-IM NOT FINE-
"Jika hatimu mengatakan 'Bertahanlah' kamu harus bertahan. Tapi, jika kamu lelah 'Larilah' sejauh mungkin. Jika kamu tidak mengikuti apa kata hati, kamu hanya akan merasakan banyak penderitaan." -Denis.
****************
"Kamu baik-baik aja?" Tanya Denis menatap Nesya yang dari tadi terus diam. Mereka berdua kembali berjalan ke taman bermain. Nesya tidak jadi mengambil ponselnya, orang tuanya masih berbicara tentang Syla. Nesya tidak mau mendengarnya, jadi ia memutuskan untuk pergi bersama dengan Denis.
"Hm. Aku baik-baik aja." Nesya berdehem lalu menghela nafas kasar. Ia tidak melirik sedikitpun wajah Denis, langkah kakinya terlihat santai.
"Tidak. Kamu tidak baik-baik saja. Aku tau, ucapan orang tua kamu pasti menyakiti hatimu." Ujar Denis masih menatap Nesya dari samping. Ia merasa kasihan kepada gadis berpakaian feminim itu.
"Aku sudah terbiasa. Jadi tidak terlalu menyakitkan. Jangan khawatir." Nesya menatap Denis dengan senyum seolah baik-baik saja. Denis membalas senyuman gadis yang dua tahun lebih tua darinya.
"Aku mengerti kenapa kamu membenci sepupuku. Jika aku jadi kamu, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama. Tapi, aku tidak mengerti kenapa orang tuamu melupakan kehadiranmu." Denis berujar menatap Nesya dengan senyum tipisnya. Nesya tertawa pelan, ia baru pertama kali bertemu dengan Pria seperti Denis.
"Entahlah. Aku juga tidak mengerti. Hal itu membuatku bingung. Aku memang membenci mereka, tapi rasa sayangku lebih besar. Aku sungguh bingung apa yang harus kulakukan." Curhat Nesya seraya menundukan kepalanya. Denis pun mengajak Nesya untuk duduk di kursi yang terbuat dari kayu. Mereka berada di taman, beberapa langkah lagi akan sampai ke Taman bermain.
"Saran aku entah berguna atau tidak. Kurasa kamu harus mengikuti apa kata hati. Jika hatimu mengatakan 'Bertahanlah' kamu harus bertahan. Tapi, jika kamu lelah 'Larilah' sejauh mungkin. Jika kamu tidak mengikuti apa kata hati, kamu hanya akan merasakan banyak penderitaan." Jelas Denis dengan nada lembut, dan tatapan penuh ketulusan terpancar jelas dikedua matanya. Nesya pun menghela nafas pelan, lalu menatap Denis dengan senyum manisnya.
"Makasih. Saranmu sangat berguna untukku. Aku akan mengikuti apa kata hati. Aku akan bertahan sebentar lagi. Aku akan berusaha membuat orang tuaku mempedulikanku, bukan melupakan kehadiranku." Nesya merasa perasaannya jauh lebih tenang dari tadi setelah mendengar ucapan Denis. Pria berwajah tampan itu membalas senyumannya seraya mengangguk.
"Sama-sama. Syukurlah. Semangat!" Denis tersenyum lebar seraya berdiri dari duduknya, ia menyemangati Nesya dengan sebelah tangannya.
"Makasih banyak." Nesya tersenyum senang tanpa sadar. Denis adalah Pria kedua yang menyemangatinya setelah kakaknya. Entah kenapa Nesya berharap Denis tidak seperti Algi yang menusuknya dari belakang. Rasa kecemasan dan ketakutannya seketika hilang.
***********
Setelah berbicara dengan Elsa, Leon tidak langsung pulang kerumah. Ia menemui teman-teman balapannya. Leon akan melampiaskan apa yang tengah ia rasakan dengan balapan. Namun saat dirinya akan pergi menuju tempat itu, tiba-tiba teman dari sekolah lamanya menyuruh Leon untuk kerumahnya.
"Ada apa? Kenapa menyuruhku datang kesini?" Baru saja datang, Leon langsung bertanya kepada Pria yang mempunyai nama Aldi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Teen Fiction-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...