27. Ungkapan, Kemarahan

122 12 2
                                    

-IM NOT FINE-

"Sampai kapan kau akan berhenti memedulikan perasaan orang lain daripada perasaan diri sendiri?"- Devan Pratama.


********

"Syla, sebenarnya kita berdua nyuruh kamu datang kesini itu karena mau bilang sesuatu." Ujar Hana kepada Syla yang duduk dihadapannya bersama dengan Devan.

"Mau bilang apa Tante?" Tanya Syla dengan raut wajah bingungnya.

"Besok pagi, Tante sama Om mau pergi ke Amerika. Mungkin beberapa tahun, tapi Devan akan tetap tinggal disini sampai lulus. Jadi, kita berdua mau titip Devan ke kamu. Tante sama Om percaya sama kamu, kita hanya berharap Devan nggak kembali balapan, atau masuk pergaulan bebas." Jelas Hana dengan nada serius, lalu tersenyum hangat kepada Syla yang terlihat sangat terkejut.

Syla menundukan kepalanya sekejap. Ia bingung harus mengatakan apa. Disisi lain, Syla merasa terbebani karena harapan orang tua Devan. Tapi, ia tidak mau mengecewakan mereka berdua. Devan sama halnya terkejut dengan ucapan Mamanya, ia baru tau sekarang bahwa orang tuanya akan tinggal di Amerika. Terlebih, ucapan Hana kepada Syla membuat ia merasa bersalah.

"Ma, Pa. Sebenarnya kita berdua-

"Iya, Tante. Aku pasti akan melakukan apa yang Tante sama Om harapkan. Terima kasih sudah percaya." Syla menyela ucapan Devan. Ia tersenyum ramah dengan raut wajah yakin menatap Hana dan Adit yang terlihat tersenyum lega mendengar ucapannya. Devan terlihat membulatkan kedua matanya, ia awalnya akan mengatakan yang sebenarnya.

"Om sama Tante jadi lega dengarnya. Kamu gak usah makasih, seharusnya kita berdua yang terima kasih sama kamu." Ucap Adit tersenyum seraya merangkul lembut bahu istrinya.

Syla mengangguk dengan senyum ramahnya.

"Kita berdua jadi ragu nyuruh Devan buat kuliah di Amerika." Ujar Adit masih dengan senyumnya.

"Iya, Pa. Mama juga sama." Ucap Hana mengangguki ucapan Suaminya.

Devan masih diam, raut wajahnya memang terlihat santai. Tapi, perasaannya tidak tenang. Ia ingin mengatakan kepada orang tuanya bahwa dirinya dan Syla sudah putus. Devan sungguh bingung dengan perasaan Syla. Kenapa dia terus membantunya dan membuat hatinya bingung.

**********

Devan memberhentikan mobilnya ditengah jalan, membuat Syla mengerutkan dahinya bingung. Pria tampan itu hendak mengantarnya pulang. Suasananya canggung, dua remaja itu tidak mengatakan sepatah katapun dari tadi. Devan keluar dari mobilnya, Syla juga ikutan keluar lantaran ia penasaran kenapa pria tampan itu berhenti dijalan yang cukup sepi.

"Ada apa? Kenapa berhenti disini?" Tanya Syla menatap Devan yang berjalan ke arah pagar yang berbentuk besi, dibawahnya ada sungai.

"Memangnya kenapa? Kamu tidak mau meluangkan waktu berdua denganku?" Bukannya menjawab, Devan malah bertanya. Raut wajahnya terlihat serius, begitu juga dengan nadanya.

Syla terkejut mendengar pertanyaan dari Devan.  Mereka berdua berdiri saling berhadapan, jaraknya sekitar satu meter. Dua remaja itu saling menatap satu sama lain, angin malam berhembus kencang menerpa wajah cantik Syla dan tampan Devan. Syla kembali sadar lalu berdehem dan berjalan mendekati Devan.

"Apa maksudmu? Siapa yang tidak mau meluangkan waktu denganmu?" Syla mencairkan suasana dengan tawa pelannya, tapu respon Devan tidak sesuai dengan harapannya.

"Kenapa? Kenapa kamu melakukan itu?" Tanya Devan dengan kedua matanya yang terlihat bertanya-tanya.

"Melakukan apa?" Tanya Syla dengan raut wajah bingung.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang