25. Ingat

115 9 0
                                    


-IM NOT FINE-

"Jika kita saling menyukai? Apa yang harus kita lakukan? Akankah kita mementingkan perasaan sendiri atau perasaan orang lain?"- Devan Pratama, Syla Aulia.

************

"APA KATAMU?! MALAM INI?!" Tanya Kila dengan nada ngegas, kedua matanya membulat sempurna.

Syla menganggukan kepalanya pelan.

"Iya. Memangnya kenapa?" Tanya Syla dengan raut wajah polosnya, ia terkejut dengan tanggapan Kila. Syla fikir Kila akan bersikap biasa saja.

"Kenapa kamu bilang?" Tanya Kila menampilkan raut wajah tidak percaya.

Syla mengangguki pertanyaan dari Kila. Kedua matanya belum berkedip.

"Kamu gak gugup atau cemas? Apalagi mendadak banget lho, kamu ketemu malam ini sama orang tua Devan yang notabenya itu pacar pura-pura kamu dimata mereka." Jelas Kila seraya menghela nafas dan menatap Syla dengan tatapan tidak percayanya.

"Gugup sama cemas sih ada. Tapi, gak terlalu. Karena Devan bukan pacar beneran aku. Kalo beneran iya, aku pasti gugup sama cemas harus ngomong gimana sama orang tuanya biar mereka suka sama aku. Tapi, karena ini cuma pura-pura dan yang terakhir kalinya. Aku gak peduli tanggapan mereka tentang sikap aku nanti." Jelas Syla berkata yang sebenarnya, ia memang merasakan cemas dan juga gugup tapi tidak terlalu seperti minggu lalu.

Kila mengangguk setuju dengan ucapan Syla. Ia melirik jam yang berada di pergelangan tangannya, masih ada banyak waktu hingga bel pelajaran ke tiga berbunyi.

"Gimana kalo orang tua Devan malah suka sama kamu? Terus mereka buat kalian yang awalnya putus, jadi kembali pacaran. Kamu mau gimana?" Tanya Kila dengan raut wajah penasaran.

"Gak mungkin. Mamanya udah tau kalo aku sama Devan itu cuma pacaran pura-pura. Tapi, Papanya belum tau. Jadi aku mau bilang nanti kalo aku sama Devan itu cuma pura-pura, dan udah putus." Syla berucap seraya menghela nafas pelan dan tersenyum tipis.

"Nah, itu lebih baik bagi kamu dan juga Devan. Mamanya berharap kamu pacaran beneran sama Devan gak?" Tanya Kila yang merubah raut wajahnya menjadi santai.

"Hm, iya. Tapi, dia ngerti." Ucap Syla mengangguki pertanyaan Kila.

"Menurut aku, Mamanya suka sama kamu makanya berharap kamu pacaran beneran sama Devan. Untungnya dia ngerti, jadi kalian berdua nggak tertekan." Ujar Kila dengan senyum tipisnya. Ia menghela nafas lega mendengar ucapan sahabatnya.

Syla mengangguk dengan senyum manisnya. Sakit hatinya terasa sedikit berkurang setelah menceritakan semuanya kepada sahabatnya. Tapi, ia belum bercerita jika dirinya menyukai Devan. Lantaran, Syla akan berusaha untuk menghilangkan perasaan itu karena teringat ucapan kakaknya.

"Syla, boleh nanya gak?" Tanya Kila tiba-tiba, ia juga menampilkan raut wajah yang sangat imut.

"Hmm. Hayo nanya apa? Biasanya juga gak minta izin dulu." Ujar Syla menyipitkan kedua matanya, lalu ia tertawa pelan.

Kila tersenyum malu-malu membuat Syla semakin penasaran apa yang akan ditanyakan oleh sahabatnya itu. Gadis berwajah imut itu berdehem singkat terlebih dahulu, lalu menentralkan raut wajahnya menjadi santai.

"Kamu tau tentang kak Alvin gak?" Tanya Kila berusaha untuk bersikap biasanya, tapi tetap saja ia tersenyum malu.

Syla terkejut mendengar pertanyaan dari Kila. Lalu ia tersenyum dan berdehem.

"Oh tentang kak Alvin. Beda ya, ke dia mah panggil kakak. Eh ke yang satu laginya panggil nama." Sindir Syla dengan senyum menggodanya.

Kila tersenyum malu, ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Kila benar-benar malu, tapi ia penasaran.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang