73. Maaf, Waktu

101 13 1
                                    

-IM NOT FINE-

"Aku sudah menganggapnya seperti anak kandungku sendiri. Aku belum siap untuk kehilangannya."- Lili.

**************

Leon berjalan santai menuju Taman yang tidak terlalu banyak orang, ia akan bertemu dengan Elsa. Pria yang memakai hoodie berwarna biru tua itu tidak melihat gadis yang mengajaknya bertemu. Leon pun memutuskan untuk duduk di kursi seraya menyalakan ponselnya. Ia sudah memikirkannya semalaman, Leon akan meminta maaf kepada Syla.

"Kok gak di angkat-angkat." Gumam Leon bingung kenapa adik kandungnya itu tidak mengangkat teleponnya. Leon merasa mungkin Syla sibuk, ia pun mengetik beberapa pesan teks lalu mengirimkannya.

"Maaf. Kamu pasti sudah lama menunggu." Elsa baru saja datang dan langsung mengatakan itu dengan raut wajah merasa bersalah. Leon tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

"Nggak kok. Aku juga baru nyampe." Balas Leon dengan nada santai, Elsa pun tersenyum lalu mengangguk dan duduk disamping Pria berwajah tampan itu. Tanpa Leon sadari, Ponselnya mati karena kehabisan baterai.

"Kamu mau bilang apa sama aku?" Tanya Leon yang sangat penasaran apa yang akan dikatakan oleh gadis dengan rambut panjang yang kepirang-pirangan tersebut. Elsa pun menghembuskan nafasnya, lalu menatap Leon dengan tatapan serius. Leon mengerutkan keningnya.

"Aku menyukaimu. Aku sungguh menyukaimu, Leon." Ungkapan penuh dengan ketulusan dan ketegasan membuat Pria itu terkejut sekaligus tidak percaya Elsa akan mengatakan itu.

"Apa yang kamu katakan. Jangan bercanda." Leon malah tersenyum dan tertawa pelan seraya mengalihkan tatapannya. Elsa sudah menduga Leon pasti tidak akan percaya.

"Aku tidak bercanda, Leon. Aku sungguh menyukaimu." Tegas Elsa menatap wajah Leon dari samping dengan kedua mata yang terlihat tulus. Leon pun menghela nafas pelan, lalu menatap Elsa dengan tatapan seriusnya.

"Jangan mengatakan itu. Aku jadi bingung akan mengatakan apa." Ujar Leon dengan nada yang terdengar serius. Elsa tersenyum kaku.

"Kenapa kamu harus bingung? Katakan saja bagaimana perasaanmu padaku." Nada Elsa terdengar serius, senyum kakunya masih terlihat jelas.

"Jangan. Jangan pernah menyukaiku. Dan jangan bertanya bagaimana perasaanku padamu." Tegas Leon seraya berdiri dari duduknya. Ia benar-benar terkejut sekaligus tidak percaya Elsa akan mengatakan semua itu di saat dirinya tengah bingung tentang masalahnya.

"Kenapa? Kenapa kamu melarangku untuk menyukaimu?" Tanya Elsa menatap Leon dengan kedua mata yang terlihat sedikit berkaca-kaca. Ia juga berdiri dari duduknya, jarak mereka berdiri sekitar dua meter.

"Kamu tidak perlu tau alasannya." Ucap Leon menatap Elsa sekilas dengan tatapan seriusnya. Leon awalnya akan pergi meninggalkan Elsa seorang diri, tapi ucapan gadis itu membuat langkah kakinya seketika terhenti.

"Jika memang kamu tidak menyukaiku. Katakan. Jangan membuatku bingung." Ujar Elsa dengan nada memohon, kedua matanya berkaca-kaca.

"Nesya tidak pernah mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Leon kepada Elsa yang merasa bingung dengan pertanyaan dari Pria itu. Namun, gadis cantik itu tiba-tiba teringat ucapan Nesya beberapa minggu yang lalu.

"Aku yakin pasti Nesya mengatakan padamu kalo aku ini Psycopath. Iya, kan?" Lanjut Leon yang kembali bertanya dengan senyum tipisnya. Kedua bola mata Elsa membulat sempurna mendengar ucapan Leon yang memang benar.

"Aku memang Psycho. Aku sudah membunuh satu orang wanita di sekolah lamaku. Percaya atau tidak, tapi itu memang kenyataannya." Jelas Leon menampilkan senyum sinisnya. Elsa semakin terkejut sampai membekap mulutnya menggunakan telapak tangannya.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang