22. Canggung

124 9 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Aku merasa canggung karena kejadian tadi. Sungguh, rasanya tidak nyaman duduk berdua dengannya."- Syakila Permata.



*******

"ASSALAMUALAIKUM, MAMI!" Teriak Seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki yang baru membuka pintu utama rumahnya.

"Waalaikumsalam. EH-JANGAN MASUK DULU." Setelah membalas salam putranya, Mira berteriak seraya berjalan menghampiri anak bungsunya.

"Loh? Kenapa aku gak boleh masuk?" Tanya Dafa kepada Maminya itu.

"Diluar hujan, pasti baju kamu basah. -TUHKAN BENER." Mira reflek berteriak melihat keadaan putranya yang baru masuk sekolah dasar itu.

Dafa menutup gendang telinganya mendengar teriakan dari Maminya. Raut wajahnya terlihat terkejut, sekaligus merasa takut jika Maminya akan memarahinya. Tapi, biasanya tidak pernah, tidak tahu sekarang. Karena dirinya sudah masuk sekolah dasar, bukan Tk lagi.

"Berangkat pagi, pulang sore. Kamu main atau kerja? Apalagi kamu itu baru masuk Sd, tapi mainnya kayak murid Smp." Mira berucap dengan nada khas ibu-ibu yang tengah mengomeli anaknya.

Dafa menundukan kepalanya, raut wajahnya terlihat cemberut. Benar-benar sangat lucu, tapi sayangnya sifatnya selalu menyebalkan jika berbicara dengan kakaknya. Dafa mempunyai wajah yang tampan, ia cukup tinggi untuk usianya, gaya rambutnya menutupi dahinya. Kulitnya putih, badannya tidak kecil dan tidak juga besar bagi usia tujuh tahun pada umumnya.

"Dirumah Galang itu ada apa aja sih? Sampe bilang gini sama Mami 'Ma, jemputnya jangan sekarang. Nanti sore aja.' Padahal itu siang hari, waktunya tidur siang buat seusia kamu." Lanjut Mira berdiri dihadapan putranya itu, ia berkacak pinggang.

"Mainnya nggak terus dirumah Galang Ma. Rumah Galang deket sama temen-temen sekolah. Jadi mainnya nggak berdua. Terus, main sama abangnya Galang. Seru deh pokoknya. Dafa jadi pengen punya Abang, Mami bisa gak kasih Dafa Abang?" Dafa berucap dengan nada khas anak kecil. Ia menatap Maminya dengan tatapan memohon yang terkesan lucu.

Mira tertawa pelan mendengar pertanyaan sekaligus keinginan dari putranya. Ada-ada saja anak bungsunya itu. Mira mengerti karena Dafa masih anak kecil, tapi mendengar keinginannya membuatnya ingin tertawa. Dafa mengerutkan keningnya heran melihat Maminya tertawa.

"Ya, gak bisa dong sayang. Mami gak bisa kasih kamu Abang." Ucap Mira seraya berjongkok dan memegang bahu putranya itu.

"Loh kok gak bisa?" Tanya Dafa menatap Maminya dengan tatapan tidak mengerti.

"Emm, gimana ya ngejelasinnya. Nanti kalo kamu udah besar, kamu pasti tau kenapa Mami gak bisa ngasih kamu Abang." Ujar Mira seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung bagaimana cara menjelaskannya. Mira kembali berdiri, ia masih memakai celemek lantaran tengah memasak.

Dafa mengangguk paham, ia hendak berjalan melewati Maminya. Namun tiba-tiba Mira menyuruhnya berhenti melangkah. Wanita berusia 40 tahun itu baru terfikirkan sesuatu.

"Kamu beneran mau punya Abang?" Tanya Mira kepada Dafa yang langsung mengangguk cepat.

"Berarti kamu harus bantu Mami. Oke?" Tanya Mira kembali berjongkok.

"Oke. Tapi bantu apa, Ma?" Tanya Dafa menatap Maminya dengan raut wajah bingung.

"Kamu ke rumah Tante Karina sekarang. Disana ada anaknya Tante Kirana sama temen-temennya. Kamu bilang gini sama mereka 'Kata Mami kerumah aku,  buat ngerayain kakak aku pulang.' Pokoknya kamu paksa mereka deh, tapi harus sopan jangan sampai bikin mereka marah, oke?" Ucap Mira dengan senyumnya kepada Dafa yang langsung mengangguk cepat.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang