Jangan lupa Vote dan Komennya
🍁🍁🍁🍁
"Mmmmhhhhh...uuuggghhhh...."
Suara desahan yang tertahan beberapa kali terdengar mengisi kesunyian sebuah kamar hotel saat dengan penuh gelora sepasang insan yang dibakar gairah tengah memacu, mengejar puncak kenikmatan.
"Aa-aku menyukai desahanmu ss-sayang..jangan dd-iitahan..., ddd-sahhanmu terdengar seksi"
Sendy membisikkan kalimat itu ketelingan Arin sambil terus memacu kejantanannya menusuk pada inti Arin yang sudah basah dengan tempo yang cepat
"Aaakhh...uuukhh...aaahhhh...uuuhh...aakkhh..."
Hujaman keras yang sengaja Sendy berikan nyatanya mampu membobol pertahan Arin hingga akhirnya gadis itupun meloloskan desahan kenikmatanya tanpa bisa ditahan lagi
Tusukan Sendy pada inti Arin terkadang menghentak cepat dan bertenaga, kadang lambat dan terkesan mempermainkan lawan mainnya agar ikut aktif bergerak dibawahnya, guna ikut mencari kepuasan yang ingin pula digapainya.
Entah ini sudah gaya keberapa disore itu, dalam satu sesi permainan mereka.
Arin hanya bisa pasrah mengikuti semua kehendak Sendy. Gadis itu pun tampak sudah lebih mahir dan paham akan cara mengimbangi dan memberi kepuasan pada lawan mainnya.
Layaknya gadis binal yang juga menikmati sensasi seks yang tengah mereka lakukan, Arinpun terlihat aktif memberikan sentuhan bernuansa erotis pada tubuh Sendy.
Seperti saat ini, dengan tanpa malu ia menciumi leher dan tengkuk Sendy, menyesap permukaan kulit berpeluh itu dengan sesekali menggitnya saat tanpa sadar letupan nafsunya mengalir tanpa terkendali
Dengan dada yang saling berhimpit tanpa jarak Arin mengalungkan lenganya pada leher kekar Sendy. Dengan suara pelan dan mendayu terdengar lenguhan serta desahan Arin saat tubuhnya tak lagi bisa melawan gelenyar kenikmatan yang disalurkan pria jantan itu dalam pernyatuan mereka
Jeritan kenikmatan kerap kali terdengar bersahutan kala keduanya mendapatkan pelepasan. Menandakan mereka telah sama-sama berhasil mereguk puncak gairah dalam penyatuan erotis mereka. Bersamaan dengan Sendy yang tak pernah absen memenuhi rahim Arin dengan semprotan spermanya.
Meski terkadang masih tampak malu-malu gadis itu tak lagi bisa menampik bahwa iapun sering ikut larut dan hanyut dalam pergumulan menggairahkan bersama Sendy.
Meski dalam setiap desahan yang keluar dari bibirnya, Arin kerap merutuki betapa hina dan kotor dirinya kini. Merasakan bahwa dirinya tak ubahnya seorang pelacur yang tengah menjajakan tubuhnya pada pelanggan.
Arinpun hanya pasrah, menggeliat dan mendesah kenikmatan kala Sendy dengan buas menggagahinya. Menyetubuhinya berulang kali disetiap pertemuan mereka.
"Mmmass...ssudah mmmas..aku c-ccapek"
Suara terputus-putus itu keluar dari bibir Arin, saat Sendy dengan tanpa lelah dan bersemangat menghujam kemaluanya dengan begitu bertenaga.
Begitupun Sendy tak bergeming mendengar suara rintihan wanita dibawahnya. Dengan tubuh penuh keringat dan nafsu yang masih menggebu ia terus memacu, menggenjot vagina Arin sampai titik terdalamnya.
Pinggulnya bergerak dengan lincah dan menghentak kuat, membuat tubuh pasrah Arin ikut terlonjak dan bergetar berlumur peluh yang membanjiri sekujut tubuh polosnya
Wajar bila gadis itu merasakan lelah dan remuk disekujur tubuhnya dengan vaginanya yang merasakan perih serta kebas, karena ini entah sudah ronde ke berapa sejak pergumulan mereka sore hari tadi hingga saat ini sudah hampir pukul 22.00 malam.
Sendy hanya memberi jeda pada permainan mereka dengan membiarkan Arin untuk makan malam dan menikmati secangkir teh sore tadi. Selebihnya pria itu terus menggempurnya habis-habisan.
Arin tahu betul pria itu tengah marah saat ini. Karena sebelumnya Sendy tak pernah memperlakukanya sampai seperti ini. Meski pria itu terkesan dingin tapi ia tak pernah sampai sebrutal ini sebelumnya.
