03. Mendadak Bodoh

382 29 2
                                    

-I'M NOT FINE-


'Mana yang lebih menyakitkan? Di permalukan di depan semua orang? Atau tidak di anggap saudara oleh kakak sendiri?'- Syla Aulia.

*************

"Akhirnya aku menemukanmu. Kenapa kamu pergi tanpa membawa Snack ini?" Tanya Syla seraya menyodorkan Snack rasa jagung tersebut.

"Hai, Syla." Sapa Bobby seolah telah mengenal Syla, ia berjalan mendekati teman dekatnya itu.

"Oh, hai." Syla membalas dengan senyum kakunya, lantaran ia tidak mengenali Pria berbadan tegap tersebut.

"Apa? Kau mengenal dia?" Tanya Devan melirik teman dekatnya itu dengan tatapan terkejut.

"Kau mendadak bodoh, ya? Tentu saja. Aku mengenal dia. Tapi kamu tidak mengenalku? Iya, kan?" Tanya Bobby kepada Syla yang langsung mengangguk pelan.

"Semua murid di sekolah ini mengenal Syla. Kau juga termasuk KPRKKS, kau lupa?" Lanjut Bobby seraya menepuk bahu Devan dengan kasar.

Devan menghela nafas kasar. Sepertinya memang iya, dirinya mendadak bodoh ketika berhadapan dengan Syla. Jantungnya bahkan terus berdetak dengan cepat, ia enggan menatap mata gadis yang sangat cantik tersebut. Lantaran, ia takut menyukai dia.

"Tidak. Aku tidak bodoh. Aku tidak termasuk KPRKKS, sepertinya kau yang lupa. Bukan aku." Ketus Devan dengan tatapan kesalnya.

Syla masih berdiri di hadapan mereka, ia juga memegang Snack berukuran sedang. Syla bingung harus bagaimana, ingin pergi tapi takut tidak sopan. Alhasil, ia memilih untuk diam dan menunggu mereka menyelesaikan percakapan.

"Ah, terserah kau saja. Sepertinya hari ini moodmu sedang tidak baik." Ujar Bobby seraya memutar kedua bola matanya malas.

Devan berdehem malas seraya menatap ke belakang.

"Eh, aku lupa kamu masih ada di sini. Maaf, ya. Gara-gara kau sih! Syla kan jadi di abaikan oleh KPRKKS untuk pertama kalinya." Ujar Bobby tersenyum tipis kepada Syla, lalu ia menyiku pergelangan tangan Devan.

"Kenapa malah menyalahkanku. Aku pergi sajalah." Ucap Devan dengan raut wajah kesal, ia hendak pergi namun segera di cegah oleh Syla.

"Tunggu. Snacknya." Ujar Syla seraya memegang ujung seragam Devan, Ia juga menyodorkan Snack itu.

"Aku belum membayarnya. Jadi, untukmu saja." Ucap Devan terpaksa menatap kedua mata Syla dengan tatapan canggungnya.

"Tapi, kamu sepertinya menyukainya." Ujar Syla kembali mencegah Devan yang hendak pergi.

Devan menghela nafas pelan.

"Kubilang untukmu saja. Kenapa kamu malah membesarkan masalah kecil ini?" Tanya Devan dengan nada kesalnya, ia juga menghempaskan tangan Syla dengan kasar.

Semua murid yang ada di sekitar mereka, lantas terkejut mendengar ucapan Devan yang terdengar nadanya cukup tinggi. Syla sempat terkejut di buatnya, bahkan Snack yang ia pegang jatuh ke lantai. Setelah mengatakan itu, Devan pun pergi dengan langkah kaki yang santai seolah tidak mengatakan apa-apa.

"Dia kenapa kasar sekali?" Gumam Bobby menatap punggung Devan yang lambat laun mulai menjauh.

Syla memungut Snack yang jatuh ke lantai tersebut. Ia tersenyum tipis, ini hal biasa baginya. Lantaran rasa sakit hatinya yang selalu ia rasakan tidak sebanding dengan ini. Syla hanya di permalukan, bukan di sakiti.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang