56. Ancaman, Ungkapan

100 9 2
                                    

-IM NOT FINE-



"Jika seseorang sudah pasti tidak mencintaimu. Kamu hanya perlu mengungkapkannya, tidak perlu menyuruhnya untuk membalas perasaanmu. Jika kamu terus melakukannya, kamu bukannya bahagia,  kamu malah terluka."- Devan Pratama.





********

"Tidakkah kau merasa kasihan padaku?" Tanya Nesya dengan nada dingin, nafasnya tidak beraturan. Ia juga menahan agar ia matanya tidak keluar.

"Apa yang harus kukasihani?" Devan malah bertanya dengan senyum smirknya.

"Aku yang tersakiti! Bukan Syla! Tapi, kenapa semua orang hanya memperhatikannya? Kenapa semua orang tidak pernah sedikitpun mengerti perasaanku?! Aku benci semua orang! Aku benci hidupku!" Teriak Nesya yang tidak bisa menahan kekesalannya. Devan tentunya terkejut, ia aru pertama kali melihat Nesya seperti ini.

Nesya menaiki tepi atap yang terbuat dari tembok, lebarnya sekitar dua puluh lima cm, dan tingginya sekitar satu meter. Devan membulatkan kedua matanya melihat Nesya yang seperti akan bunuh diri. Nesya berdiri seraya menatap Devan dengan tatapan lirihnya.

"Katakan kau akan mencintaiku, atau aku akan lompat." Ancam Nesya dengan nada serius, kedua matanya memerah. Sebenarnya, ini tidak termasuk rencananya. Meskipun berbahaya, Nesya ingin mencobanya.

"Apa maksudmu? Kau sudah gila, hah?" Devan menatap Nesya dengan tatapan datarnya, nadanya sedikit meninggi.

"YA! Aku sudah gila karena mencintaimu!" Teriak Nesya membuat Devan berdecak malas seraya berfikir.

"Kenapa kau mencintaiku? Apa karena aku tampan? Kaya? Pintar? Jika memang karena itu. Banyak yang sepertiku, jadi lupakan saja aku. Dan cintai orang lain." Ujar Devan dengan raut wajah memohon, ia benar-benar takut jika Nesya sungguh melompat kebawah.

"Tidak mau. Aku tidak mau mencintai orang lain. Aku hanya mencintaimu. Jadi, balas perasaanku, kumohon." Nesya tanpa sadar meneteskan air matanya, hatinya sungguh sakit.

"Nesya. Sadarlah. Itu bukan cinta, tapi obsesi." Devan berujar dengan nada penuh penekanan.

"Aku tidak peduli itu cinta atau obsesi. Aku hanya ingin memilikimu." Nadanya terdengar keputusasaan.

"Kau juga tau. Aku tidak akan pernah bisa membalas perasaanmu. Aku mencintai Syla, jika kau terus seperti ini. Itu hanya akan membuatmu semakin sakit hati." Jelas Devan seraya menghela nafas kasar. Kenapa wanita itu merepotkannya?

"Oh. Jadi karena Syla. Kenapa kau harus mencintainya? Kenapa tidak orang lain saja?" Tanya Nesya dengan nada kesal. Devan diam, ia sungguh bingung harus melakukan apa agar Nesya turun.

"Aku hitung sampai tiga. Katakan iya, jika kau akan mencintaiku, jika kau mengatakan tidak. Aku akan melompat kebawah." Lanjut Nesya menatap Devan dengan raut wajah seriusnya. Pria itu sontak terkejut, ia semakin bingung harus bagaimana.

"Satu, Dua-

Devan masih belum mengatakan sepatah katapun, bahkan didetik kedua. Nesya menghela nafas. Mungkin ini adalah akhir dari hidupnya. Ia meremas ujung roknya. Nesya siap tidak siap,  harus melompat ke bawah. Beberapa menit lagi, nyawanya akan hilang. Nesya yakin Devan akan menolaknya, lantaran Pria itu masih diam.

"Tig-

"Biarkan saja. Biarkan dia lompat. Lagipula, itu keinginannya. " Tiba-tiba seorang Pria dengan gaya coolnya datang menghampiri Nesya dan Devan yang terlihat terkejut karena kedatangannya.

"Kenapa kau ada disini? Bukannya kau akan mengantar Syla pulang?" Tanya Devan kepada Leon yang terlihat tersenyum sinis kepada Nesya yang menatapnya dengan tatapan datar.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang