12. Ancaman

195 15 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Maaf, aku terpaksa melakukannya."- Devan Pratama.

******


"Jadi, selama ini kakak mendekatiku hanya karena ini? Kakak memanfaatkan Rahasiaku dan kak Nesya hanya untuk kebahagiaan kakak sendiri. Kenapa kakak tega sekali?" Tanya Syla membalikan badannya, ia berucap dengan nada penuh penekanan. Kedua matanya terlihat memerah, menahan agar air matanya tidak keluar.

Devan terdiam sesaat, dadanya terasa sangat sesak. Ucapan Syla yang terdengar kecewa karena ulahnya. Dirinya semakin merasa bersalah telah melakukan hal yang menyakiti hati Syla. Tapi, ia juga terpaksa melakukannya.

"Hooh. Aku hanya memanfaatkan rahasia kalian berdua karena aku ingin kamu menjadi pacarku. Kenapa aku harus tega? Lagipula, hanya kamu yang tersakiti, bukan aku." Ucapan Devan dengan nada tegas, dan raut wajahnya terlihat santai membuat Syla kembali tersentak kaget melihat sikap asli kakak kelasnya yang sempat ia kagumi itu.

"Sejak kapan kakak mengetahui Rahasiaku dan kak Nesya?" Tanya Syla merubah raut  wajahnya menjadi datar, ia menghela nafas pelan.

"Apa itu penting untukmu?" Tanya Devan seraya melipatkan kedua tangannya didepan dada. Raut wajahnya terlihat santai.

"Ya. Sangat penting." Tekan Syla masih dengan raut wajah datarnya. Ia selalu seperti ini jika seseorang menyakitinya lebih jauh.

Devan baru menyakiti hatinya, tapi rasa sakitnya melebihi perlakuan dua kakaknya setiap hari. Ada apa dengan dirinya? Kenapa ia sangat marah? Mungkinkah karena seseorang baru memanfaatkan Rahasianya dan Nesya?

"Empat hari yang lalu. Saat kamu berbicara dengan Nesya di halaman belakang sekolah. Kamu bertanya pada Nesya, sampai kapan dia akan menutupi persaudaraanmu dan Nesya? Aku mendengarnya dengan jelas karena kamu meninggikan suaramu." Jelas Devan menatap Syla dengan tatapan santai.

Syla membelakakan kedua matanya terkejut. Ia tidak menyangka dirinya mengagumi orang yang telah mengetahui Rahasia yang sangat besar ini. Apa yang harus Syla lakukan? Gadis cantik itu benar-benar bingung.

"Baiklah. Ayo kita pacaran. Tapi, kakak janji tidak boleh mengatakan Rahasiaku dan kak Nesya kepada siapapun itu." Ucap Syla setelah menghela nafas dan menatap wajah tampan Devan dengan tatapan yakin dengan ucapannya.

Devan tersenyum senang. Tapi, senyumnya berubah dengan raut wajah tanda tanya.

"Bagaimana jika aku melanggarnya?" Tanya Devan penasaran.

"Tidak boleh. Kakak tidak boleh melanggarnya, karena itu menyangkut dengan nyawa seseorang." Ucap Syla dengan raut wajah seriusnya.

"Siapa? Kamu atau Nesya?" Tanya Devan semakin ingin tau.

"Kakak tidak perlu tau. Yang penting, kakak tepati janji itu." Ujar Syla yang langsung diangguki oleh Devan.

"Tapi, harus adil. Aku akan menepati janjimu, dan kamu juga harus menepati janjiku. Jika kamu melanggarnya atau menolaknya, aku tidak segan-segan langsung mengatakan semuanya kepada semua orang." Ancam Devan dengan senyum smirknya.

"Janji? Janji apa?" Tanya Syla mengerutkan keningnya.

"Kamu harus menuruti semua ucapanku." Ucap Devan dengan raut wajah serius.

"Apa?!" Syla benar-benar terkejut mendengar ucapan Devan. Jika memang itu janji yang harus ia tepati, Syla harus berfikir beberapa kali.

"Aku tidak mau." Ucap Syla seraya menggelengkan kepalanya, ia menatap ke arah lain dengan raut wajah kesal.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang