68. Kecewa, Terkejut

96 9 0
                                    

-IM NOT FINE-

"Alasannya sangat menyakitkan."- Syla Aulia.





************

Nesya menghela nafas pelan lalu berdiri dari duduknya, begitu juga dengan Leon. Pria itu mengira Nesya akan mendekatinya lalu keluar dari ruang penyiaran. Namun, Nesya malah mengunci pintunya dari dalam, sehingga Leon tidak bisa mendekatinya. Leon tentunya terkejut sekaligus bingung, apalagi Nesya yang tersenyum sinis ke arahnya.

"Apa yang dia lakukan?" Leon berjalan cepat mendekati ruangan yang terbuat dari kaca tersebut. Ia menggedor-gedor pintu itu. Namun Nesya malah mengacuhkannya dan mulai mengatakan sesuatu. Ia tidak bisa mendengarnya, lantaran pintunya ditutup.

"Nesya! Buka pintunya!" Teriak Leon dengan nada sangat tinggi, Nesya pasti mendengarnya meskipun tidak jelas. Tapi, gadis itu tetap mengabaikan teriakannya.

"Kalian tau apa alasan aku melakukan itu?" Tanya Nesya merubah nadanya menjadi dingin. Leon tiba-tiba terfikirkan sesuatu agar ia bisa mendengar apa yang diucapkan oleh Nesya. Ia pun menghubungi Elsa.

"Elsa. Aku butuh bantuanmu."

"Ya? Bantuan apa?"

"Tolong jangan matikan sambungannya. Aku ingin tau apa yang dikatakan oleh Nesya."

"Ah, baiklah. Nesya bilang 'Kalian tau apa alasan aku melakukan itu?'  Dia bilang gitu."

"Apa?"

Lima remaja itu terlihat mengerutkan keningnya. Kecuali, Elsa dan Devan yang terlihat terkejut. Seolah memikirkan hal yang sama. Mereka terfikirkan Nesya akan mengatakan alasan yang sebenarnya. Itu pasti akan menyakiti hati Syla. Kompak, mereka berdua berdiri dari duduknya dan saling menatap satu sama lain.

"Bagaimana ini?" Tanya Devan dengan isyarat bibir, tanpa mengeluarkan suara. Elsa mengidikan bahunya seraya menggelengkan kepalanya. Gadis itu mengatakan tanpa suara 'Aku juga tidak tau'.

"Devan. Bisa terus duduk disampingku? Kamu juga penasaran kan kenapa kak Nesya melakukan itu?" Tanya Syla kepada Devan yang terlihat gugup namun memaksakan senyumnya dan mengangguk.

"Tapi, kenapa Kak Nesya mengatakannya kepada semua orang? Kenapa tidak mengatakannya langsung padaku?" Tanya Syla dengan nada dan raut wajah bingung.

"Entahlah. Aku juga tidak mengerti." Devan berucap menatap Syla masih dengan senyum tipisnya. Kekasihnya itu terlihat menghela nafas pelan.

"Apa alasannya menyakitkan? Jika menyakitkan, apa aku sanggup merasakannya?" Tanya Syla lagi, ia terlihat sedih sekaligus bingung. Devan menatapnya dengan tatapan kasihan. Pria itu seharusnya mengatakan lebih awal, agar Syla tidak terlalu terkejut jika Nesya mengatakannya sekarang.

"Jangan khawatir. Jika alasannya sangat menyakitkan. Aku akan berusaha agar rasa sakit itu hilang. Aku akan tetap disampingmu, dan berusaha membuatmu bahagia." Nadanya terdengar tulus, senyum manisnya menghiasi wajah tampannya. Syla mengatakan terima kasih seraya membalas senyuman dari kekasihnya. Kecemasan dan ketakutannya menghilang begitu saja.

"Tidak! Jangan. Jangan mengatakannya." Ujar Leon seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia memukul-mukul pintu yang terbuat dari kaca tersebut.

"SIAPA YANG ADA DIDALAM! BUKA PINTUNYA!" Teriak Pak Wawan seraya menggedor-gedor pintu ruang penyiaran. Leon terkejut, ia bingung harus bagaimana.

"Karena dia bukan adik kandungku. Aku sangat membencinya." Lanjut Nesya dengan nada penuh penekanan. Semua orang yang mendengarnya, lantas terkejut. Bahkan, Pak Wawan berhenti menggedor-gedor pintu. Ponsel yang dipegang oleh Leon, lantas jatuh ke lantai.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang