-IM NOT FINE-
"Kenapa hidupku seperti ini? Kenapa rasanya sangat menyakitkan? Apa aku tidak berhak untuk bahagia?"- Leon Jonnathan.
**********
"KENAPA KAU MEMBUNUHNYA? KAU SUDAH MEMBUAT MASALAH BESAR! BISA-BISA, PERUSAHAAN PAPA HANCUR KARENAMU!" Saat ini Gio benar-benar marah kepada Leon. Leon menatap ponselnya yang rusak karena Papanya, ia tersenyum sinis lalu menatap Pria parubaya dihadapannya dengan raut wajah datar.
"KARENA DIA MENYEBALKAN." Leon juga meninggikan suaranya, emosinya baru reda. Dan sekarang, Papanya membuat emosinya naik.
"APA KATAMU?!" Gio merasa terkejut sekaligus tidak percaya mendengar jawaban dari putranya. Sarah baru saja datang setelah melihat anaknya bermain dengan Babysister. Ia terkejut mendengar ucapan anak tirinya.
"Jadi, kau membunuhnya karena menurutmu dia menyebalkan?" Tanya Gio merasa terkejut sekaligus tidak percaya mendengar ucapan Leon barusan.
"Ya. Memangnya kenapa?" Leon mengangguk seraya bertanya. Raut wajahnya terlihat datar, nadanya terdengar dingin.
Gio menghela nafas kasar seraya memejamkam kedua matanya sekejap, kedua tangannya mengepal kuat. Lalu ia pun membuka kedua matanya. Sarah pun berjalan mendekati suaminya, raut wajahnya masih terlihat tidak percaya.
"Sampai kapan kamu akan menyebabkan masalah? Papa tidak apa-apa jika kamu yang menyelesaikannya sendiri. Tapi, kenapa setiap kamu menyebabkan masalah, Papa yang harus menyelesaikannya. Apalagi masalahnya selalu saja besar. Kamu bilang dia menyebalkan? dan kamu membunuhnya? Seharusnya, kamu melakukan apa saja padanya. Jangan membunuhnya." Gio berucap panjang lebar dengan nada tegas, raut wajahnya benar-benar frustasi. Ia bingung harus bagaimana lagi kepada putra sulungnya itu.
"Aku menyebabkan banyak masalah. Karena, Papa." Ujar Leon dengan nada santai, ia tersenyum miring. Membuat Gio sontak membulatkan kedua matanya mendengar tanggapan Leon. Sarah juga sama halnya terkejut.
"Apa maksudmu? Kau menyalahkan orang yang sudah menyelesaikan semua masalahmu?" Tanya Gio dengan raut wajah tidak percaya, ia masih berdiri. Dan Leon juga berdiri dari duduknya.
"Aku tidak menyalahkan Papa. Aku mengatakan yang sebenarnya. Papa harusnya mencari Mama bukan malah menikah dengan orang lain, aku pasti tidak akan seperti ini." Tekan Leon menatap Papanya dengan tatapan tajamnya. Seketika Emosi Gio kembali naik.
"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI! SEHARUSNYA KAMU BERSYUKUR KARENA AKU MASIH MENGURUSMU SAMPAI SEKARANG!" Teriak Gio seraya menampar lagi pipi Leon. Tamparannya sangat keras, sampai bibir Leon mengeluarkan darah.
"Kenapa aku harus bersyukur? Itu tanggung jawab Papa! Dan aku mengatakan yang sebenarnya. Papa seharusnya mencari Mama, bukan menikahi wanita itu!" Leon tersenyum sinis, raut wajahnya masih tajam, nadanya juga terdengar dingin. Leon menatap Sarah yang tersenyum sinis kepadanya.
"TANGGUNG JAWAB?! MENGURUSMU BUKANLAH TANGGUNG JAWABKU! KARENA KAU BUKAN ANAK KANDUNGKU!" Gio semakin meninggikan suaranya, lantaran ia benar-benar marah kepada Leon yang terlihat sangat terkejut mendengar ucapannya. Sarah tidak terlihat terkejut sedikitpun, ia sudah tau saat Gio akan menikahinya.
"Mas, seharusnya jangan bilang sekarang." Ujar Sarah kepada suaminya yang tengah meredakan emosinya.
"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh mengatakannya sekarang? Dia harus tau, agar dia tau diri." Gio menatap istrinya dengan raut wajah seriusnya. Leon masih diam, banyak yang tengah ia fikirkan setelah mengetahui fakta yang sangat mengejutkan ini.
"Dimana ayah kandungku?" Tanya Leon menatap Gio dengan tatapan seriusnya. Sejujurnya, hatinya sangat sakit.
"Dia sudah meninggal. Kenapa? Kau mau menyusulnya? Jika mau. Pergilah." Ujar Gio dengan nada santai, ia sudah tidak peduli kepada anak tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Teen Fiction-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...