26. Cokelat, Perasaan

108 11 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Sekarang aku yakin dengan perasaanku. Aku mencintainya."- Syla Aulia.

**********


"Syla. Tunggu." Suruh Devan seraya berlari menghampiri Syla dan Kila yang berjalan menuju parkiran. Alvin juga sama halnya berlari, namun tidak secepat dirinya. Syla dan Kila sontak membalikan badan, menatap Devan dengan tatapan bingung.

"Ada apa?" Tanya Syla dengan raut wajah bingungnya.

"Ayo, aku anter kamu pulang." Ujar Devan dengan senyumnya, kedua matanya terlihat memohon.

"Baiklah, Ayo." Ucap Syla yang mengerti arti tatapan Devan. Kila menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Tapi, Syla akan pulang bersamaku." Ujar Kila tidak terima dengan ajakan Devan.

"Aku yang akan pulang denganmu." Ucap Alvin yang baru saja datang, ia tersenyum manis ke arah Kila yang salah tingkah karena senyuman Alvin.

"Apa maksudmu?" Tanya Kila yang sudah sadar dan menatap Alvin dengan tatapan bingungnya.

"Ada yang ingin kukatakan padamu. Jadi, beri aku tumpangan lagi. Kita kan tetangga." Ujar Alvin semakin tersenyum manis membuat Kila menatap ke arah lain lalu menghela nafas panjang.

"Kamu juga harus bertanya, oke?" Bisik Syla tepat ditelinga Kila yang langsung berdehem pelan.

"Baiklah, ayo." Kila menatap Alvin sekilas lalu berjalan masuk kedalam mobilnya.

Alvin tersenyum senang, ia pun mengangguk. Pria blasteran tersebut masuk kedalam mobil Kila. Alvin tersenyum dan berucap kepada Devan tanpa suara 'Thanks' Devan yang mengerti lantas mengangguk.

"Bye. Jika dia mengingatmu, beritahu aku, ya!" Ucap Syla yang melambaikan sebelah tangannya, lalu kembali berbisik kepada Kila yang hendak memanaskan mobilnya.

Kila mengangguk dengan senyum manisnya. Ia pun melambaikan sebelah tangannya kepada Syla. Lalu Kila pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan Devan dan Syla berdua di area parkiran yang sudah sepi. Setelah kepergian dua remaja itu, Syla menatap Devan dengan senyum ramahnya.

"Kalo gitu, aku pergi dulu." Ujar Syla seraya berjalan santai, gadis cantik itu melambaikan sebelah tangannya kepada Devan yang terlihat heran.

"Aku akan mengantarmu pulang." Ujar Devan melangkahkan kakinya, menyamakan dengan Syla.

"Tidak usah. Lagipula, Kak Alvin sudah pergi dengan Kila." Tolak halus Syla dengan senyum ramahnya.

Devan memberhentikan langkah kakinya. Ternyata gadis cantik itu mengerti kenapa dirinya mengajak Syla pulang bersama.

"Sampai jumpa nanti malam." Lanjut Syla kembali melambaikan sebelah tangannya, ia juga tersenyum ramah kepada Devan yang merasa enggan jika Syla pulang sendiri.

"Hooh. Sampai jumpa nanti malam." Ujar Devan memaksakan senyumnya, ia membalas lambaian tangan Syla. Setelah itu, Syla pun hilang dari pandangannya. Devan menghela nafas kasar, ia menundukan kepalanya sekejap.

'Apa ini? Apa aku benar mencintainya? Tidak mungkin.' Batin Devan dengan nada lirih. Ia tersenyum dengan raut wajah sendunya.

********

"Hmm. Kila." Panggil Alvin seraya berdehem dan menatap gadis berwajah imut yang tengah fokus menyetir.

"Ya? Ada apa?" Tanya Kila melirik sekilas Alvin dengan raut wajah bingungnya.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang