10. Kebahagiaan

183 15 0
                                    

-I'M NOT FINE-

"Memang benar, setelah kesedihan pasti datang kebahagiaan."- Syla Aulia.

**********


"KENAPA KAKAK SELALU MENYALAHKANKU? BAHKAN KETIKA AKU TIDAK SALAH SEDIKITPUN. APA ITU SANGAT MENYENANGKAN BAGI KAKAK?" Tanya Syla yang tidak bisa menahan emosi yang selalu ia tahan selama ini.

Algi dan Nesya terkejut mendengar Syla berbicara dengan nada tinggi, lantaran baru pertama kalinya gadis itu berbicara dengan nada dan raut wajah seperti itu. Tapi, Nesya tidak mau kalah.

"HOOH. ITU SANGAT MENYENANGKAN BAGIKU. LAGIPULA, APA YANG TERJADI, DULU DAN SEKARANG MEMANG SALAHMU. KENAPA KAU MARAH?" Tanya Nesya sama halnya dengan nada tinggi, ia tersenyum smirk kepada Syla yang terlihat menatapnya datar.

"Terserah kakak saja. Aku tidak peduli." Ucap Syla dengan nada penuh penekanan, ia tidak meninggikan suaranya lagi. Lalu Syla berjalan melewati dua kakaknya begitu saja.

"Hentikan, Nesya." Suruh Algi menahan Adiknya yang akan memukul kepala Syla. Nadanya terdengar memohon.

"Kenapa?!" Nesya sedikit berteriak kepada kakaknya lantaran kesal.

"Bagaimana jika Ayah dan Ibu tahu? Kita tidak tahu kapan mereka akan pulang. Jadi, jangan dulu melakukan hal-hal kasar kepada Syla." Suruh Algi dengan nada tegas.

Nesya yang mendengar suruhan kakaknya langsung melepaskan tangan Algi yang memegang pergelangan tangannya. Tatapannya masih terlihat kesal.

"Bilang saja kakak mulai menyayangi Syla!" Teriak Nesya lalu berjalan melewati kakaknya.

Algi menghela nafas seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak habis fikir dengan pemikiran adik kesayangannya itu. Algi pun sama halnya keluar dari kamar Syla, ia masih ingat punya janji dengan kekasihnya.

*********

Dua orang remaja berjenis kelamin berbeda itu melangkahkan kaki secara bersamaan. Mereka berdua berada dipesisir pantai, tidak ada orang selain mereka berdua. Hari mulai sore, cahaya matahari masih terlihat jelas. Jarak mereka berdiri sekitar satu meter, tapi dua remaja itu tidak menyadari kehadiran satu sama lain.

"KENAPA INI SEMUA TERJADI PADAKU?"

"KENAPA INI SEMUA TERJADI PADAKU?"

Teriak Devan dan Syla secara bersamaan dengan kata-kata yang sama. Mereka belum menyadari satu sama lain, tapi beberapa detik kemudian. Devan dan Syla saling menatap dengan tatapan terkejut dan tidak percaya.

"Kak Devan? Kenapa kakak ada disini?" Tanya Syla membulatkan kedua matanya.

"Seharusnya aku yang nanya, kenapa kamu ada disini?" Bukannya menjawab, Devan malah bertanya dengan pertanyaan yang sama kepada gadis berpakaian rapi dan tertutup itu.

"Aku sering kesini jika merasa tertekan, stres, atau frustasi. Kalo kakak?" Tanya Syla kepada Devan yang membulatkan kedua mata mendengar ucapannya.

"Kok bisa sama?" Tanya Devan tidak percaya dengan kebetulan ini. Memang benar, dirinya selalu datang ke Pantai ketika merasa tertekan, stres, atau frustasi.

"Nggak tau." Ucap Syla seraya menggelengkan kepalanya. Ia berfikir sekejap, seperti Devan.

"Tunggu. Berarti saat ini kamu lagi ngerasa salah satu dari itu?" Tanya Devan menatap Syla dengan raut wajah bingung.

"Kak Devan juga sama dong?" Syla menganggukan kepalanya lalu bertanya. Raut wajahnya juga sama-sama terlihat bingung.

Devan mengangguk-anggukan kepalanya.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang