Awal Jumpa

843 26 5
                                    

"Maaf ya mas, aku gak bisaa..a, aku udah terlanjur janji sama Amel dan Sisi.., gimana dong" Tolak Arin secara halus

Dimas terdiam sejenak, kemudian mengerdikan bahunya sambil mengangguk, menarik sedikit kedua sudut bibirnya, tampak ada gurat kecewa disana.

Ini memang bukan kali pertama Arin menolak ajakan jalan Dimas, entah untuk dalih kepentingan OSIS atau secara langsung Dimas meminta Arin untuk meluangkan waktu sekedar jalan berdua.

Meski sebenarnya Dimas tahu Arin hanya mencari-cari alasan saja untuk bisa menolak ajakanya, semata karena gadis itu tak ingin Dimas menaruh harap padanya.

Suasana sudah mulai lengang sejak 45 menit yang lalu, sejak bel pulang sekolah berbunyi.

Yang terlihat hanya tinggal sisiwa siswa yang tengah sibuk dengan kegiatan Eskul di sekolah.

Jegreek....

Suara pintu terkunci bersamaa dengan keluarnya Arin dan Anjani dari ruangan mading

"Mau langsung pulang Rin?" Tanya Anjani

"Iya Jani, udah ada janji sama 3 kurcaci ituuu..., tapi mereka udah jalan duluan"

"Ya udah kalau gitu kita pisah disini yaa.., daaa..Ariinn" Anjani melambaikan tangannya.

mereka pun berpisah tepat di depan ruang UKS

Arin melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah melalui jalan pintas, yaitu melalui lapangan Basket, karena akan jauh lebih dekat ketimbang ia harus memutar arah melalui ruang kelasnya lagi.

Ternyata suasana masih tampak ramai, riuh suara Anak anak Eskul basket yang sedang mengadakan latihan.

Arin berjalan terus sambil sesekali membuang
Pandangannya kesegala arah, sedikit mempercepat langkahnya saat melihat jam tanganya sudah menunjukan pukul 14.30, tandanya ia sudah terlambat 1 jam lebih

Haahh..

Arin mendesah, sudah bisa dipastikan kalau ketiga sahabatnya itu pasti akan mengomel Habis-habisan.

"Ariiiinnn"

Suara itu sontak membuyarkan lamunan Arin, membuat gadis itu memperlambat langkahnya, matanya memandang sekeliling hendak mencari tahu.

"Riiiinn"

Tampak lambaian tangan dari kejauhan, dari kerumunan Anak-anak anggota basket

"Ilhaamm"

Arinpun membalas dengan lambaian tangan sambil tersenyum lebar, menyambut Ilham yg tampak berlari ke arahnya

"Hheeyy....gue nyariin lu tau Riin dari kemaren" Hahh...dasar orang populeeer....susah banget ketemunya"

Plaakk

Arin menepuk pundak Ilham yang sudah berjalan mensejajarinya.

"Lo kali yang sekarang sibuk, udah lupa sama gue..dah gak pernah Kasih-kasih kabar lagi"

"Hahahaha..." Tawa Ilham riang

"Justru sekarang ini gue mau kasih kabar, besok dateng yaa...ngumpul sama Anak-anak"Ajak Ilham

"Dimana?" Arin mengeratkan genggaman tangannya yang menggantung di sebelah kiri pundak Ilham, matanya berbinar penuh antusias

"Dirumah gue dong.., masa di rumah loe..., habis gue di cincang bokap loe"

Keduanyapun tergelak lebar

"Siapa aja yang dateng" Tanya Arin makin penasaran

"Teman-teman kita yang biasanyalah,  eemmm...jangan lupa buat ajakin tu sekalian si rese Amel sama Alfon. Bisa ngamuk mereka kalau sampai ketinggalan"

Belenggu DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang