40. Rencana Nesya

95 8 0
                                    

-I'M NOT FINE-

"Aku harus mencoba mencintainya karena aku harus melupakannya. Maaf."-Alvino Abraham.



***********

"Kakak sungguh tidak membenciku?" Tanya Syla dengan nada sedikit gemetaran, ia takut jika apa yang difikirkannya salah. Syla takut salah mengira, tapi tidak mungkin pacarnya membohonginya.

"Ya. Aku tidak membencimu sama sekali. Memangnya kenapa?" Setelah menjawab pertanyaan Syla dengan nada santainya, Algi bertanya dengan raut wajah bingung. Raut wajah Datar, dan nada Dingin hilang begitu saja. Syla membulatkan kedua matanya.

"Jangan berbohong, kak." Ujar Syla yang masih tidak percaya mendengar ucapan Algi barusan.

"Untuk apa aku berbohong?" Tanya Algi dengan senyum tipisnya, ini baru pertama kalinya ia tersenyum ke arah Syla tanpa sandiwara sedikitpun, meskipun hanya senyum tipis.

"Nggak. Itu nggak mungkin." Syla menggelengkan kepalanya, entah kenapa ia sulit percaya bahwa Kakak pertamanya tidak membencinya.

"Kenapa nggak mungkin? Aku sungguh tidak membencimu. Sesulit itukah mempercayai ucapanku?" Tanya Algi yang merubah senyum tipisnya menjadi senyum tidak percaya. Ia berdiri dihadapan Syla dengan gaya coolnya.

Syla diam, ia menatap kakaknya dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan. Syla bingung harus percaya atau tidak. Ia takut kecewa jika Algi hanya bercanda. Terdengar helaan nafas kasar keluar dari mulut Algi. Pria itu mengerti apa yang tengah dirasakan oleh Syla saat ini.

"Tidak masalah jika kamu belum bisa mempercayai ucapanku. Aku mengerti. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Tapi, kumohon jangan katakan ini kepada Nesya. Dia tidak boleh tau jika aku tidak membencimu." Lanjut Algi dengan senyum hangatnya, ia menepuk lembut bahu Syla lalu berjalan masuk kedalam rumahnya.

Syla masih diam, ia mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Algi kepadanya barusan. Syla tanpa sadar tersenyum senang oleh perlakuan Algi yang tidak seberapa. Pria itu hanya tersenyum hangat dan menepuk bahunya dengan lembut. Syla baru merasakannya, ia tentunya sangat senang.

Tapi, kenapa Nesya tidak boleh tau jika Algi tidak membencinya? Sebenarnya apa yang direncanakan oleh kakak pertamanya itu? Syla penasaran, ia ingin mencari tau. Tapi, Syla harus menghargai Privasi kakaknya. Syla pun menghela nafas pelan, dan memilih untuk tidak mencari tau.

*********

-Devan-

Keluarlah. Aku sudah ada didepan rumahmu.

Syla membulatkan kedua matanya terkejut, ia tengah menyisir rambut panjangnya. Semalam Syla lupa memberitahu Devan untuk tidak menjemputnya hari ini. Lantaran ia takut orang tuanya tau bahwa dirinya berpacaran. Lili dan Dika tidak melarangnya untuk berpacaran, ia hanya merasa malu.

-Bisa tunggu didepan Perumahan gak?

Namun sayang, pesannya tidak dibaca atau dibalas. Syla langsung teringat jika Ayahnya selalu meminum kopi dihalaman depan, dan gerbang selalu dibuka lebar. Pacarnya itu pasti terlihat oleh Ayahnya. Setelah membawa tas sekolahnya dan ponselnya, gadis berwajah cantik itu berlari hendak menuju halaman depan.

"Kamu siapa?" Tanya Dika seraya berjalan menghampiri Devan yang baru saja mengirim pesan kepada kekasihnya.

Devan terlihat terkejut melihat seorang pria parubaya yang menghampirinya.

"Saya Devan, Om." Balas Devan dengan nada ramah dan senyum sopannya. Ia menyakini Pria parubaya dihadapannya adalah ayahnya Syla.

Dika mengangguk-anggukan kepalanya paham.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang