41. Kalung, Masa Lalu

108 7 0
                                    

-I'M NOT FINE-

"Kenapa sepuluh tahun berlalu sangat cepat, tapi kamu belum terlihat." - Hana.

**********

"Selamat ulang tahun, Tante." Ucap Syla kepada Hana dengan raut wajah cerianya.

"Makasih banyak, Syla." Balas Hana membalas senyuman kekasih putranya itu.

"Sama-sama. Semoga Tante panjang umur, sehat selalu, dimudahkan semua apa yang diinginkan. Sekali lagi selamat ulang tahun." Syla benar-benar terlihat ceria dan bahagia menatap Hana lewat layar ponsel milik Devan.

Hana tersenyum bahagia, begitu juga dengan Devan. Hana menganggukan kepalanya mendengar ucapan Syla barusan. Devan yang memegang ponselnya, lantas melirik sang kekasih dengan senyum bahagianya.

"Makasih banyak atas doanya. Makasih juga udah ngirim hadiah ke sini. Tante suka banget sama hadiah dari kamu." Ujar Hana yang memperlihatkan kalung berlian hadiah dari Syla.

"Sama-sama tante. Maaf, ya. Kalo kalungnya nggak terlalu bagus." Ujar Syla kepada Hana dengan raut wajah bersalahnya.

Hana malah tertawa pelan mendengar ucapan Syla.

"Bagus gini kok. Tante suka banget. Soalnya kalung ini mirip banget sama kalung sahabat tante. Tante jadi keinget sama dia, apalagi liat kamu yang mirip sama anaknya." Curhat Hana seraya menghela nafas pelan. Ia menundukan kepalanya sekejap.

"Sahabat? Mama punya sahabat? Kok aku gak pernah liat." Ujar Devan ingin tau. Syla malah merasa sedih melihat raut wajah Hana setelah mengatakannya.

"Iya. Mama punya satu sahabat. Tapi sekarang gak tau dia ada dimana. Keluarganya bilang, dia hilang sepuluh tahun yang lalu." Ujar Hana masih menampilkan raut wajah sedihnya.

"Hilang? Sepuluh tahun yang lalu?" Tanya Devan dengan raut wajah bingung.

"Iya hilang. Mama boleh cerita gak sama kalian?" Tanya Hana menatap Syla dan Devan yang langsung mengangguk.

"Bentar. Kalian berdua ada dimana? Kok kayak diruangan? Ruangan apa?" Tanya Hana yang baru sadar keberadaan mereka yang tidak ia kenali.

"Kita berdua ada dirumah sahabatnya Kila. Ruangan tempat bermain. Soalnya adiknya sahabat Syla masih kecil, baru kelas satu sd." Jelas Devan memperlihatkan banyak mainan disekelilingnya.

Hana mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Kalian cuma berdua? Sahabatnya Syla mana?" Tanya Hana lagi, ia menatap Syla dan Devan dengan tatapan mengintrogasi.

Devan menghela nafas pelan, ia harus menjelaskan semuanya agar ibunya itu tidak salah paham.

"Jadi, gini. Aku sama Syla itu diundang makan malam dirumah sahabatnya Syla. Adik sahabatnya Syla menang lomba. Pas udah makan malam. Aku sama Syla main di ruangan ini sama adiknya sahabat Syla. Terus orang tuanya ngajak Dafa buat main. Awalnya kita berdua mau Videocall sama Mama dihalaman depan. Tapi Mama keburu hubungin aku, jadi kita berdua masih ada disini." Jelas Devan dengan nada santainya, raut wajahnya tidak terlihat kebohongan sedikitpun. Hana menganggukan kepalanya mengerti.

"Terus sahabatnya Syla kemana? Mama penasaran kok bisa kalian cuma berdua?" Tanya Hana bingung.

"Sahabatnya Syla lagi pergi keluar sama Alvin." Ujar Devan masih dengan nada dan raut wajah yang santai.

"Alvin? Kok sahabat kamu ada?" Tanya Hana masih bingung dan ingin tau.

"Alvin kan tetangganya sahabatnya Syla. Apalagi mereka berdua pacaran." Ucap Devan menatap ibunya yang tengah duduk di sofa ruang tamu, Syla mengangguki ucapan kekasihnya.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang