-IM NOT FINE-
"Kamu memang selalu membuat jantungku berdetak dengan cepat."- Devan Pratama.
**********
"Kenapa Papa memisahkan aku dengan adikku?" Tanya Leon setelah mendengar cerita dari Gio yang belum sepenuhnya diceritakan.
"Karena Papa hanya ingin anak laki-laki. Jadi, Papa menyuruh Mama kamu untuk menitipkan adikmu." Ujar Gio menatap Putranya dengan raut wajah serius, nadanya juga sama.
"Apa?! Mama menitipkan adikku kesiapa? Aku ingin menemuinya." Leon terkejut mendengar ucapan Papa tirinya barusan.
"Entahlah. Papa tidak tau Mama kamu menitipkan adik kamu kesiapa atau kemana. Papa udah bilang sama Mama kamu, kalo kamu sudah berusia delapan tahun. Mama kamu harus menjemput adik kamu. Tapi, Mama kamu malah menghilang sampai sekarang." Jelas Gio seraya menghela nafas pelan.
Awalnya tadi ia akan tidur. Namun, tiba-tiba ia terfikirkan ucapan Reza dan Rissa kepadanya saat Leon baru berusia lima bulan. Jadi, Gio merasa bersalah dan ingat tanggung jawab yang diberikan oleh mereka berdua. Gio menikahi Rissa karena merasa kasihan, apalagi ia berteman dekat dengan Reza.
Leon terdiam seraya menundukan kepalanya, hatinya terasa sakit. Fikirannya terus terfikirkan dengan banyak pertanyaan tentang adiknya. Ternyata, ia memiliki seorang adik perempuan yang satu tahun lebih muda darinya. Rasa senang bercampur dengan rasa sedih. Ia senang karena masih memiliki keluarga kandung, ia juga sedih karena tidak tau dia ada dimana.
"Jangan khawatir. Papa pasti akan mencari tau dimana Adik kamu sekarang. Papa ini teman dekat Papa kamu. Jadi, anggap Papa sebagai Papa kandung kamu, ya. Dan, Maaf selama ini Papa selalu memperlakukanmu dengan buruk." Ujar Gio seraya menepuk bahu Leon, ia yakin dengan ucapannya. Gio juga merasa bersalah telah memperlakukan anak teman dekatnya dengan buruk.
Leon mendongak, ia tersenyum tipis kepada Pria yang sudah merawatnya selama ini. Jika bukan karena Syla yang memberinya nasihat dan omelan, Leon pasti tidak akan seperti ini. Sikapnya pasti akan kasar seperti biasanya.
"Makasih banyak, Pa. Iya, Maafin aku juga. Aku udah gak sopan sama Papa selama ini. Maaf, Pa." Leon juga merasa bersalah atas perlakuannya kepada Gio selama ini.
"Mulai besok Papa akan mencari tau. Nggak usah minta maaf. Kamu seperti itu juga karena Papa. Mulai sekarang, Papa akan memperlakukan kamu seperti seorang Ayah pada umumnya. Papa janji sama kamu." Gio serius mengatakannya, ia tidak berbohong sedikitpun.
Leon tersenyum, ia pun menganggukan kepalanya. Mungkin sekarang dirinya membuka lembaran baru, tidak ada lagi kekerasan, sikap kasar, dan bentakan. Akhirnya, Doa Leon selama ini. Terkabul. Leon berharap, Papa tirinya yang akan ia anggap Papa kandungnya, tidak berbohong mengenai ucapannya barusan.
"Kamu bebas mau melakukan apapun. Tapi, Papa cuma ingin kamu rajin belajar. Sebentar lagi kamu ujian kelulusan, Papa berharap kamu melanjutkan perusahaan Papa. Jadi, mulai besok kamu pindah ke sekolah baru kamu. Masalah tadi, akan Papa selesaikan. Semoga saja, itu masalah terakhir kamu." Gio berucap panjang lebar dengan nada menasehati khas seorang ayah kepada anaknya.
"Ya. Leon akan rajin belajar dan pindah ke sekolah baru. Maaf, Papa harus menyelasaikan banyak masalah karena ulahku. Dan, Terima kasih sudah menyelesaikan banyak masalahku." Leon menatap Gio dengan tatapan tulusnya. Ia tidak terpaksa untuk mengatakannya. Ucapannya diangguki oleh Gio dengan senyum hangatnya.
"Besok Papa akan mengantar kamu kesekolah baru kamu." Ujar Gio kembali menepuk bahu Leon lalu berdiri dari duduknya begitu juga dengan Pria berwajah tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Teen Fiction-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...