-IM NOT FINE-
"Aku tidak tau Takdir kalian akan sesedih itu. Kufikir kalian akan hidup bahagia, tapi nyatanya tidak."- Lili.
***********
"Dim. Antar Leon ke tempat saudara ayahnya tinggal." Suruh Gio kepada sekertarisnya. Ia pun turun dari mobil, Leon menatap ayahnya dengan tatapan bingung.
"Iya, Pak." Ujar Dimas mengangguki suruhan atasannya.
"Papa nggak ikut?" Tanya Leon kepada Gio yang sudah turun dari mobil.
"Nggak. Maaf, ya. Papa harus bicara dulu sama dia. Kalo ada apa-apa hubungi Papa." Ucap Gio tersenyum tipis kepada putra angkatnya yang terlihat sedih lalu mengangguk pelan.
Gio pun menutup pintu mobilnya, sekertarisnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meninggalkan Pria dan Wanita yang pernah menjalin hubungan kekasih dimasa lalu. Gio berdehem singkat, Lili menghela nafas kasar. Wanita berusia empat puluh dua tahun itu membuka suaranya.
"Ikut aku. Kita harus bicara." Ucap Lili seraya berjalan santai menuju taman yang tidak jauh dari acara pertunangan putranya. Gio mengangguk, lalu mengikuti mantan kekasihnya dulu.
*********
"Pak Reza mempunyai saudara kembar, namanya Raffi, dia juga mempunyai adik perempuan yang sekarang usianya tiga puluh enam tahun. Mereka berdua sudah menikah dan sama-sama mempunyai dua orang anak. Karena Pak Reza meninggal tujuh belas tahun yang lalu, komunikasi mereka berhenti dengan Bu Rissa sekitar dua belas tahun yang lalu." Dimas menjelaskan informasi yang ia dapat beberapa jam yang lalu. Leon tentunya harus tau. Pria berwajah tampan dengan kameja berwarna putih itu terlihat mengangguk paham mendengar penjelasan dari sekertaris ayahnya.
"Mereka masih menetap didekat rumah Pak Reza dan Bu Rissa. Pak Raffi dan Bu Gea mengetahui jika Bu Rissa menikah lagi dengan Pak Gio. Saya merasa mereka berdua pasti tau keberadaan adik anda. Jika kita tidak pergi malam ini, mungkin mereka berdua sudah pergi besok pagi. Saya mendapat kabar jika mereka berdua akan pergi ke Jepang untuk liburan, entah kapan akan pulang." Dimas kembali menjelaskan dengan nada serius. Ia fokus mengendarai mobil atasannya. Leon terlihat menghela nafas pelan, ia pun kembali mengangguk mengerti.
"Anak Om Raffi sama Tante Gea ada yang seumuran sama saya gak?" Tanya Leon ingin tau.
"Tidak ada. Anak Pak Raffi yang pertama masih berusia enam belas tahun. Dan kedua sepuluh tahun. Anak Bu Gea yang pertama masih berusia empat belas tahun dan yang kedua enam tahun." Jelas Dimas seraya fokus mengendarai. Leon mengangguk-anggukan kepalanya paham. Masih banyak yang ingin ia tanyakan kepada Dimas.
"Rumah lama Ayah saya kosong atau sudah diisi sama orang?" Tanya Leon dengan raut wajah penasaran.
"Sampai sekarang masih kosong. Pak Raffi dan Bu Gea tidak mau ada orang yang menepati rumah kakak mereka. Pak Raffi dan Bu Gea ingin rumah itu untuk mengingat kenangan lama dengan Pak Reza saat masih hidup." Ucapan Dimas tidak ada kebohongan sedikitpun, ia mengatakan yang sebenarnya.
Leon merasa terharu dengan kebaikan saudara-saudara ayahnya. Ia semakin ingin cepat bertemu dengan mereka. Leon melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam menunjukan pukul 21:39.
"Jika Anda merasa mengantuk, tidur saja. Nanti jika sudah sampai, saya akan membangunkan Anda." Ujar Dimas seraya melirik Leon dengan senyum tipisnya. Ia pun kembali fokus mengendarai mobil atasannya. Leon mengangguk mengerti.
"Tempatnya pedesaan atau perkotaan?" Tanya Leon kepada Dimas yang langsung menjawab pertanyaannya.
"Perkotaan. Rumahnya berada diperumahan. Namun tidak sebagus perumahan seperti sekarang, masih terlihat rumah dahulu. Tapi, hanya rumah Pak Reza yang tidak diubah. Rumah Pak Raffi dan Bu Gea sudah seperti rumah-rumah sekarang." Jelas Dimas masih dengan nada formalnya. Leon membuka mulutnya membentuk '0'.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Genç Kurgu-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...