Syla, begitu juga dengan obat luar.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang