-IM NOT FINE-
"Jika dia tidak lahir dalam keluargaku. Aku tidak akan pernah merasakan semua ini. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah memaafkan apa yang telah dia lakukan kepadaku. Aku sungguh sangat membencinya."- Nesya Safira.
*************
"Hai. Lama tidak bertemu." Sapa Leon seraya duduk disamping Nesya yang tengah membaca buku dihalaman belakang sekolah.
"Aku kecewa. Harapanku tidak terwujud." Ujar Nesya menyimpan bukunya disampingnya, ia menatap Leon dengan senyum sinisnya. Leon mengerutkan keningnya, ia merasa tidak mengerti.
"Aku berharap kau tidak sekolah seperti kemarin. Tapi, kau malah sekolah. Aku sungguh kecewa." Lanjut Nesya masih dengan senyum sinisnya. Ucapannya membuat Leon tersenyum smirk.
"Kau berharap aku tidak sekolah hari ini karena kau takut padaku. Benar, kan?" Tanya Leon menatap Nesya yang langsung menatapnya dengan tatapan datar.
"Kenapa aku harus takut padamu? Ah, ya. Kita memang berbeda. Aku manusia biasa, dan kau Psycopath. Sudah seharusnya aku takut. Iya, kan?" Nesya berujar dengan nada dingin, senyumnya masih terlihat sinis.
"Terserahmu saja. Aku sungguh tidak peduli." Tekan Leon merubah tatapannya menjadi tajam. Nadanya juga penuh penekanan.
"Tapi, jangan lupakan apa yang harus kau lakukan besok. Oke?" Lanjut Leon seraya berdiri dari duduknya. Ucapannya membuat Nesya semakin tersenyum sinis.
"Jangan khawatir. Aku tidak akan pernah melupakannya." Ujar Nesya membuat Leon mendengus.
"Jika kau tidak mengatakannya besok. Jangan harap aku akan membiarkanmu begitu saja." Ancam Leon dengan nada serius. Nesya tau Ancaman pria itu bukan omong kosong semata.
"Aku tau. Jadi, pergilah dari hadapanku." Usir Nesya kepada Leon yang langsung pergi dari hadapan gadis yang langsung menghela nafas kasar.
"Maaf, Pa, Ma, Kak. Aku akan mengatakannya besok." Gumam Nesya seraya menundukan kepalanya, wajahnya ia tutupi dengan kedua telapak tangannya.
"Tunggu. Kenapa aku harus minta maaf sama mereka? Mereka, kan. Tidak pernah memperdulikanku. Jadi, aku berhak melakukan apapun." Lanjut Nesya yang tiba-tiba tersadar. Ia pun menatap lurus kedepan, dengan senyum miringnya. Nesya sungguh akan mengatakan semuanya besok.
***********
"Oh, iya. Ibu mau bilang sesuatu sama kalian semua." Ujar Wali kelas 12 Ipa 6 kepada semua muridnya. Ia awalnya hendak keluar kelas lantaran pelajaran sudah selesai. Tapi, ia lupa ada yang diharus dikatakan kepada muridnya itu.
"Ada apa, Bu?" Tanya Vania kepada wanita yang berumur kisaran tiga puluh lima tahun.
"Undangannya belum dibagikan?" Tanya Nia wali kelas 12 Ipa 6. Ia bertanya kepada anak murid yang kompak menggeleng. Nia mengangguk, lalu mengambil setumpuk undangan yang ia bawa dari ruang guru, niatnya akan dibagikan ke kelas 10 ipa 2.
"Vania. Tolong bagikan." Suruh Nia kepada sekertaris kelas ini. Vania pun mengangguk seraya mengambil tumpukan undangan itu lalu membagikannya kepada semua teman-teman kelasnya.
"Ibu minta tolong semua orang tua murid harus hadir ya." Ujar Nia kepada semua murid yang langsung mengangguk kecuali Nesya yang masih terdiam setelah membaca undangan itu.
"Bu. Gimana kalo dia itu anak yatim piatu?" Tanya Santi yang tentunya mengingat Syla.
"Bisa diwakilkan oleh Tante, Om, atau kakaknya." Jelas Nia membuat Santi mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT FINE (TAMAT)
Fiksi Remaja-Maaf penulisannya masih acak-acakan. Akan direvisi nanti :) ***** Namanya Syla Aulia, gadis berusia tujuh belas tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Dua saudaranya membencinya tanpa mengatakan alasan kepadanya. Memang benar adanya, takdir keh...