Sendy yang tak banyak bicara dengan tatapan tajam menusuknya, cukup membuat Arin bisa memahami bahwa suasana hati pria itu sedang tidak baik. Hingga ia sama sekali tak berani melawan dan membiarkan Sendy berbuat semaunya. Ketimbang harus menanggung resiko hukuman yang lebih berat lagi dalam kemurkaan Sendy nantinya.
Sampai hasrat pria itu pun terpuaskan, setelah mencapai orgasmenya, kemudian ia berlalu meninggalkan Arin dengan tubuh telanjang diatas ranjang tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dan begitulah semua berjalan sampai pria itu reda dengan amarahnya.
Hari-hari berlalu terus seperti itu, semenjak kejadian dua pekan lalu. Arin masih disibukkan dengan rutinitasnya yang sama. Sekolah, pekerjaan paruh waktu, merawat Rio, menjaga Bundanya. Dan selebihnya ia menghabiskan waktu untuk melayani Sendy diatas ranjang.
Sempat beberapa hari setelah kejadian itu Sendy menghilang tanpa kabar. Ia sama sekali tak pernah menghubungi Arin sekalipun.
Tapi Arin tak menyangka bila selama itu ternyata Sendy masih menyimpan amarah atas perselisihanya dengan Eza malam itu
Dan beginilah Akhirnya, setelah beberapa hari menghilang, pria tampan itu muncul dengan sejuta amarahnya. Hingga hampir setiap hari pria itu minta untuk dilayani. Dan seperti itupula, pertemuan merekapun selalu berakhir diatas ranjang durjana
***
Sekilas hari-hari Arin tampak berjalan normal seperti biasa. Yang jelas berbeda adalah tak ada lagi kemesraan, panggilan sayang atau candaan manja antara dirinya dan Eza.
Sebagaimana permintaan Arin malam itu, untuk break sementara waktu dan memikirkan kembali hubungan mereka.
Hingga yang terlihat kini adalah, keduanya nampak saling menjauh satu sama lain. Mereka bahkan lebih sering saling menghindar dalam berbagai kesempatan. Hanya saling pandang dan tatap dari kejauhan kemudian saling berlalu seperti orang asing
Tak ayal prilaku keduanya mengundang reaksi para sahabat yang sangat menyayangkan akan retaknya hubungan sepasang kekasih yang mereka ketahui masih saling memiliki perasaan sayang itu.
Sudah berulang kali pula Amel ataupun Ilham berusaha menjadi juru damai untuk keduanya, namun hasilnya nihil, karena tak satupun dari keduanya yang tampak berminat menurunkan ego ataupun mengalah untuk menghakhiri perang dingin itu.
Bahkan tak ada yang tahu persis masalah apa sebenarnya yang menjadikan hubungan Arin dan Eza jadi memburuk seperti sekarang. Karena seperti yang semua orang tahu keduanya begitu saling mencintai dan tak terpisahkan sebelumnya
***
Waktu berlalu terasa begitu cepat hingga menyisakan satu bulan lagi menuju ujian kelulusan.
Tak ada yang berubah, justru hari-hari Arin semakin disibukkan dengan berbagai persiapan ujian. Sebisa mungkin gadis itu meluangkan waktu untuk belajar dimanapun tempatnya. Waktunya sungguh habis dan terporsir sampai tak menyisakan banyak waktu untuk sekedar beristirahat.
Arin masih memprioritaskan sekolahnya meski ia sendiri ragu apakah ia masih akan bisa melanjutkan pendidikanya nanti. Jangankan untuk mengejar mimpi indahnya kuliah diluar negeri, melihat kondisinya saat ini, Arin sepertinya pun harus bersiap-siap mengubur cita-citanya untuk melajutkan pendidikan.
Situasi yang sulit dan tekanan hidup mengharuskanya paham akan kemungkinan terburuk itu, tapi meski demikian Arin tak patah arang. Ia masih terus bersemangat menghadapi ujian sekolah. Karena meski impianya untuk melanjutkan kuliah nanti harus pupus, setidaknya nilai cemerlang diakhir masa SMA nya akan sedikit menjadi pelipur lara dan kenang-kenangan terindah yang dapat ia ingat dari masa mudanya kelak.
***
Kalau pengen menghujat Arin yang jadi gatelan, waktu dan tempat dipersilahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Dosa
RomanceKeceriaan gadis berparas cantik idola SMA Nusa Bangsa bernama Ariana Kamilla harus lenyap seiring gerusan cobaan hidup yang harus ia alami. Penghianatan, kehilangan, tipu daya, dan kejinya pemerkosaan yang dialami Ariana diusia belia, menjerumuskan...