Wajah lain

396 22 8
                                    

Jangan lupa Vote dan Komennya

🍁🍁🍁🍁

"Mmmmhhh....mmmmhhh....mmmhhhh"

Suara desahan seakan tertahan dari bibir yang terkatup, dengan telapak tangan yang menangkup bibir rapat. Bersamaan dengan mengeratnya gigi-gigi yang beradu merapat.

Meredam gemuruh rasa kala tubuh mungil seorang gadis muda tengah  dihimpit oleh tubuh kekar pria penuh kuasa diatas ranjang kamar yang bisu.

Jeritan kecil terdengar kala pria itu menghentak kuat tusukan alat vitalnya pada lubang surgawi yang selalu membuatnya dimabuk kepayang.

Tak ada perlakuan kasar, intimidasi paksaan atau semacamnya. Sepintas kegiatan intim itu terlihat normal layaknya pasangan pada umumnya  Meskipun sangat terlihat jelas bagaimana si gadis muda sedikitpun tak memberi reaksi dari setiap sentuhan yang diberikan pria yang dengan perkasa menggagahinya.

Dalam kepasrahan si gadis muda menyerahkan tubuh seutuhnya dalam kuasa gairah yang membara.

"Kellluarrkan..desahhhanmu sayaaang, jangan ditaaahhaan.. haahh....haaahhh...haaahh...., aku ingin mendengarnya" dengan suara terbata diiringi dengusan disela genjotan bokongnya yang semakin cepat pria itu memberikan perintah

Melihat si gadis yang tak kunjung merespon keinginanya, dengan gemas si pria pun lantas melumat rakus bibir merah ranum itu, sembari memberikan sedotan dan gigitan kasar pada bibir merah nan menggoda milik gadisnya

Begitupun disaat bersamaan tangan nakalnya dengan kuat meremas buah dada yang seolah sudah menjadi buah kegemaranya

Mendapat perlakuan seperti itu spontan suara desahan yang semula hanya tertahan ditenggorokan lolos seketika

"Auuuhhhhhhhhhhhhh!!!...aaahhhhhh...aaahhhhhhh..aaaaahhhhhhhh"

Terbitlah senyum puas dibibir si pria, mendapati keinginanya yang akhirnya tercapai. Seolah usaha untuk membuat wanitanya terangsang dan ikut menikmati permainan panas itu tak sia-sia.

Bagai tersulut, begitu mendengar desahan wanitanya yang terdengar begitu sexy gairah si priapun semakin membara

Ditungganginya tubuh gadis muda dibawahnya penuh nafsu. Tusuka kuat dan bertenaga semakin dilancarkanya pada lubang kenikmatan yang menghasilkan erangan tak karuan, akibat merasai miliknya yang berdenyut-denyut dibawah sana.

"Aaauuuhhhh...aaaaaaahhhhhhhhh.....aaaaaaaauuuhhhhhhhh....aaaaaaaauhhhh......maaaassshhhhh...aaaaaauuhhhh..sakkiiiiiiiittt....mmmaaaassssshhhhhh...toollllooooong beerrreehhheennnnnnttiii...mmaassssshhh......aaaaaahhhh..."

"Akku.....ngggaaak..bbisaa beerrhenntiiii... seekarraaang saayyaaaaangggg.......iniiii...terlallluuuu...niikkmmmaaatttt...aaaaaarrrgggghhhh....Aaarriiiiiaaaannaaaaaa"

Tetesan bening air mata yang sedari tadi menggenangi kelopak mata kini akhirnya jatuh juga.

Sakitnya memang tak sesakit kemarin, seperti saat pertama kali keperawananya terenggut, namun perasaan berdosa, hina dan kotor karena harus kembali larut dalam pergumulan haram diranjang durjana ini.

Arin hanya bisa pasrah, menuruti semua kehendak Sendy pada tubuhnya. Memuaskan hasrat birahi lelaki yang seolah tak bertepi.

Tak seperti kemarin, perlakuan Sendy kali ini sungguh berbeda. Pria itu memperlakukan Arin dengan sangat lembut. Dari setiap sentuhan yang diberikanya seolah ia ingin menciptakan rasa yamanan pada diri Arin

"Maasssh...berrhheeentiii..maaasssshhh...aakkuuu mauu piipiissss..."

Merasakan seolah kandung kemihnya bereaksi, Arin meminta Sendy menghentikan aksinya

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang