30. Cinta

98 7 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Aku akan berusaha membuat dia tidak kecewa karena apa yang sudah kulakukan padanya."- Alvino Abraham.


*********

Syla tengah membereskan buku-buku setelah menyelasaikan beberapa mata pelajaran lalu memasukannya kedalam tas sekolahnya. Bel sudah berbunyi, dan guru baru saja pergi. Ia bertingkah seperti biasanya, selalu ceria dan tertawa. Tapi, anehnya teman sebangkunya atau sahabatnya terus menatapnya dengan tatapan curiga.

"Ayo kita pergi ke kantin." Ajak Syla seraya berdiri dari duduknya dan tersenyum kepada Kila yang duduk besandar ditembok.

"Tunggu dulu." Ujar Kila menarik tangan Syla hingga gadis berwajah cantik itu kembali duduk.

"Ada apa? Sepertinya kamu ingin mengatakan sesuatu." Syla mengerutkan keningnya bingung kepada tingkah Kila yang tidak seperti biasanya.

Kila mengangguki ucapan Syla yang memang benar. Syla merubah posisi duduknya jadi menghadap ke arah Kila, raut wajahnya masih terlihat bingung.

"Kemarin. Kamu kemana? Kenapa gak sekolah?" Tanya Kila dengan raut wajah penasaran.

Syla sedikit terkejut dengan pertanyaan dari Kila. Tapi, sahabatnya itu memang wajar bertanya seperti itu.

"Aku pergi ke pantai. Maaf, aku gak kasih tau." Ucap Syla dengan nada merasa bersalah.

"Nggak, gakpapa. Ngapain pergi ke pantai?" Kila menggeleng seraya tersenyum mendengar permintaan maaf dari Syla. Ia kembali bertanya.

Syla berdehem panjang seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung harus mengatakan apa.

"Lagi pusing karena mikirin lomba?" Lanjut Kila yang menebak lantaran belum mendengar tanggapan dari Syla.

"Ah, iya. Iya, karena itu." Ucap Syla langsung mengangguki ucapan Kila dengan cepat.

"Tapi, kenapa gak hari minggu aja? Kenapa harus hari selasa?" Tanya Kila dengan tatapan curiga. Syla seketika diam dan tengah berfikir alasan yang tepat dan masuk akal. Tidak mungkin ia mengatakan karena kakaknya.

"Kamu ke Pantai kemarin bukan karena pusing mikirin ujian, kan? Tapi, kamu pusing karena tekanan dari kak Nesya? Iya, kan?" Kila kembali menebak, membuat Syla terkejut mendengar ucapannya kali ini.

"Kila..." Syla masih terkejut, ia menundukan kepalanya sekejap. Bagaimana sahabatnya itu bisa tau? Darimana dia mengetahuinya? Dan sejak kapan? Banyak pertanyaan yang terfikirkan dalam benak Syla saat ini.

"Kenapa kamu gak pernah cerita ke aku soal Kak Nesya mencintai Devan? Kamu jadi menderita sendirian, kak Nesya pasti membuat kamu tertekan dan juga bimbang." Omel Kila dengan raut wajah berkaca-kaca, ia kesal sekaligus sedih kepada sahabatnya itu.

"Kila, maafin aku. Aku... tidak bisa mengatakannya." Ujar Syla dengan raut wajah menahan kesedihan dan air matanya.

"Kenapa?" Tanya Kila masih dengan raut wajah berkaca-kaca.

"Aku... juga mencintai Devan." Ucap Syla seraya menundukan kepalanya, ia menghela nafas pelan.

"Apa katamu? Jangan bercanda, Syla." Kila sangat terkejut sekaligus merasa tidak percaya mendengar ucapan Syla barusan.

"Aku tidak bercanda, Kila. Aku mencintainya." Kali ini Syla berucap dengan nada serius. Membuat Kila yakin bahwa sahabatnya itu mengatakan yang sebenarnya.

"Apa dia juga mencintaimu?" Tanya Kila masih tidak percaya, itu memang faktanya.

"Hm, dia juga mencintaiku. Kita berdua saling mencintai." Ujar Syla mengangguki pertanyaan dari Kila. Gadis berwajah imut itu membulatkan kedua matanya, ia sampai menutup mulutnya menggunakan sebelah tangannya.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang