45. Benci, Hadiah

102 8 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Aku benci ketika seseorang meninggalkanku tanpa pamit."- Leon Jonnathan.

********

"Eh, Tunggu." Suruh Lili kepada seorang Pria bertubuh tinggi yang akan memasuki halaman belakang rumahnya tempat anak terakhirnya merayakan ulang tahun.

"Ya, ada apa?" Tanya Leon seraya membalikan badannya menatap wanita parubaya itu dengan senyum tipisnya.

"Kamu... " Lili menatap Pria dihadapannya dengan raut wajah menyelidik.

"Aku Leon, Tante." Ujar Leon masih dengan senyum tipisnya, ia tau Lili tengah mengingat wajahnya. Sontak, Lili tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ah, iya. Kamu Leon temennya Nesya waktu Smp, kan?" Tanya Lili yang langsung ingat siapa Pria dihadapannya.

"Sekarang udah bukan temen, tante." Ucap Leon dengan senyum malu-malunya, membuat Lili mengerutkan keningnya bingung.

"Maksudnya gimana, ya?" Tanya Lili merasa tidak mengerti ucapan Leon barusan.

"Aku sama Nesya bukan temenan lagi, tapi pacaran." Leon berucap menatap Lili dengan senyumnya.

Lili membuka sedikit mulutnya terkejut, ia pun tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Oh, gitu. Kirain kalian berdua musuhan. Tapi pas denger kalian pacaran, tante jadi lega dengarnya." Ucap Lili tersenyum seraya menepuk bahu Leon pelan.

"Nggaklah, tante. Nggak mungkin aku sama Nesya musuhan. Tante kan tau, dulu aku sama dia deket banget. Kok lega, tan?" Tanya Leon terlihat tanpa kebohongan sedikitpun, ia pun bertanya dengan raut wajah bingungnya.

"Iya, kamu sama Nesya deket banget. Eh akhirnya, kalian berdua pacaran. Tante suka kamu sama Nesya pacaran, cocok soalnya. Tapi, kenapa ya Nesya nggak cerita sama Tante kalo dia punya pacar, apalagi pacarnya kamu, lagi." Lili berucap panjang lebar masih dengan senyumnya menatap Leon yang terlihat tersenyum malu-malu.

"Aduh, makasih tante. Aku jadi malu dengernya. Mungkin dia malu, tante. Soalnya aku pacaran sama dia belum lama." Jelas Leon yang berpakaian sangat rapi seperti Devan malam ini. Membuat Lili semakin menyetujui hubungan anak keduanya dengan pria dihadapannya.

"Sama-sama. Semoga kamu bisa menjaga hubungannya dengan baik, ya. Iya, mungkin. " Ujar Lili masih dengan senyum hangatnya, Leon mengangguk pelan.

"Kalo gitu, sana masuk. Maaf, tante jadi ajak kamu ngobrol." Lanjut Lili menatap Leon dengan raut wajah bersalahnya.

"Iya, tante." Ucap Leon seraya menganggukan kepalanya lalu masuk kedalam halaman belakang yang sangat luas dan ramai oleh orang-orang.

Lili mengundang rekan kerja suaminya, dan teman-teman anaknya. Ia tidak punya teman lagi, setelah memutuskan hubungan persahabatan dengan dua temannya dulu. Lili juga tidak tau keberadaan Hana sekarang. Wanita itupun, menghela nafas pelan lalu masuk kedalam halaman belakang rumahnya.

"Pacar? Pacar apaan, cih." Gumam Leon merubah raut wajahnya menjadi datar, ia berdecih dengan ucapannya tadi.

"Aku benci melihat mereka tertawa." Leon kembali bergumam lantaran tidak sengaja melihat Devan dan Alvin tengah tertawa karena lelucon yang dikeluarkan oleh Kila.

"Ternyata cantikan adiknya dibanding dengan kakaknya. Pantesan, Devan memacarinya." Leon juga tidak sengaja Melihat Syla yang tersenyum lebar kepada teman-teman sekelasnya.

Gumamnya berhenti, kala dirinya tidak sengaja melihat Nesya yang seperti akan pergi, namun entah kemana. Leon tersenyum smirk seraya mengambil gelas kaca berbentuk bulat yang berisi minuman dingin. Pria itu mengikuti Nesya, ia berhenti didekat pohon mangga.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang