06. Suasana Canggung

233 17 1
                                    


-IM NOT FINE-

"Kenapa jantungku terus berdetak dengan cepat jika bertemu dengan dia?"- Devan Pratama. -Syla Aulia.

**************

Pak Wawan berjalan maju-mundur seraya menatap Devan dan Syla dari atas sampai bawah. Sebelah tangannya memegang penggaris berukuran sedikit besar yang simpan di belakang punggungnya.

Tatapannya penuh menyelidik, wajah sangarnya terlihat jelas. Devan dan Syla yang di tatap seperti itu hanya bisa menatap lurus kedepan, kedua tangan mereka di simpan di belakang punggung.

"Syla, kamu itu murid paling pintar di kelas 11. Dan kamu Devan, murid paling pintar di kelas 12. Kenapa kalian terlambat? Apalagi terlambat dalam waktu yang cukup lama, 30 menit!! Kemana saja kalian dalam waktu sebanyak itu?" Tanya Pak Wawan dengan aura yang semakin menyeramkan.

"Di jalan macet pak."

"Di jalan macet pak."

Ujar Devan dan Syla secara bersamaan, kata-kata yang mereka keluarkan juga sama. Membuat Pak Wawan tercengang. Devan dan Syla saling menatap setelah mengatakan itu, raut wajah mereka sama-sama terkejut.

"Kalian itu memiliki otak yang pintar. Tapi, kenapa Alasannya sangat klasik? Kalian pasti sudah janjian kan, akan mengatakannya barengan, dan alasannya sama." Tuduh Pak Wawan yang sudah berhenti berjalan maju-mundur. Dia berdiri tegap di hadapan Devan dan Syla.

"Nggak, Pak." Elak Syla dengan nada sopan.

"Terus kenapa alasannya sama?" Tanya Pak Wawan dengan tatapan curiga.

"Karena kita berdua berangkat bareng." Ujar Devan dengan nada santai, lagipula memang benar adanya.

Pak Wawan terlihat membulatkan kedua matanya.

"Apa?! Kalian pacaran?" Tanya Pak Wawan dengan nada terkejutnya

Devan dan Syla menghela nafas secara bersamaan. Mungkin sudah bosan mendengar kata itu.

"Tidak, Pak." Ujar Syla berusaha dengan nada sopan, lantaran masih ingat bahwa Pak Wawan adalah gurunya.

"Oh gitu. Padahal kalo kalian pacaran, bagus juga. Soalnya cocok." Ujar Pak Wawan dengan nada santai membuat Devan dan Syla terkejut mendengar ucapan Guru mereka.

"Kita bahasnya lain kali. Sekarang kita bahas hukuman buat kalian." Lanjut Pak Wawan seraya memegang penggaris yang terbuat dari kayu tersebut.

"Karena Bapak gak pilih kasih. Jadi, hukuman kalian sama seperti murid lainnya ketika terlambat. Laki-laki 5 putaran, dan Wanita 3 putaran. Silahkan, laksanakan hukumannya!" Suruh Pak Wawan dengan suara lantangnya.

Devan dan Syla mengangguk setuju lalu mulai berlari memutari Lapangan yang sangat luas. Syla masih kuat menahan pusing yang ia rasakan, namun saat putaran kedua. Tubuhnya jatuh, membuat Devan terkejut dan segera berlari ke Arah Syla.

"Syla! Syla! Bangun!" Devan mengguncang-guncangkan tubuh Syla. Tapi, gadis itu tidak sadarkan diri.

Pak Wawan yang melihat lantas terkejut.

I'M NOT FINE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang