16. Pilihan, Pelukan

135 10 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Ini hidupku, masa depanku terserah diriku. Jadi, berhenti mengatur semuanya. Karena aku yang merasakannya, menjalaninya. Bukan dirimu."- Devan Pratama.

**************

Syla sedikit terkejut dengan pertanyaan Papanya Devan yang terdengar serius. Ia awalnya takut, namun Devan segera mengenggam tangannya dengan lembut. Membuat rasa takutnya sedikit menghilang.

"Beneranlah. Buat apa pura-pura." Devan menjawab pertanyaan dari Papanya. Raut wajahnya seperti biasa datar, nadanya juga terdengar serius.

"Awas aja kalo kamu bohongin Papa." Adit menatap putranya dengan tatapan tajam.

"Papa mungkin yang bohongin aku." Ucap Devan dengan senyum sinisnya.

"Udah, udah. Gak malu apa berantem didepan Syla?" Ucap Hana kepada Suami dan Anaknya itu.

Devan menghela nafas pelan, ia tidak lagi mengenggam tangan Syla. Membuat gadis itu menatap kearahnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Devan yang mengetahui pacarnya menatap kearahnya lantas segera berbicara tanpa suara 'Apa?'

Syla menggeleng, lalu menatap ke arah lain. 'Jadi bener apa yang dibilangin Adis.' Batin Syla melihat Devan dan Adit yang hampir saja bertengkar jika Hana tidak berbicara. Suasana hening sesaat, hingga Adit membuka kembali suaranya

"Pekerjaan papa kamu apa?" Tanya Adit menatap Syla dengan tatapan seriusnya.

"Pengusaha Pakaian, Om." Ucap Syla sopan dengan senyum ramahnya. Ia berkata jujur.

Adit mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Mereknya apa?" Tanya Adit masih meragukan ucapan Syla.

"DL Clothing Store, Om." Ucap Syla masih dengan senyum ramah dan nada sopannya.
"Kamu gak berbohong, kan?" Tanya Adit dengan tatapan meragukan.

"Nggak, om." Ucap Syla dengan nada yakinnya.

"Baiklah, kalo gitu." Ucap Adit mulai mempercayai Pacar Putranya itu. Ia juga menyukai Syla, dari pakaian, dan sopan santunnya. Adit berharap mereka sungguh pacaran.

"Dari kapan kalian pacaran?" Tanya Adit menatap kedekatan Syla dan Devan yang memang seperti pacaran sungguhan.

"Semalam, Om." Ucap Syla sudah tidak merasa takut lagi dengan papanya Devan.

"Kamu gak dipaksa harus pacaran sama Devan, kan?" Tanya Adit merasa jika putranya itu memaksa Syla untuk pacaran karena dirinya.

"Nggak, om. Lagipula kita berdua deketnya udah enam bulan. Tapi baru jadiannya semalam." Ucap Syla yang terlihat tanpa kebohongan dikedua matanya.

"Kamu nggak disuruh Devan buat bohongin, Om sama Tante kan?" Tanya Adit menatap curiga Devan lalu beralih ke Syla.

"Nggaklah, Om." Ucap Syla dengan senyum ramahnya.

"Bagus kalo gitu. Kamu tau kalo Devan suka balapan?" Tanya Adit masih sedikit meragukan Syla.

Syla terdiam sesaat, ia bingung harus menjawab apa.

"Nggak. Aku gak pernah bilang sama Syla.  Kalo aku kasih tau Syla aku suka balapan, dia pasti larang aku." Devan menjawab pertanyaan dari Papanya.

"Apa yang di bilangin sama Devan bener? Kamu emang gak tau kalo dia suka balapan?" Tanya Adit menatap Syla yang seolah terkejut mendengar ucapan Devan.

"Iya, om. Saya memang gak tau kalo kak Devan suka balapan." Ucap Syla menatap Adit dengan nada suara terkejutnya.

"Kak? Kalian itu benaran pacaran atau cuma adik kelas sama kakak kelas aja?" Tanya Adit merasa heran dengan panggilan Syla untuk putranya, padahal mereka berpacaran.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang