-IM NOT FINE-
"Jika memilih melampiaskan kemarahan atau tetap berteman. Aku memilih untuk tetap berteman. Karena melampiaskan kemarahan hanya sesaat, sedangkan berteman bisa selamanya."- Alvino Abraham.
*******
Syla membekap mulutnya menggunakan sebelah tangannya. Ia benar-benar terkejut mendengar ucapan Hana barusan. Sekaligus merasa tidak percaya dan merasa iba kepada pacar pura-puranya itu.
"Kamu mau denger tentang Devan?" Tanya Hana menatap Syla dengan senyum hangatnya meski kedua matanya berkaca-kacanya.
Syla menganggukan kepalanya dengan senyum tipisnya. Hana tersenyum ia pun memposisikan duduknya menjadi berhadapan dengan Syla.
"Dulu, Devan itu orang yang ceria, setiap hari dia selalu tersenyum meski kehidupannya sangat sederhana. Keluarga Tante dulu bisa dibilang banyak kekurangan dalam segi ekonomi. Rumah kami sangat sempit, tidak ada tempat untuk Devan bermain. Tante sama Om setiap hari merasa sedih dan kasihan dengan kehidupan Devan.
Jadi, kita berdua memutuskan untuk mencari pekerjaan. Bahkan akhir pekanpun kita berdua tetap bekerja, kita berdua pergi sangat pagi, dan pulang larut malam. Benar-benar tidak ada waktu untuk Devan. Apalagi dulu dia masih sangat anak-anak. Devan masih butuh kasih sayang dan perhatian dari Tante sama Om. Tapi, kita berdua terlalu berambisi sampai melupakan Devan." Cerita Hana dengan nada lirih dan bergetar, air matanya tidak berhenti. Hana memegang dadanya yang sangat sesak.
Syla lantas segera memeluk Hana dengan lembut. Ia mengusap air matanya yang terus keluar setelah mendengar cerita Hana yang benar-benar membuat hatinya sakit. Syla tidak menyangka Devan mempunyai kisah hidup sesedih itu. Ia fikir hidup Devan benar-benar bahagia. Tapi, pria itu ternyata sangat menderita.
"Jika waktu bisa berputar kembali, Tante ingin menebus semua kesalahan yang sudah membuat Devan menderita selama ini." Ucap Hana yang masih dipelukan Syla.
Syla bingung harus mengatakan apa, ia memilih untuk diam dan terus menenangkan Hana agar sedikit lebih baik. Hana pun melepaskan pelukannya dengan kedua mata yang memerah dan masih mengeluarkan air mata, hidungnya juga terlihat memerah."Tante berharap kamu sama Devan memang benar berpacaran. Tapi, jika kalian hanya berpura-pura, dan kamu dipaksa pacaran sama Devan. Tante mohon sama kamu, jangan benci sama Devan. Devan melakukannya karena Papanya." Ucap Hana menatap Syla dengan tatapan penuh harapan.
Syla terlihat kurang mengerti dengan ucapan Hana pada kalimat akhirnya. Hana yang mengertipun lantas segera berucap.
"Papanya suruh Devan buat bawa pacarnya di depan om sama tante. Dan malam ini waktunya. Tante tau, Devan gak punya pacar. Jadi Tante ngerasa kalo kalian itu cuma pura-pura pacaran. Devan ngelakuin itu karena dia gak mau tinggal di Amerika, ninggalin dua temannya." Ucap Hana seraya menyeka air matanya.
Syla lagi dan lagi terkejut mendengar ucapan Hana. Ternyata ini alasannya Devan mengancamnya dan menjadikannya pacar. Syla sudah curiga kepada Devan dari saat laki-laki itu mengancamnya dengan Rahasianya dan Nesya. Dan tiba-tiba mengajaknya untuk bertemu dengan orang tua laki-laki berwajah tampan itu.
"Jadi, tante mohon sekali lagi sama kamu. Jika benar kalian hanya pura-pura pacaran, tolong kamu jangan benci sama dia. Tante mohon sama kamu." Ucap Hana dengan raut wajah serius dan nadanya terdengar memohon.
"Ya. Aku janji gak akan benci sama Devan." Ucap Syla dengan senyum hangatnya, ia menganggukan kepalanya yakin.
Hana membalas senyuman Syla. Tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi sedih. Membuat Syla bingung dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Teen Fiction-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...