Jangan lupa Vote dan Komennya
"Apa kamu mengizinkan kalau aku ingin membantumu Ariana"
🍁🍁🍁
Arin termenung sejenak setelah mendengarkan niatan hati Sendy yang ingin mengulurkan tangan untuk membantunya. Disisi lain keadaan memang mengharuskanya segera berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Bunda tercintanya, namun ada sesuatu yang seolah masih memberatkan lidahnya untuk mengiyakan tawaran Sendy itu
Arin memberanikan diri untuk menatap mata Sendy, seolah mencari sesuatu yang mampu meyakinkanya bahwa pria dihadapanya ini memiliki ketulusan yang tak semestinya ia ragukan.
Dalam kondisi yang terjepit saat ini memang tak banyak pilihan yang bisa ia lakukan, tapi setidaknya ia memiliki keyakinan bahwa tak akan ada sesal yang akan mengikutinya dibelakang kelak
Merasa tak lagi ada pilihan lain dengan sangat terpaksa Arinpun mengagguki tawaran yang diberikan Sendy untuk membiayai semua pengobatan Bundanya sampai sembuh. Begitupun Sendy menyambut baik keputusan Arin itu dengan segera memerintahkan asistenya Krisna untuk menyelesaikan semua yang berkaitan dengan administrasi Rumah Sakit.
"Terima kasih banyak ya Mas, Mas Sendy jangan khawatir. Setelah Arin kerja nanti Arin akan berusaha melunasi semua uang yang Arin pinjam sama Mas.
Sendy justru tertawa menanggapi ucapan polos dari gadis cantik itu yang terdengar begitu konyol "Iya..iya.., mas nggak ragu kok. Tapi jangan lupa berikut bunganya ya.."
Sontak kelakar Sendy barusan ternyata mampu menghadirkan tawa renyah yang sempat hilang dari gadis dihadapanya itu
"Ngomong-ngomong.., kenapa bisa kebetulan sekali Mas Sendy ada di Rumah Sakit ini, memang siapa yang sedang sakit Mas" tanya Arin saat keduanya berjalan berdampingan menuju kamar perawatan Bunda.
"Oo..itu, kebetulan sekali ada orang kepercayaan Mas yang dirawat di Rumah Sakit ini setelah mengalami kecelakaan kemarin sore, jadi Mas baru saja membesuknya tadi"
Sungguh kebetulan yang tak disangka-sangka bagi Arin bisa bertemu Sendy disaat seperti ini, disaat ia sungguh membutuhkan seorang penolong.
Setelah melihat kondisi Bunda yang sudah mulai sadar diruang perawatan, berlanjut dengan menemaninya mengikuti serangkaian prosedur tes persiapan untuk memastikan operasi yang akan dijalani Bunda malam ini.
Kegugupan sudah jelas menyelimuti hati Arin, bagaimana tidak, ini merupakan operasi besar yang menaggung banyak resiko, tentu saja berbagai macam bayangan buruk berseliweran di benak Arin membayangkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Beruntung ada Mbak Asih yang dengan setia tak pernah sedetikpun beranjak dari sisi Arin, begitu pula Sendy yang mengesampingkan segala kepentinganya dan memilih untuk tetap mendampingi gadis malang itu.
Berulang kali Arin meminta Sendy untuk pergi kerena tak ingin lebih merepotkan pria itu nyatanya Sendy tak bergeming dan memilih untuk tetap bertahan menemani Arin tanpa pernah beranjak sekejappun.
Detik-detik menjelang waktu operasi Bunda sudah semakin dekat, Arin yang didera rasa gugup hanya bisa mencengkram erat jemari Bunda dalam pelukanya. Sesekali menciumi wajah Bunda serta membisikan kalimat-kalimat penyemangat ketelinga wanita kesayanganya itu, Hingga beberapa orang berpakaian steril berwarna serba biru dengan tutup kepala masuk keruang perawatan dan membawa Bunda memasuki ruangan operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Dosa
RomanceKeceriaan gadis berparas cantik idola SMA Nusa Bangsa bernama Ariana Kamilla harus lenyap seiring gerusan cobaan hidup yang harus ia alami. Penghianatan, kehilangan, tipu daya, dan kejinya pemerkosaan yang dialami Ariana diusia belia, menjerumuskan...