Selingkuh

515 15 4
                                    

Image yang selama ini tersemat pada diri Arin sebagai cewek cantik, pintar, anggun, penuh percaya diri, seakan rontok dalam sekejap.

Sikap cuek Sendy yang seolah tak ambil pusing dengan kekacauan yang sempat dilihatnya tadi tidak serta merta membuat Arin terbebas dari rasa malu yang membuatnya memilih lebih banyak bungkam selama dalam perjalanan menuju sekolah.

"Berhenti di depan situ..ee.."

"Mas...panggil aja Mas, supaya kita bisa lebih akrab"

"Oo..iya..M..m..as...." dengan sedikit rasa  canggun Arin memanggil Sendy sesuai dengan permintaan pria itu.

"Terima kasih ya..m..mas Sendy.. atas tumpanganya"

"Sama-sama Ariana.." senyum khas itu kembali muncul diakhir perjumpaan mereka.

Arin sudah membuka pintu mobil dan hendak turun saat Sendy menarik lenganya

"Ariana..., boleh Kapan-kapan  mas minta tolong untuk diantar keliling kota A, mas baru disini jadi belum banyak orang yang mas kenal juga banyak Tempat-tempat yang belum mas kunjungi

Arin terdiam sesaat, sebelum akhirnya gadis itu mengangguk menyetujui permintaan Sendy.

Setelah saling bertukar nomor ponsel Arinpun segera turun dan berlari menuju gerbang sekolah yang sudah hendak ditutup.

Beragam kesialan yang dialami Arin sepertinya masih harus berlanjut, tak hanya kejadian memalukan tadi pagi, sampai iapun nyaris terlambat masuk sekolah, hingga Eza yang Tiba-tiba menghilang tanpa kabar, bahkan ponselnyapun tak dapat di hubungi seharian ini, membuat Arin dicekam rasa cemas.

Semua pesan yang dikirimkan Arin tidak ada satupun yang dibalasnya, hal itu sungguh membuat Arin kesal

Bersyukur rasa kesalnya sedikit terobati saat beberapa menit yang lalu bunda menelepon untuk mengabarkan bahwa tante Ira sudah melahirkan, sehingga hati Arin merasa sedikit terhibur.

Bunda meminta Arin untuk  mengantarkan beberapa pakaian ganti seusai pulang sekolah nanti, karena bunda akan menginap di rumah sakit untuk menemani Tante Ira dan Om Bram.

Tante Ira adalah saudara kandung bunda Satu-satunya, wajar bila bunda memberi perhatian lebih pada tantenya itu, terlebih setelah orang tua mereka meninggal, bundalah yang menggantikan peran menjadi orang tua bagi Tante Ira.

Amel, Alfon dan Sisi begitu bersemangat untuk menemani Arin pergi ke Rumah Sakit sore itu,  skarena mereka ingin cepat mengucapkan selamat pada Tante Ira atas kelahiran putri cantiknya.

"Gue dah nggak sabar guy's buat liat babynya tante Ira, Kira-kira mirip siapa ya..?"

"Yang jelas nggak mungkin mirip loe.."

"Ha ha ha"

Gelak tawa mereka yang bersamaan seketika membuat wajah Alfon merengut mendengar celetukan spontan Amel yang mulai meledeknya

"Secara foon..Tante Ira cantik, Om Bram guanteeng ya anaknya udah pasti cantik lah.."

Arin yang duduk di kursi depan hanya  menggelengkan kepala mendengar candaan ketiga sahabatnya itu, begitupun dengan pak Kusno yang terkadang ikut tergelak juga mendengar kegilaan mereka.

Perasaan Arin sungguh tak bisa disembunyikan, ada rasa tidak tenang memikirkan Eza yang tak kunjung memberi kabar.

ini bukan kali pertama Eza menghilang Tiba-tiba, membuat hati Arin kerap di landa kekhawatiran.

Semakin Arin mengenal Eza seolah semakin banyak hal yang di sembunyikan kekasihnya itu.

Meskipun usia hubungan mereka sudah menginjak 5 bulan bukanya semakin terbuka, Eza justru tampil sebagai sosok yang misterius, cowok itu terkesan enggan menceritakan seputar kehidupanya.

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang