47. Obsesi, Psycho

112 7 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Cinta atau Obsesi?"- Alvino Abraham.

"Dia sungguh menyebalkan. Jadi, aku membuatnya menghilang dari hadapanku untuk selamanya."- Leon Jonnathan.

***********

"Syla. Ini aku." Ucap Kila seraya memegang ponselnya, ia baru sampai dirumah tantenya.

"Kila?" Tanya Syla terkejut seraya melihat ponselnya, ia mengerutkan keningnya. Lantaran nomor yang menghubunginya sekarang bukan nomor Kila.

"Hm. Aku Kila. Sahabat kamu." Ujar Kila tersenyum tipis, seraya menyimpan tas slempangnya dimeja dekat dengan ranjang.

"Kok nomornya? Kamu ganti nomor?" Tanya Syla terkejut.

"Nggak ganti. Ponsel aku ketinggalan dirumah." Ucap Kila berbohong, ponselnya sengaja ia tinggalkan dirumah. Dan Papanya membelikannya ponsel baru.

"Ketinggalan dirumah? Terus sekarang kamu lagi ada dimana? Kok jam segini belum dateng ke sekolah?" Syla bertanya lagi, raut wajahnya terlihat penasaran. Ia duduk seorang diri dikantin, menunggu kekasihnya datang.

"Aku sekarang lagi di Amerika." Ujar Kila dengan nada santai.

"Apa? Amerika? Kamu lagi di Amerika?" Tanya Syla benar-benar terkejut mendengar ucapan Kila barusan.

"Siapa yang lagi di Amerika?" Tanya Devan kepada kekasihnya, ia pun duduk disampingnya. Alvin dan Bobby juga duduk dihadapan pasangan kekasih itu.

"Kila. Sekarang dia lagi di Amerika." Ucap Syla menatap Devan tanpa mematikan sambungan teleponnya, Kila tentunya mendengarnya. Gadis imut itupun, langsung mematikan sambungannya. Membuat Syla semakin bingung.

"APA?!" Alvin sontak membulatkan kedua matanya mendengar ucapan Syla barusan. Ia sungguh tidak tau jika kekasihnya sekarang berada di Amerika.

"Kenapa kau terlihat sangat terkejut? Memangnya Kila tidak memberitahumu?" Tanya Bobby dengan raut wajah penasaran, Devan dan Syla kompak mengangguki pertanyaan dari Bobby untuk Alvin. Mereka bertiga penasaran kenapa Alvin terlihat sangat terkejut.

"Tidak. Kila tidak memberitahuku. Sungguh." Ujar Alvin seraya menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Mungkin saja dia mengirimmu pesan?" Tanya Devan kepada teman dekatnya yang langsung menepuk dahinya.

"Kau benar. Semalam aku mematidayakan ponselku." Ujar Alvin lalu merongoh ponselnya dan segera menyalakannya. Devan yang mendengar ucapan Alvin, lantas menggelengkan kepalanya.

"Kau benar. Dia mengirimku pesan." Ucap Alvin setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya. Nadanya terdengar pelan, membuat mereka bertiga menatapnya dengan raut wajah bingung.

"Ada apa? Pesan apa yang dikirim oleh Kila?" Tanya Devan mengerutkan keningnya. Syla juga sama halnya penasaran, apalagi Bobby.

"Bacalah. Aku tidak sanggup untuk membacanya lagi." Ujar Alvin seraya menghela nafas kasar dan menyodorkan ponselnya kepada mereka bertiga.

Bobby yang terlebih dahulu membacanya. Raut wajahnya berubah menjadi tidak percaya menatap Alvin yang tengah memejamkam kedua matanya, terdengar beberapa kali helaan nafas kasar keluar dari mulut Pria itu. Lalu, Devan dan Syla membacanya secara bersamaan.

"Apa yang kau bicarakan dengan Nesya? Sampai Kila memutuskanmu?" Tanya Bobby terdengar dengan nada dinginnya.

"Hubungan kalian baru beberapa hari. Dan penghancurnya kau sendiri." Devan sama halnya berujar kepada Alvin dengan nada dinginnya.
"Devan." Panggil Syla dengan raut wajah seolah mengatakan 'Berhenti'. Devan pun menghela nafas kasar seraya menganggukan kepalanya pelan. Alvin lalu membuka kedua matanya. Ia pun menceritakan semuanya.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang